Prolog

5.4K 159 8
                                    

"dan mereka semua, hidup aman bahagia selamanya." ucap seorang wanita tua mengakhiri kisah dongen tersebut. Ia tersenyum saat menatap bola mata bulat milik cucu perempuannya itu berbinar.

"Atta suka ceritanya nek. Kalau sudah besar Atta ingin jadi seperti Zee. Pemberani, pintar terus baik lagi. Atta bisakan nek?" coletah gadis kecil itu riang.

"Bisa kok." sang nenek menjawab sambil tersenyum. Diusapnya pelan rambut hitam panjang milik cucunya itu. "ya udah, sekarang Atta tidur, besokkan Atta mau pulang." Attaya memang sedang pergi berlibur dirumah neneknya. Dan besok Attaya harus pulang karena waktu liburanpun sudah habis. Beruntung neneknya mau membacakan cerita untuknya, cerita miliknya sendiri.

"cerita nenek kok bagus-bagus sih nek? Atta selalu suka kalau nenek bacain cerita nenek ke Atta." nenek yang mendengar ucapan-lebih tepatnya pertanyaan- tersenyum kecil. "Attaya jadi pengen kayak nenek."

Neneknya memang pengarang cerita-khususnya- anak-anak. Walaupun bukan pengarang terkenal yang karyanya selalu diterbitkan di toko buku nasional. Tapi menurut Attaya, neneknya adalah pengarang cerita terbaik, dan Attaya ingin seperti neneknya.

"karna ini mimpi nenek." jawab nenek sambil menerawang, "dan Atta pasti akan menemukan mimpi Atta sendiri." lanjut sang nenek sambil tersenyum.

Attaya mengernyitkan dahinya, "mimpi? Mimpi itu bukannya kalau kita tidur ya Nek?" tak mengerti hubungan mimpi saat masih tidur dengan mimpi yang dimaksud neneknya. Apa hubungannya?

Nenek yang menyadari raut wajah bingung dari cucunya itu tertawa pelan. "suatu saat, waktu kamu sudah dewasa, kamu pasti akan mengerti maksud nenek."

Attaya mengangguk-anggukkan kepalanya, mencoba mengerti meski tak sedikitpun ia mengerti apa yang neneknya ucapkan.

"tapi nek, Attaya ingin kayak nenek. Bisa bikin cerita kayak nenek, Punya mimpi kayak nenek." tak peduli dengan mimpi yang neneknya maksud. Attaya keukeuh, tetap ingin seperti neneknya.

"Attaya bisakan nek?"

"kamu akan selalu bisa, dapatkan semua mimpi kamu. Semuanya. Tapi, kamu harus rajin belajar, itu syaratnya." Attaya meringgis pelan saat neneknya mencubit pelan hidungnya. Sedetik kemudian Attaya ikut tertawa dengan neneknya yang telah tertawa karna gemas dengan tingkah kecil Attaya.

Keduanya berhenti tertawa. Namun sang nenek masih menatap Attaya.

Neneknya menyodorkan sebuah buku, terlihat dari sampulnya yang polos berwarna tua coklat juga kertas-kertasnya yang berwarna kekuningan. Sangat kuno sekali.

"buat apa ini nek?"

"itu buku mimpi namanya. Kamu bisa nulis semua mimpi kamu disini. Dan setelah kamu besar, semua yang kamu mimpikan itu bisa terwujud."

===


Happy Readings😊

Mimpi (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang