13. For Sehun

565 59 7
                                    

Sehun membelalak lebar melihat sosok Shixun yang melangkah penuh amarah keluar dari kamar mereka. Aura Shixun mengerikan, seakan adik kembarnya itu benar-benar berniat untuk membunuh Chanyeol, Luhan, dan Kai. Sehun tak mencemaskan Luhan karena ia pergi dengan rombongan Krystal, tapi Chanyeol dan Kai? Mereka disini dan Shixun benar-benar takkan segan-segan membunuh mereka.

Si Sulung Oh itu segera menyusul Shixun, mengabaikan wajahnya yang sembab karena habis menangis, mengabaikan tubuhnya bergetar karena menceritakan kembali kenangan terburuk untuk pertama kali dalam hidupnya. Ia hanya berpikir untuk menghentikan Shixun sekarang juga.

Begitu ia keluar kamar, ia melihat Chanyeol sudah terjatuh di lantai dengan Shixun yang menonjoknya kesetanan. Kris segera berlari melihat itu dan menarik Shixun menjauh dari Chanyeol dibantu dengan Suho sedangkan Baekhyun membantu Chanyeol untuk menjauh dari Shixun. Kai yang baru keluar kamar mandi sehabis mandi itu hanya menatap terkejut keributan itu.

"LEPASKAN AKU! AKAN KUBUNUH MEREKA! KALIAN PARA BIADAB DAN TAK PANTAS HIDUP! AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA! CHANYEOL! KAI! LUHAN! AKAN KUBUNUH KALIAN SEMUA DAN KUBAKAR HIDUP-HIDUP!!" seru Shixun seperti kesetanan, meronta dari pegangan Kris dan Suho.

Yang lain terlalu terkejut dengan amukan Shixun itu. Shixun tak pernah seperti ini sebelumnya. Semarah-marahnya Shixun, ia tak pernah mengamuk kesetanan seperti ini. Tidak pernah. Bahkan Sehun begitu terkejut atas reaksi brutal Shixun ini. Ia hanya bisa menangis dan ambruk ke lantai, seluruh tubuhnya bergetar hebat dan kakinya tak bisa lagi menopang dirinya.

Seluruh ini terlalu banyak untuk diterimanya, kemarahan Shixun membuatnya begitu takut dan cemas. Bayangan mimpi buruknya masih menari-nari diotaknya, begitu menyiksanya. Perasaan jijik itu kembali melandanya terlebih melihat Kai yang sehabis mandi dan hanya mengenakan handuk yang menutupi pinggangnya.

Jijik.

Kotor.

Ia ingin semua kulitnya terkelupas agar ia tak lagi kotor.

"Sehun? Sehunnie! Bernafaslah! Tenangkan dirimu dan cobalah bernafas!"

Sehun membuka matanya yang entah sejak kapan tertutup, pandangannya begitu kabur karena air mata yang menggenang di pelupuk matanya. Pikirannya begitu kacau dan ia baru menyadari lagi-lagi ia memeluk tubuhnya dan menancapkan kuku-kukunya hingga lengannya terluka. Dan tidak hanya itu, ia menyadari ia sulit bernafas, seakan ada yang menyumbat pernafasannya. Tubuhnya bergetar hebat dan kini ia berbaring di karpet dingin Suite mereka, mencoba bernafas.

Ada 3 orang yang mengelilinginya, tapi ia tak bisa mengenali semuanya. Ia hanya mengenali Shixun diantara mereka. Tangannya terangkat ke arah Shixun, mulutnya terbuka dan mengucapkan;

"Xun— nie—"

Sesak. Ia merasa sesak. Tapi Shixun ada disana, menggenggam tangannya dan memeluknya. Shixun ada disana, menggendongnya kembali ke kamar mereka. Shixun ada disana, untuk membaringkan tubuhnya dengan lembut di atas kasur dan memeluknya erat, membisikan kata-kata manis dan pujian ditelinganya membuatnya tenang. Pelukannya begitu hangat dan aman.

Ya, aman.

Perlahan rasa sesak itu mulai berkurang dan terus berkurang ketika Shixun mulai menciumi seluruh wajahnya dengan lembut. Getaran tubuhnya perlahan berkurang dan nafasnya mulai kembali normal perlahan-lahan. Semua serangan tiba-tiba itu perlahan menghilang tergantikan dengan kehampaan.

Sehun hanya terbaring disana bagai mayat hidup. Pandangannya begitu kosong namun air matanya tak berhenti mengalir. Shixun memeluk pinggangnya erat, menenggelamkan wajahnya dibahu Sehun dan seluruh tubuhnya bergetar. Sehun bisa merasakan air mata Shixun merembes masuk ke bajunya, menyentuh kulitnya. Sehun jelas tahu Shixun tubuh Shixun bergetar karena menangis dan menahan amarah.

Angelus Ruinosus [KaiHun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang