-|Prologue|-

1.4K 80 54
                                    

Suara burung-burung berkicau maramaikan pagi Hari yang cerah. Terlihat di sudut ruangan yang tertutup rapat dan minim cahaya adalah seorang pemuda dengan rambut agak panjang tengah tertidur dengan pulasnya.

Tiba-tiba secerca cahaya masuk dan menerobos kegelapan yang ada pada ruangan tersebut, membuat pemuda itu merasakan silau walaupun ia sedang memejamkan matanya. Terdengarlah suara lembut layaknya seorang dewi yang turun dari Surga, dia adalah adik dari pemuda itu.  Yuuki Kawahara atau sering dianggil dengan nama Yuuki.

“Ohaiyo Oni-chan!!!!!!.. cepatlah bangun”

Tanganya meraih jendela dan membukanya. Seketika itu, terik matahari langsung meyorot kedalam ruangan dan menyebar ke seluruh sudutnya. Lalu Yuuki menarik selimut yang sedari tadi menutupi kakaknya itu.

“Cepatlah bangun!!!!! Dasar pemalas”

Matanya mulai terbuka dan melihat sosok gadis berdiri menatapnya dengan kedua tangan berada di pinggang menunjukan ekspresi marah.

“Cepatlah bangun… sarapan sudah siap”

Yuukipun kembali ke lantai 1. Rumah yang mereka tinggali memiliki dua lantai dan  juga memiliki teras besar di dalamnya yang biasa digunakan untuk latihan bela diri berama ayahnya, wajar saja bila Hiro ingin kamar yang berada di lantai 2.

Selain jauh dari kebisingan, kamar itupun memiliki jendela yang menghadap ke timur serta loteng yang berada di sebelah barat yang cocok untuk suasana dipagi hari maupun sore hari.

(Pukul  09.37)

“argh.. kepalaku pusing…”

“astaga aku terlambat untuk menghadirinya…. Apakah akan tepat waktu…”

Hiro berlarai hanya dengan bermodalkan cuci muka dan makan roti lapis selai rassbarry kesukaanya, iapun mengayuh sepedahnya menuju pusat kota.

“Hehm,,, Dasar Oni-chan.. selalu susah untuk bangun lebih awal. Tapi kenapa dia harus buru-biri seperti itu, jangan-jangan? huft”

Hiro pun terus mengayuh saraya berharap tiba di acara tepat waktu.
Setelah beberapa puluh meter jauhnya, gedung itu terlihat. Gedung yang menojolkan aksen Jepang yang hampir sama dengan gedung yang berada dalam anime.

(huft…huft..huft… ayok cepat!)

Hiro terus mengayuh sepdanya dengan cepat. Karena dia takut jika tidak mendapatkan tiket untuk menjadi peserta.

Sesaimpainya disana, suasana sangatlah ramai, Hiro pun hampir tak bisa lagi masuk karena tiket yang dijualpun hampir habis. Kuota untuk tiket tersebut berkisar 2000 orang. Dan ia mendaptkan nomor tiket ke 2000.

(Hampir saja aku tidak mendapakan tiket ini)

Hiro segera memasuki gedung dan mencari tempat duduk. Melihat suasana dalam gedung yang begitu ramai dengan berbagai orang dari kota-kota terdekat, membuatnya sangat semangat untuk menghadiri acara tersebut. Akan tetapi setelah lama mencari kursi, dia tidak berhasil menemukanya.

(Dimana kursiku berada…)

Langkahnya menyusuri berbagai sudut ruangan yang seperti Bioskop namun dengan ruang yang lebih besar, kapasitas untuk ruang itu sampai 2000 orang.

“heeeehh!!!! Ano.. permisi itu adalah kursiku”
Ujar Hiro yang melihat seorang perempuan tengah duduk di kursi yang seahrusmya menjadi milikinya.

Nampak perempuan itu memiliki wajah yang cantik dengan rambut panjangnya  dan pakaian berwarna putih salju lengkap dengan syalnya, tengah duduk pada kursi itu. Dimana seharusnya kursi itu adalah milik Hiro.

Myth of Ragnarok: Project [Linker]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang