Prolog

382 52 0
                                    

"Lo apa-apaan sih, Ta?!" Rana menangis dan berteriak kepada Fahlita yang sedari tadi memaksa untuk pulang dari Hutan Rikey dan meninggalkan Agil yang hilang entah kemana.

"Lo berdua bisa diem gak sih?" Digo berteriak kencang karena dia sudah benar-benar muak dengan perdebatan antara Fahlita dan Rana.

"Ini juga gara-gara lo, Ta!" Ariel menatap penuh emosi kepada Fahlita. "Lo yang maksa kita semua buat ke sini!" Lanjutnya sambil berdiri dihadapan Fahlita yang sekarang terlihat masih berderai air mata.

"Gue ... gue takut," Fahlita langsung memeluk Ariel dan membuat Digo sedikit cemburu, tetapi Digo tidak peduli. Saat ini, nasib Agil yang lebih utama. "Gue takut.." Fahlita semakin mengeratkan pelukannya pada Ariel untuk mengurangi rasa takutnya.

'Bruk'

"Anjir!"
"Agil!"
"Astagfirullah, Agil!"
"Agil napa kaya gitu woi?"
"Agil kesurupan, anjir!"

"Rawrrrr..."

Agil membuka mulutnya dan langsung mengeluarkan suara seperti macan. Rana dan Fahlita memekik kencang lantaran mereka sangat takut kalau-kalau Agil yang lagi kesurupan ini, memakan mereka. Fahlita semakin takut, saat  Digo berjalan mendekat ke arah Agil.

"Assalamualaikum."

"Rawrrrr..."

"Astagfirullah." Digo sedikit terkejut dengan suara Agil yang lagi-lagi seperti itu.

'fix, ini mah Si Agil berubah gara-gara kebanyakan makan biskuat.' batinnya.

"Yeu, biskuat yang lu makan ajaib juga ya, Gil." Digo terkekeh mengingat beberapa jam lalu Agil memang memakan biskuat yang dibawa Fahlita.

"Rawrrrr..."

"Anjir Digo! Hati-hati.." Fahlita berteriak dari arah belakang. Fahlita dan Rana berpelukan, mereka takut. Sedangkan Ariel, dia sangat ingin bergabung dalam pelukan mereka, karena dia juga sama takutnya. Tapi Rana langsung memukul pundak Ariel sambil melototkan matanya tajam.

"Jangan khawatir, gue bisa kok." Digo tersenyum tulus ke arah Fahlita, mencoba untuk meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja.

Digo sedikit berfikir untuk bertanya apa kepada Agil. Ya, akhirnya dapat!
"Sia saha? " Dasar anak biskuat.

"Rawrrr..." Agil membalas dengan raungan yang kencang dan badan yang ditirukan seperti macan serta mulut yang terbuka lebar.

"Astaga, aing terkejhood, run ah." Digo berujar dengan nada seperti orang yang terkejut, padahal tidak. Dia terkekeh karena tiba-tiba teringat dengan meme macan. Setelah merasa cukup, Agil langsung bertanya sekali lagi.

"Lo mau apa, Ung?" Digo, dengan santai dia berdiri di sebelah Agil dan langsung memegang pundaknya.

"Mau jadi anak biskuat, biar bisa masuk tv."

***

"Please, Keyza. Biarin gue sama temen gue keluar dari sini." Digo memohon kepada Keyza, setan yang sedari tadi mengikutinya lantaran karena dia naksir dengan Digo.

"Tapi cium dulu dong, hehe." Setan alay, pikir Digo. Dia sih mau aja kalau yang dicium itu Si Fahlita yang manisnya gak ketulungan, daripada nyium si Keyza, yang mukanya penuh darah, belum lagi wajah bagian kanannya hancur penuh daging berdarah segar, apalagi ada belatung disekitaran wajahnya yang bisa dengan jelas dilihat oleh Digo.

"Go, kata dia apa?"

"Dia nggak sendiri, tapi bertiga."

"Trio macan kali yak." Rana terkekeh.
Ariel mendengus, menatap jengah Rana yang memang se-gak tepat itu untuk bercanda.

"Kenapa ga lo aja sih yang kemacanan tadi." Ariel berdecak sebal ke Rana.

"Diem woi, itu si Digo ngapain!" Fahlita membulatkan matanya meliat ke arah Digo yang seperti memajukan mulutnya ke udara kosong.

"Udah, kan?" Digo bener-bener ga habis fikir sama apa yang dia lakuin, tapi ini semua demi sahabatnya.

"Digo, mau nikah sama gue nggak?" Kenza, si setan bungsu ini tersenyum ke arah Digo, menurut Kenza sih, senyum dia manis. Padahal mah, bibir dia udah gak kaya bibir lagi. Bibirnya busuk, banyak ulat-ulat kecil di dalamnya yang berhambur keluar ketika Ia tersenyum. Demi Tuhan, setelahnya Digo langsung muntah, gak tahan liat ulat sama darah yang keluar dari mata dia.

Entah bagaimana bisa, mereka ber-empat muntah juga, Digo tidak tau apa yang sudah membuat mereka muntah. Dan setelah Digo bertanya ke Keyra, ternyata mereka bertiga nampakin diri ke temen-temen Digo.

Keyra, setan yang katanya paling hitz dikalangannya inilah yang ngajakin dua adiknya untuk menampakkan diri ke teman-teman Digo, karena dia kasian liat Digo nanggung beban sendirian dengan ngeliat keunyuan mereka, menurut Keyra sih, dia sama kedua adiknya ini paling unyu.

Unyu darimananya, sih?
Keyra nampakin diri dengan penampilan yang sangat ew sekali. Rambut panjang yang berdiri ke atas seperti landak, tapi ini mah rambutnya panjang, kayak kesamber petir. Dan lagi, tangan sebelah kanan dia gak ada jarinya, yang ada cuma darah bercampur nanah bercucuran kebawah. Demi Tuhan, itu ew banget. Astaga, setelah dilihat baik-baik, ternyata payudara sebelah kiri dia gak ada, ada daging yang keluar dengan sedikit letupan-letupan kecil, entah kenapa bisa.

Digo benar-benar gak habis pikir kenapa ada setan alay kaya mereka bertiga, dan setelah mereka bebas dari Trio Macan yang dikatakan Rana, mereka akhirnya berjalan keluar dari hutan. Harapan mereka, bisa keluar secepatnya dan tidur dengan nyenyak di villa milik keluarga Agil, tapi di tengah perjalanan, lagi-lagi mereka bertemu dengan makhluk lain, entah jenis apa ini. Mengerikan, kulit berwarna hitam seperti habis terbakar, rambut kribo dan keluar api, gigi besar dan sedikit maju, serta kuku yang hitam dan panjang.

Setelah merasa berani, Rana langsung menantang setan berambut kribo itu untuk bermain tebakan, entah berakhir bagaimana. Karena setelahnya, mereka bangun dengan dan sudah ada di dalam kamar masing-masing, gatau siapa yang bawa mereka ke sini, padahal seingat mereka, mereka semua sedang memainkan game konyol dengan para setan.

RepetidoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang