PROLOGUE

393 25 2
                                    

Sky berhenti tiba-tiba. Tidak masuk akal, ruangan terus berputar di sekelilingnya. Sialan, tidak mungkin. Tidak di sini, tidak sekarang.

Namun, tanda-tandanya tidak mungkin salah. Detak jantungnya terdengar hingga ke telinganya. Gelombang hangat menyapu tubuhnya. Tiba-tiba, udara sesak dan terasa sepahit empedu.

Sialan, berengsek, keparat. Ia harus meninggalkan tempat ini, secepat mungkin.

“Kenapa kita berhenti?” tanya wanita itu. “Musik belum berhenti.” Suara wanita itu terdengar seolah berasal dari jarak yang sangat jauh, dan disaring oleh wol yang tebal.

“Sudah selesai untukku.” Sky menoleh ke sekeliling ruangan. Pintu yang sedikit terbuka di bagian sebelah kirinya terlihat menjanjikan. Ia berusaha untuk melepaskan wanita itu, tetapi wanita itu mencengkeram bahunya dengan sangat erat dan menahannya sekuat tenaga. “Demi Tuhan,” ujar Sky, “biarkan ―”

“Biarkan kau apa?” Mata wanita itu melirik ke samping, kemudian berbisik, “Biarkan kau pergi? Biarkan kau meninggalkan aku di sini, dan membuatku malu di depan semua orang? Dari semua tindakan pengecut, tidak berperasaan, tak termaafkan….” Saat kehabisan kata-kata, wanita itu memberikan tatapan menuduh yang menyiratkan ribuan kata lain. “Aku tidak mau menerimanya.”

“Baiklah, kalau begitu. Jangan lakukan.”

Sky menyelipkan lengannya ke pinggang wanita itu, memeluknya dengan erat, mengangkat tubuh Adrienne J Haywood― dua, empat..., enam inci dari lantai. Sampai mata mereka sejajar, dan sepatu wanita itu menggantung di udara.

Sky menikmati syok yang membuat mata biru pucat itu membelalak.

Kemudian, Sky membawa wanita itu keluar dari ruangan ramai itu menuju malam yang gelap.

 BIZZARE.

BIZZARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang