Prolog

55 29 14
                                    

Dia mulai mendekat.

Kami terus berlari, menghindari kejaran makhluk itu. Walaupun kami tidak tahu itu apa, yang pasti kami harus segera keluar dari tempat ini.

"Eh Sa, seru ya. Berasa kayak petualangan di film-film gitu ya?" Kata Andra senang.

Aku menoyor kepala Andra. "Eh bego kok dipelihara, kita suasananya lagi tegang nih, bukannya bahagia," gerutuku.

"Ah iya yah," seakan tersadar, Andra meralat ucapannya, "Raisa, gua takut nih. Itu makhluk serem banget, kita harus gimana sekarang?"

Aku menarik tangannya, bersembunyi di balik pohon besar tak jauh dari sana.

Kami bersembunyi, berharap makhluk itu pergi. Mendadak aku merasa menggigil. Perasaanku menjadi tak enak.

"Ndra, kok gua-" ucapanku terpotong karena Andra tertawa keras.

"Kenapa lu?"

Andra mengusap air mata di ujung matanya, akibat tertawa. "Lo mirip banget sama dia, haha."

Andra bercanda mulu ah. Eh tunggu. Dia? Bukankah kita hanya berdua. Perlahan aku membalikkan badanku dan menoleh ke belakang.

"Raisa!"

The Journey of Raisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang