Chapter 20 (IND)

1.2K 111 34
                                    

"Jadi, apa yang terjadi sebenarnya, P'? Bicaralah! Aku butuh penjelasan disini!!! Kenapa.... kenapa P'Krist dan lelaki itu..." Mook langsung mengintrogasi Godt, ketika dia sudah 15 menit hanya melihat Godt duduk diam sambil menghela nafasnya.

"Maafkan P', Mook. Harusnya P' jujur dan juga mendiskusikan soal ini lebih dulu padamu dan ibu. Tapi... P' hanya tidak tau bagaimana cara menyampaikannya."

"P'Krist berselingkuh di belakangmu? Benar begitu kan?"

"Tidak Mook. Bukan seperti itu. Krist dan Singto... maksudku..." Godt sedikit tergagap, ketika dia melihat Mook mulai menangis di hadapannya. "Dengar Mook, semuanya begitu rumit. Aku tau kau sangat menyayangi Krist dan aku tau ini semua berat untukmu. Ini juga berat untukku, Mook. Tapi aku tak bisa memaksakan Krist untuk mencintaiku. Kau tau kan, kenapa selama ini Krist depresi? Itu semua karena kekasihnya menghilang setelah kecelakaan pesawat itu dan jasatnya tidak di temukan. Dan... kau tau... Singto lah kekasih Krist itu. Tuhan memberikan keajaiban pada mereka dan menyatukan mereka lagi, walaupun Singto sempat kehilangan ingatannya. Mook, aku ini Cuma manusia biasa. Aku tak bisa melawan kehendak Tuhan. Aku tau, kenapa Tuhan membawa kembali Singto pada Krist. itu semua karena memang mereka diciptakan untuk satu sama lain. Aku tak bisa menipu diriku sendiri dan orang lain dengan tetap menahan Krist di sampingku. Itu... akan menyakitinya juga. Dan aku tak ingin melihatnya terluka. Kau mengerti kan Mook?"

"Tidak bisa begitu P'! Kau yang selalu ada untuk P'Krist ketika dia terpuruk. Kau yang selalu ada di sampingnya ketika dia membutuhkan seseorang. Kau adalah orang yang menyelamatkan hidupnya! Jika tidak ada kau, dia sudah mati sejak lama! Dan dia setuju menikah denganmu! Itu artinya dia mencintaimu P'! Lalu sekarang, hanya karena kekasihnya yang hilang itu kembali, dia bisa begitu saja seenaknya meninggalkanmu dan melupakanmu? Itu tidak adil P'Godt!!! Tidak adil!!!"

"Mook..."

"Pokoknya aku benci P'Krist dan kekasihnya itu! Aku benci mereka berdua!!!" Mook mulai menangis sesenggukan di samping Godt. Tangannya mengepal erat dan dadanya terasa sangat sesak sekali. Benar memang, dia sangat menyayangi Krist sebagaimana dia menyayangi kakak kandungnya sendiri. Namun sekarang dia sudah terlanjur kecewa dengan sikap Krist.

"Jangan begitu Mook. Kau tak boleh membencinya. Krist tidak bersalah. Karena tidak pernah ada yang salah dalam cinta, Mook."

"Tapi-,"

Godt langsung memeluk tubuh adiknya itu dengan erat, "Jangan khawatir, Nong... semuanya akan baik-baik saja."

Mook masih menangis sesenggukan di dada Godt. Godt sangat mengerti bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh Mook. Sejujurnya, dia merasakan kesedihan yang jauh lebih hebat daripada apa yang di rasakan oleh Mook. Tetapi dia ingin bersikap dewasa. Dia tidak ingin bersikap egois, terlebih lagi di depan Mook. Dia harus bisa memberi pengertian pada adik semata wayangnya itu, jika memang dia dan Krist sudah tidak bisa bersama lagi.

"Lalu bagaimana cara kita memberitahu Mae, P'? Mae pasti akan snagat sedih mendengar berita ini,"

"Tidak apa-apa Nong... nanti P' sendiri yang akan berbicara pada Mae. Kau tak usah khawatir ya..."

Mook kemudian melepaskan pelukannya di tubuh Godt dan menatap lurus kakaknya itu, "Lalu bagaimana dengan P'Godt?" Ucapnya lirih.

Godt tersenyum kecil, lalu mulai mengusap air mata Mook yang membanjiri pipi putihnya, "P' tidak apa-apa, Nong... P' baik-baik saja."

"Bohong! Kau tau kau tak akan pernah bisa berbohong padaku, P'Godt."

Senyum di wajah Godt mulai sedikit memudar dan meredup. Memang benar, dia tidak pernah bisa berbohong pada adiknya. Mook dan Ibunya adalah dua orang yang selalu bisa mengerti perasaannya, walaupun dia tidak berucap apa-apa sekalipun.

ARE YOU BRAVE ENOUGH? (IND/ENG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang