PART 4

310 10 0
                                    

    Pagi ini aku sudah rapi, aku menunggu Reynaldi yang tak kunjung datang. Akhirnya aku memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu ditemani dengan bisurti, selesai makan aku membuka ponselku dengan lihai memasukan sandi ponselku dan entah apa yang kumainkan diponselku dan bisurti membawa piring kotor kedapur untuk dicuci.

Reynaldi lama banget si. Batinku

    Tak lama aku mendengar suara klakson mobil, ternyata benar Reynaldi sudah datang. Aku berjalan menuju teras depan dengan kaki pincang  sebelah, ketika aku baru setengah jalan Reynaldi datang dengan terburu-buru dan membantu ku berjalan kemobil.

"Lo kok gak pake seragam? Lo gak sekolah?" Ujarku mengerutkan dahi.

"Engga, adik gue masuk rumah sakit gue harus nemenin dia soalnya ortu gue ada tugas diluar." Balasnya seraya membukakan pintu mobil. Aku duduk didepan dan Reynaldi pun sudah duduk disampingku.

"Emang nya adik lo sakit apa?" Tanyaku.

"Semalem dia demam, yaudah gue bawa kerumah sakit aja takut ada apa-apa, ternyata benar adik gue sakit DBD." Balasnya seraya menghempaskan nafas pelan.

"Emm cepet sembuh yah, bilang ada salam gitu dari gue." Ujarku. "Ohiya, gue punya coklat, titip ya buat dia." Sambungku seraya mengasongkan coklat yang kupunya ke Reynaldi.

"Iyaa nath makasih, gue pasti bilangin kok! Ini juga coklatnya makasih ya." Balasnya mengambil coklatnya.

    Setelah percakapan kami selesai, seketika hening dan tak lama kami sampai digerbang sekolah. Aku tidak diantar sampai kelas karna dia tidak sekolah.

"Lo bawa mobil gue, nanti pulang sekolah lo jemput gue lagi ya." Seru ku seraya membuka sabuk pengaman dan pintu mobil.

"Iyaa, sorry ya gue jadi ngerepotin lu." Balasnya melemparkan senyum yang membuat para cewek jatuh cinta dalam 1detik.

    Aku turun dan berjalan menuju kelas, semua murid memandangku aneh, tetapi aku tidak memperdulikan mereka. Aku terus berjalan dan tiba-tiba dering ponselku berbunyi, aku lihat Bintang menelponku.

"Halo?" Ujarku seraya menempelkan ponselku ditelinga.

"Lo dimana? Sekolah?" Balasnya datar.

"Iya, gue lagi ada dikoridor mau ke kelas." Seruku seraya berjalan

"Nanti gue mau kerumah lo, bisa kan?" Tanyanya.

"Gak bisa deh kaya nya, pulang sekolah gue ada rapat OSIS , trus mau langsung kerumah sakit." Balasku datar.

"Lah kok kerumah sakit? Kaki lo nambah parah?" Balasnya panik.

"Enggak, gue mau jenguk adiknya teman gue!" Ujarku, dan akhirnya sampai dikelas. "Udah dulu ya, gue udah ada dikelas." Sambungku.

"Emm.. oke!" Balasnya langsung mematikan telpon secara sepihak.

    Aku duduk dikursi ku tanpa menegur Amora dan Liza yang sibuk dengan kesibukan masing-masing. Amora yang sibuk siaran langsung, sedangkan Liza sibuk video call dengan Adit. Aku menghela nafas pelan ketika melihat mereka seraya mengelengkan kepalaku.

●●●●●●

    Jam sudah menunjukkan pukul setengah 10, kali ini aku harus istirahat sendiri karna Amora sedang makan dengan fauzan, sedangkan Liza sedang berada ditamaan sekolah dengan Adit.

Kapan gue kayak Liza dan Amora. Batinku.

    Akhirnya setelah memakan bekalku yang dibuatkan bisurti tadi, aku memutuskan untuk pergi keruang OSIS. Aku memberi tahu lewat grup OSIS bahwa rapat nanti jadi.

KARMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang