Bagian 6

349 6 0
                                    

*Bel Pulang sekolah..

"eh Zifa lo masih aja diem kaya patung, yaelah gue berasa punya temen patung" ucap Claudia kesel.

"yaelah lo berisik banget sih" ucap Zifa cuek.

"iya Fa ini kaya bukan Zifa yang kita kenal" ucap Vania sedih.

"iya deh maafin gue guys, gue lagi pengen sendiri. Btw gue pulang duluan yah" ucap Zifa yang pergi gitu aja.

"gue ngerasaan ada yang aneh sama si Zifa, kaya ada yang dia pikirin tapi dia gak mau cerita sama kita" ucap Zahra.

"iya gue sebel sama dia, kita itu sahabat nya bukan orang lain" ucap Claudia yang masih kesel.

"mungkin dia masih belum bisa cerita sama masalah nya, nanti juga dia bakalan cerita kalau pikiran dia udah tenang" ucap Vania.

"udah ahhh mungkin si macan berita lagi butuh waktu buat sendiri, mendingan kita nongkrong di kafe" ucap Claudia ceria.

"dasar manusia moodian tapi kesel sekarang seneng" ucap Vania yang bingung dengan kelakuan sahabat nya yang satu ini.

"yaudah capcus guys" ucap Claudia semangat 45.

"ayo kita keparkiran" ucap Zahra.

"mau ngapain ke parkiran" ucap Claudia bingung.

"ehh lemot yah kan kita ke kafe mau naek apa mau jalan kaki, yah kita nebeng mobil nya Zahra lah" ucap Vania.

"ohh iya gue lupa" ucap Claudia cengengesan.

"yaudah ayo" ucap Zahra.

Di tempat lain tepat nya di sebuah ruangan yang lumayan luas terdapat seorang gadis yah sedang merenung.

"ahhh gue benci sama hidup gue" teriak Zifa dengan amarah yang dia pendam dari tadi.

"kenapa hidup gue harus gini sih, gue pengen hidup biasa kaya orang lain yang bisa hidup tenang tanpa berhubungan dengan darah, pembunuhan, dan kematian" ucap Zifa dengan air mata yang mulai membahasi pipi nya.

Iya benar seorang cewe yang sedang meratapi nasib saat ini adalah Zifa, ini adalah tempat rahasia yang tidak ada seorang yang tau termasuk sahabat sahabatnya maupun orangtua dan kakaknya sendiri. Bisa di bilang ini seperti rumah apartemen kecil tapi tidak bisa di bilang kecil karena di dalam apartemen ini terdapat satu kamar, dapur, dan kamar mandi.

Beberapa saat kemudian bel pun berbunyi. Zifa pun karena selama ini tidak ada pernah seorang pun yang tau atau tamu yang datang ke apartemen nya.

"siapa yang dateng perasaan gak ada yang tau tentang apartemen ini" ucap Zifa yang mulai mendekati pintu.

Di bukanya pintu secara perlahan.

"yaelah lo lama banget sih buka pintu nya" ucap seorang cowo yang sedang memainkan hp di tangan nya.

"lo siapa?" tanya Zifa dingin.

Si cowo yang tadi memainkan hp nya pun mendongkakkan kepala untuk melihat siapa yang ada di depan nya.

"ehh lo yang siapa kenapa lo ada di depan pintu apartemen kakak gue" ucap cowo curiga.

"sorry lahh lo kayanya salah apartemen" ucap Zifa yang ingin menutup pintu apartemen tapi di tahan oleh cowo yang tadi.

"tunggu dulu, dimana kakak gue? Kak.. Kak Tio.." teriak cowo itu memanggil nama kakak nya.

"berisik lo bisa gak sih kecilin suara lo ini tuh buka pasar ngapain lo teriak teriak" ucap Zifa yang mulai jengkel dengan kelakuan cowo yang yang ada di depan nya ini.

"kak kak Tio" teriak Cowo itu terus tanpa mempedulikan cewe yang ada di depan nya saat ini sedang menahan amarah nya.
"woy Revan gue di sini ngapain loh di situ teriak teriak" ucap Cowo yang ada di sebrang apartemen Zifa.

"kenapa lo ada di situ bukan apartemen loh yang ini yah" ucap cowo yang bernama Revan itu bingung.

Zifa yang sudah kesel dari tadi langsung menutup pintu apartemen dengan keras.

"buset dah nih cewe kagak ada lembut lembut nya sama sekali" ucap Revon heran.

Revon pun menghapiri cowo yang ada di sebrang apartemen cewe tadi.

"Hahaha lo kalau mau modus liat liat" ucap cowo yang ada di depan Revon.

"diem loh kak Tio siapa yang modus gue itu salah apartemen bukan nya modus" ucap Revon kesal dan langsung masuk ke apartemen kakaknya itu.

Tio pun ikut masuk dan menutup pintu apartemen nya.

***

#Vote & Comment





Darah SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang