Satu

33 3 0
                                    

Kakiku menapak diatas rangkaian besi dan tembaga, berdiri diantara puluhan orang yang keringatnya mungkin saling menempel satu sama lain, kapok sudah aku dan bersumpah akan membeli tiket dari jauh-jauh hari. Tapi ketika aku merelakan segala bentuk kekecewaan ini, gerbong 7 mendadak sunyi setelah pemberhentian di stasiun Solo, sayangnya sunyi yang kugambarkan disini hanyalah sunyi orang berdirinya. Tapi itu masih lebih untung dari pada tadi.

Handphoneku berdering singkat, nada khas notifikasi Line mengalun pelan, sigap, ku ambil handphone dari saku dibalik jaket coklattuaku. Mataku terfokus pada Handphoneku, membaca chat dari teman lamaku sekolah menengah pasal pertemuan kita di Jogja, tapi ujung mataku menangkap bahwa ada yang lain, seseorang yang memperhatikanku, yang sejak tadi memperhatikanku.

Seseorang yang nantinya menguji segalanya bagiku, yang menimbulkan petaka sekaligus kebahagiaan. Dia yang tak kusangka kehadirannya, karena cinta tak pernah hadir dengan diminta, ataupun hadir dengan dipaksa, cinta mengalir bagai air dalam deru kehidupan.

"Kencan Angkasa"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang