Setelah beberapa hari diposisikan sebagai sekretaris, Lea sudah terbiasa berhadapan dengan wajah kaku Brian dan beradaptasi dengan tugas yang diberikan oleh atasannya. Meskipun kadang ia merasa sangat kesal jika bosnya sedang memerintah seenaknya sendiri. Tapi Lea sadar bahwa ia hanya seorang bawahan.
Saat ini Lea sedang menemani Bryan bertemu dengan klien diluar kantor. Entah mengapa Lea merasa ada yang aneh dengan pria tampan yang kini duduk di sampingnya. Sesekali Bryan menoleh ke arah Lea untuk mengambil file yang sudah ia siapkan. Bukankah ini tugas asistennya ? Yang harus mengikuti kemanapun bosnya pergi. Tapi ini? Hmm sudahlah. Lea juga tidak bisa menolak perintah Bryan.
"Lea tolong tujukan file yang berisi proposal pemasaran pada Mr. Robert." Bryan dan dua pria di depannya ikut memandang ke arah Lea karena ia masih diam dalam dunia lamunnya. Hingga beberapa kali Bryan mengulangi panggilan nama sekretarisnya.
"Lea !!!.. "
Sontak pandangan Lea langsung kearah suara yang sedikit membentak memanggilnya. Dengan gugup Ia segera melakukan apa yang instruksikan Brian . Tentu saja setelah meeting selesai Lea mendapatkan ceramah harian dari CEO tampan itu. Tapi sejenak ketampanannya mendadak hilang ditelan oleh galak, sadis, dan cerewet.
Brakk..
Lea sontak membulatkan matanya menatap bos dan setumukan kertas dihadapanya bergantian.
" Itu hukuman karena kerjamu hari ini sangat kacau. Selesaikan. Besok pagi harus sudah ada dimeja saya". Tanpa mendengar protes dari Lea yang menampilkan wajah kesal, Bryan berbalik berjalan ke meja besarnya. Ia tak habis pikir kanapa membuat kesal wanita yang beberapa hari ini menyita pikirannya terasa hiburan tersendiri baginya. Bryan memutar kursinya memunggungi Lea dan melebarkan bibirnya yang tak mungkin ditunjukkan pada wanita cantik yang sedang dihukumnya. Tentu saja tanpa suara.
Brengsek! Batin Lea.
🐇
Tak terasa sudah lewat 4 jam dari jam pulang kerja normal karyawan. Lampu ruangan pun terasa semakin terang karna diluar sudah gelap. Dengan kacamata yang masih bertengger di atas hidung dan jemari yang bergerak cepat diatas keyboard, Lea sengaja mempercepat tugasnya. Ia sudah sangat lelah dan kesal tentunya. Mengabaikan suara perutnya yang sudah berisik minta diisi.
" ahh.. Akhirnya selesai juga. Sial sekali aku hari ini. Dasar pria kejam. Seenaknya sendiri ngasih tugas begitu banyak dan dia enak-enakan pulang dengan senyuman devil nya. Huft.. ". Menghembuskan nafas kasar dan bergegas merapikan kertas yang berserakan dimejanya.
Tok.. Tok.. Tok..
" Permisi non Lea, ini ada titipan dari pak Bryan"
Lea mengambil bungkusan dari scurity. Dan mengucapkan terima kasih. Ia membuka nya dan isinya makanan? Hmmm masih peduli juga dia dengan bawahan. Batin Lea. Karena memang sangat kelaparan dengan terpaksa ia memakan makanan jepang kiriman dari bosnya. Saat membukanya Lea melihat ada secarik kertas yang bertuliskan " makanlah! Saya tidak mau sekretaris saya sakit dan bolos kerja!". Lea memutar bola matanya malas dan dengan berat menelan makannya. Tetap saja bossy!.
🌼
Pagi dikantor..
" Lea.. tolong buatkan kopi hitam jangan terlalu manis. Dan siapkan roti bakar karena saya belum sempat sarapan. " sepertinya hanya satu nafas Brian mengucapkan kalimat tersebut dan berlalu melangkah menuju meja kebesarannya tanpa mendengar jawaban dari sekretarisnya. Kesal? Sangat. Tapi Lea sudah terlalu biasa dengan sikap dinginnya. Kadang kalau mood nya sedang baik orangnya juga ikut baik.
Dengan malas Lea menuju pantry kantor dan menyiapkan apa yang bosnya minta.
"kenapa manyun gitu Le? Ntar kopinya jadi pahit lho.. " ujar Sita yang sedang menyedu teh hangat .
KAMU SEDANG MEMBACA
False Promises
RomanceKata-kata manis yang diucapkan, sepadan kah dengan kenyataan yang diberikan? Jika tidak, buang lah kata-katamu pada tempatnya. Sampah. Cinta yang tulus berasal dari hati, bukan dari rangkaian kata indah yang bernamakan puisi. Yang hanya indah dalam...