Anin menggeliat dan membuka matanya. Ia tak mengingat apa yang terjadi semalaman, yang ia ingat hanya menangis dalam pelukan Zac kemudian Zac membuat Anin tertawa.
"Pasti gue mabuk dan dibawa kesini. Ternyata Zac baik juga." Ucap Anin kepada dirinya sendiri.
***
"Bi, mama sama papa kemana?" Tanya Anin kepada asisten rumah tangganya yang bernama Bi Reom.
"Tadi jam 09.00 mereka pergi, ke London. Mereka ada urusan penting tentang perusahaan fashion disana katanya begitu Non."
Anin mengangguk lalu meninggalkan Bi Reom.
Anin melihat jam di tangannya menunjukan pukul 13.45 . Anin memutuskan untuk melihat keadaan kantor. Dan juga untuk melihat Dinan.
Anin mengganti pakaiannya dengan sangat elegan. Kemudian ia membawa mobilnya dan langsung berangkat ke kantor. Ia mendengarkan lagu, ketika di lampu merah ia melihat kearah kanan. Ia mencoba membulatkan matanya agar terlihat jelas apa yang sedang ia lihat, dan benar saja Zac bersama wanitanya. Bukan. Pacarnya.
Ada sesak di dadanya namun ia tak paham atas apa yang sedang ia rasakan. Ia membuka kaca dan berharap Zac melihatnya. Zac melihatnya namun seperti tidak mengenal kepada Anin.
Anin membuang nafas dengan sembarang. "Orang ganteng mah bebas, lah kalo orang cantik? Punya pacar banyak dibilang murahan padahal wajar karna cantik. Ahhh!" Gumam Anin kepada dirinya sendiri
***
"Nin?"
Anin baru saja duduk dikursinya.
"Apa Nan?"
"Banyak hal yang ingin gue pertanyakan." Ucap Dinan sambil duduk dihadapan Anin.
"Tentang?"
"Lo, kakak gue, dan perasaan lo."
Seketika Anin jantungnya langsung berdegup kencang. Tangan Anin kembali berkeringat.
"Tentang gue apanya? Perasaan gue yang mana?" Tanya Anin dengan nada sedatar mungkin.
Dinan menatap wajah Anin.
"Lo kenapa? Dan lo kenapa malem kemarin bisa sama kakak gue? Perasaan lo ke gue gimana?"
Anin tak menatap wajah Dinan. "Apa sih lo? Kurang kerjaan? Lo sakit? Becanda? Gue lagi gak pengen becanda."
"Gue kelihatan lagi bercanda Nin?"
Mana gue tahu bodoh, natap lo ajak kagak. Ujar Anin dalam hati
"Ada apa Nan?"
Kali ini Anin berusaha setenang mungkin untuk melihat muka pria itu.
"Lo ada apa sama kakak gue? Sampe bisa-bisanya kakak gue bilang lo milik dia malam itu?"
"Gue hanya cari informasi aja, kan kata lo dia itu Dirut yaudah gue bicara sama dia."
Kali ini Dinan memegang tangan Anin. Hal itu membuat jantung Anin berdegup kencang lagi.
"Gue udah bilang kan jangan deket sama kakak gue. Dia itu benar-benar berbahaya Nin."
"Lah urusannya sama lo apa? Lagian si Zac baik menurut gue." Ucap Anin dengan polosnya.
Dinan langsung mengerutkan dahinya.
"Karna lo sahabat gue, masa iya masuk perangkap salah gue biarain aja? Nggak gitu kan? Huh? Zac?"
"Gue suka dengan panggilan Zac daripada Reyfal. Terlalu ribet."
![](https://img.wattpad.com/cover/122361799-288-k732006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNINVITED
RomanceDON'T COPY MY STORY! Berawal dari one stand night hidup Anin menjadi berantakan. Mereka memang saling mengenal namun hanya sebatas kakak dari sahabatnya. Reyfal Zac Wirautama adalah Direktur Utama di perusahaan ayahnya yaitu Wirautama Airlines. Dan...