Kupandangi kucing hitam itu di seberang jalan ternyata dia baik-baik saja dan dengan pikiran yang setengah sadar kusadari aku sudah tergeletak dengan luka yang dibasahi oleh air hujan dan tercampur dengan darah yang mengalir.
Mulai ku paksa untuk bangkit tapi kedua kaki ku tidak bisa ku gerakkan, sambil merintih apalah daya ku yang sudah terbaring lemas di atas jalan dan perlahan kesadaran ku mulai hilang.
“Tolong ! tolong teman ku mohon “ ku lirik asal suara itu, samar-samar terlihat wajah Arini dan teman-teman yang sedih dan ketakutan sembari teriak meminta bantuan orang-orang di sekitar tapi pandangan ku mulai gelap dan akhirnya aku mulai tak sadarkan diri.
Berselang beberapa detik aku terbangun dan terkejut karena telah dibutakan oleh gelapnya pandangan ku. Tidak ada cahaya yang terlihat sejauh mata memandang, situasi ini membuatku merasa ketakutan sampai aku hanya bisa terdiam dan menangis. Dan halusinasi ku membuat seolah-olah tempat ini di penuhi monster serta iblis yang sedang melirik dari kejauhan.
“Di mana Ini?”
Aku cuma bisa menangis dan menangis tanpa henti, gelisah karna ketakutan aku pun berlari tanpa tujuan yang tak pasti. Hanya ada kegelapan menyelimuti tempat ini, sungguh gelap tak ada apa-apa, suram dan hampa. Kemudian terdengarlah suaranya..
“Kemarilah kau wahai sang pahlawan” Kulihatlah cahaya kecil di ujung sana, sambil menahan tangis karna takut akan kegelapan aku berlari ke cahaya tersebut. Tak peduli apa yang ada di baliknya yang penting aku harus keluar dari tempat ini, semakin dekat maka semakin besar cahaya itu.
“Selangkah lagi” Aku bergumam sambil tersenyum tapi langkah ku terhenti ketika selangkah lagi menuju cahaya tersebut dan kulihat kebawah ternyata kedua kaki ku telah tertelan oleh kegelapan dan semakin menenggelamkan ku kedalamnya, semakin panik maka semakin keras aku menangis karna ketakutan ku akan semua ini.
“Genggamlah cahaya ini maka aku akan mengeluarkan mu” Kata seseorang di balik cahaya itu.
Tanpa pikir panjang ku genggam cahayanya lalu tepancarlah sinar yang menyilaukan pandanganku. Dengan berusaha menahan tangisan yang tersedu-sedu sejenak ku intip keadaan sekitar. Dan ternyata kegelapan ini sirna karena sinar cahayanya, lalu di tepuklah pundak ku
“Hei pahlawan berhentilah menangis, kini semuanya kembali terang seperti masa depan mu” Tegur seseorang di belakangku.
Kubalikan badan dan betapa terkejutnya aku, sosoknya seperti manusia tapi mulai dari ujung kepala sampai ujung kakinya sungguh putih dan dilapis oleh sinar cahaya. Dan kulihat wajahnya yang samar-samar spertinya aku pernah melihatnya.
“Terang seperti masa depannya? Percayalah, masa depannya akan diselimuti kegelapan” Tegur seseorang yang tak ku ketahui keberadaannya
Aneh rasanya bersama orang seperti dia, tapi aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya dengan gugup
“Sebenarnya siapa kau dan dimana aku?”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light
FantasyPerjalanan hidup yang ia jalani tanpa di sadari sedikit demi sedikit menguak kekuatan luar biasa yang terpendam dalam dirinya. Akan tetapi untuk mengeluarkan kekuatan sepenuhnya tidaklah gampang bagaikan cahaya yang perlahan berusaha menembus kegela...