5

55 4 0
                                    

Sudah satu minggu Anin tidak pergi ke kantor dan tidak menerima siapapun yang datang kerumahnya. Anin benar-benar merasa dirinya konyol namun yang ia rasakan benar-benar sakit.

Dari dulu Anin selalu menutup dirinya sehingga Anin tak mempunyai teman. Yang di anggap teman hanya Dinan.  Karena ia pikir Dinan orangnya tidak ribet seperti wanita yang lainnya.

Anin mendengarkan lagu Sam Smith - Too Good At Goodbye.

Ia mengingat Zac dan Dinan.

"Zac brengsek. Dinan sama." Ucapnya kepada diri sendiri.

Anin membuka Instagram ketika ia melihat profile Zac ternyata ia masih dengan pacarnya, begitupun dengan Dinan.

"Kok gue marasa paling sedih ya?"

Ia terus nge-stalk mereka.

"Lah ngapain gue harus stalk si Zac?"

Aninpun langsung melemparkan handphonenya dengan sembarang.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar Anin.

"Siapa?" Teriak Anin.

"Bibi Non." Ucap Bi Reom

"Ada apa bi?"

"Non, makan dulu. Masa sehari makan sekali?"

"Harusnya berapa kali? Yang ngerasa lapar siapa? Bibi?" Gumam Anin dengan malas.

Tiba-tiba suara Bi Reom merubah menjadi seorang pria.

"Lo jangan bego. Buka pintunya. Gue mau ngomong." Ucap pria itu.

Anin tau siapa pemilik suara itu.

"Ngapain lo kesini?"

"Gak dibuka gue dobrak nih, sumpah."

Anin pun langsung membuka pintu itu karena ia tak ingin ada hal apapun terjadi.

Dengan malasnya ia melihat Dinan lagi.

"Ada apa?" Tanya Anin

"Lo kenapa jaga jarak sama gue?"

Anin melihat ke mata Dinan. Kali ini Anin bener-bener muak dengannya.

"Lo bilang kenapa? Lo pikir gue abisin waktu gue buat berduaan sama lo gak jadi beban buat gue?"

"..."

"Lo pikir gue gak sakit hati liat lo sama cewek lo? Lo pikir gue bisa nahan perasaan gue?"

"..."

"Lo salah. Bikin seseorang nyaman tapi lo pun bikin nyaman orang lain juga."

"Gue gak paham apa yang lo omongin. Lo bener-bener ngehindar gue karena kakak gue kan?" Tanya Dinan

Dahi Anin berkerut.

"Maksud lo? Buat apa karena kakak lo?"

"Lo udah ngelakuin itu sama kakak gue kan?" Tanya Dinan

"Gak usah ngaco Nan! Gak usah bikin suasana tambah rusak!" Teriak Anin.

"Kakak gue bilang kalo dia udah ngelakuin malam itu sama lo."

"Terus masalahnya sama lo apa Nan?!" Teriak Anin.

Dinan mengerutkan dahinya.

"Apaa?!!! Jadi gue malem itu tidur sama dia? Yakali gue kira yang mana! Lo ngaco kan Nan?" Ucap Anin

"Sebaiknya lo sekarang ke dokter. Biar gue yang anter."

"Gak usah."

Dinan memegang tangan Anin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNINVITEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang