OH TUHAN, JANGAN!

27 0 0
                                    


Taukah kau?
Aku pernah merasakan ini
Sungguh tak ingin lagi kurasa

Ketika yakin kelopakku sudah terbuka
Tapi tak secerca cahaya pun dibias lensa
Tak sekelebat bayang pun tertangkap retina

Oh, Tuhan butakah saya?

Hening
Bisik angin pun tak jua menerpa
Gemerisik dedaunan tak jua getarkan gendang telinga
Oh, Tuhan tuli kah saya?

Tidak
Deru hembusan napasku pun masi menggema

Oh, Tuhan ada apa gerangan?
Kaku semua tak terasa
seperti tubuh tertindih hampa
Terpenjara tapi entah dari apa
ujung kaki pun tak mampu kurasa
kuingat betul tangan kakiku tak terikat
nyatanya susah pula kuangkat
Hanya punggung kurasa melekat
Tapi entah apapun tak kulihat
Hanya senyap dan gelap
Ah, kenapa ini?
Kenapa sulit kubersuara
Tercekat
tak mampu getarkan pita dalam laringku
Ah,  kenapa ini?
kupaksa sudah tak jua melantang

Oh Tuhan,
ini kah lorong antara dunia dan akhirat?
Dimensi lain penghubung surga dan neraka?
Oh Tuhan,
dimana sebenarnya kuberada?

Ingatanku melayang
Pada ruang tempat kita bercengkrama
Terbahak karena satu sinema
Bahkan sendu hingga tergugu karena drama
Kuingat terduduk di sofa
Mendengar liukan nada
Yang tetiba hilang di ujung guncangan maha dahsyat
Dan seketika semua gelap
Ah, inikah ajalku?

Oh Tuhan, jangan hari ini

Begitu pintaku
Disergap ciut nyali menghadapNya
Membawa diri penuh noda dan cela
Berjejal dosa tiada kebajikan
Oh Tuhan,  jangan sekarang.
Aku tak siap

Ah, terkatup kelopakku lalu
Terhanyut penyesalan berlarut
Tenggelam dalam siksa batinku
Tuhan ampuni aku

Tuhan, ijinkan kukembali
Membuka mataku
Tangkap secerca cahayaMu
Benahi hidupku
Takkan lalai ku menyembahmu
Bersimpuh dalam sajadah terbentang panjang
Tersungkur aku mencari ridhoMu

Begitu pintaku masa itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang