WHY Part 3

461 56 40
                                    

Aroma sedap tercium oleh indra penciuman Woohyun saat ia sudah rapi dengan setelan kemeja berwarna biru tua bergaris. Ia melihat Sunggyu baru saja selesai menata beberapa makanan, ada ayam dan sup sayuran. Ia melihat istrinya memakai pakaian santai ala rumah, kaos putih tipis dan celana potong selutut. Tak lupa apron berwarna merah yang melekat di tubuhnya, sedikit membuat dada Woohyun berdegup gugup. Ini pengalaman langka melihat Sunggyu seperti ini.

Sunggyu berbalik badan, ia sedikit terkejut melihat suaminya tampak rapi dan tampan, yah... dia mengakuinya. Sunggyu juga sedikit gugup, ia melihat ke arah lain. Semalam mereka bertengkar, dan sunggyu menghabiskan setengah malamnya untuk menangis. Entah Woohyun menyadarinya, mata Sunggyu terlihat bengkak dan penampilannya sedikit berantakan.

Woohyun mengambil air minum ke arah dapur. Mata Sunggyu mengikuti pergerakan lelaki tampan tersebut. Berharap ia akan berjalan ke arah meja makan dan makan masakan buatannya.

Tapi sepertinya Woohyun tampak tidak tertarik sama sekali dengan sarapan buatannya. Setelah meneguk segelas air, ia langsung kembali ke kamar dan mengambil tasnya. Ia berlalu begitu saja tanpa mengatakan sesuatu.

"K-kau tak sarapan dulu?", dengan sekuat tenaga Sunggyu memberanikan diri mengajak Woohyun berbicara saat pemuda itu hendak menuju pintu keluar rumah.

"Mungkin kau akan meracuniku dengan makanan itu", ucap Woohyun. Dingin.

"Aku jamin ini enak. Aku sudah mencicipinya sebelumnya", Sunggyu mencoba untuk ceria. Mencairkan suasana dinginnya pagi itu.

"Kau habiskan saja sendiri", ujar Woohyun cuek. Ia telah selesai memakai sepatunya, dan pergi begitu saja.

"Hati-hati", ujar Sunggyu.

Saat tubuh tegap pemuda itu tenggelam dibalik pintu, wajah ramah itu langsung hilang. Ia menghela nafas kasar dan melihat hasil karyanya di pagi hari ini. Ia tak mungkin menghabiskan semuanya, ini terlalu banyak. Salahkan dirinya yang terlalu semangat hingga memasak dengan porsi lebih dari dua orang. Bahkan sekarang hanya dia yang harus menghabiskannya.

Ia menelpon Sungyeol, mengajaknya sarapan di rumahnya. Ia juga mengajak Sungyeol untuk membawa beberapa temannya untuk membantu menghabiskan sarapannya.

#WHY#

"Woooah... apa ada syukuran disini? Banyak sekali makanannya", Puji Sungyeol. Ia tampak semangat. Tanpa peduli yang lain, ia langsung duduk dan mengambil nasi. Sunggyu menepuk tangannya.

"Cuci tangan sana!", omel Sunggyu.

"Iya nona Nam", gerutu Sungyeol. Mempuat Sunggyu sedikit malu mendengarnya.

"Makanan ini enak Sunggyu-ssi", Puji Sungjong. Sunggyu tersenyum.

"Aku ragu kalau makanan ini tak enak. Syukurlah kalau enak"

"Eeeey... Kau tak usah ragu. Ini enak sekali. Suamimu pasti suka", tambah Sungjong.

Deg!

Sunggyu tertawa renyah, dalam hati ia berpikir. Jangankan suka, disentuh saja ia tak sudi.

Sungyeol kembali dari acra cuci tangannya, ia langsung semangat mengambil nasi dan lauk-lauk yang ada. Sunggyu tersenyum melihat mereka tampak begitu menikmati makanan.

"Kau tak makan, Sunggyu?", tanya Sungyeol.

"Aku sudah sama woohyun tadi", bohong Sunggyu.

"Aaah... sudah kuduga. Kalian semakin mesra saja, Gyu.", goda Sungyeol.

#WHY#

Woohyun terdiam menyesapi kopi miliknya. Ia termenung, memikirkan bagaimana Sunggyu tadi pagi. Ia jelas-jelas tahu darimana asal mata bengkaknya dan wajahnya yang pucat. Tak hanya pagi tadi saja, juga hari kemarin. Ia sebenarnya merasa khawatir, ia ingin tahu apa yang membuat lelaki manis itu tampak tak baik-baik saja. Apakah Myungsoo? Atau dirinya sendiri?

I Love You But You Don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang