Empat

9 2 1
                                    

Empat

Dia yang kulihat dari kejauhan

Yang kutatap dengan kerahasiaan

"Hoammm" Aku masih malas membuka mata , seakan ingin tidur saja , liburan kemarin menyisakan kelelelahan yang berkepanjangan. Bahagia kemarin, lelah hari ini. Aku sudah tidak berniat sekolah sebenarnya tapi suara Mama tiba-tiba mendelik berat dari balik pintu "Ga sekolah 1 hari, ga liburan 1 tahun", aku cepat cepat kekamar mandi lalu membersihkan diri karena sadar ini sudah jam 6 lebih, selesai mandi langsung buru-buru aku memberangkatkan diri karena jam setengah tujuh bus sudah arang lewat, "Mama, berangkat dulu ya" kataku buru-buru menyambar beberapa lapis roti. "Cuman roti?", "Buru-buru Mah". Aku sampai di bus tepat waktu, lalu langsung mengambil duduk didepan. Sepanjang perjalanan aku hanya melamun, karena malas melakukan kegiatan apapun, punya hidup kok terlalu membosankan sih aku ini.

Lorong kelas terlalu sepi, aku serasa berjalan di adegan film horror, padahal ini sudah hampir jam masuk, biasanya daripada menghabiskan waktu didalam kelas mereka memilih duduk dibangku-bangku lorong dan mengobrol ngalor-ngidul.

"Sarah, apa kabar?" Monika mengagetkanku

Aku memutar mata " Mon, udah kubilang berkali-kali, jangan suka ngagetin orang, bisa jantungan"

"Hihihi, habis seru aja ngerjain kamu"

"Hari ini ada PR ga Mon?" aku berharap sekali tidak ada karena kalau ada pun pasti aku tidak mengerjakan.

"Ada, gerak parabola"

"Astaga"

"Kamu gak ngerjain pasti, hih, malu-maluin, padahal kamu tuh udah kelas 3 , bentar lagi lulus."

"Monika sayang, kemarin aku tidak punya waktu untuk mengerjakan Fisika yang menyebalkan"

"Karena?"

"Karena....." aku berpikir sejenak, jika kuberitahu dia tentang liburanku kemarin, pasti dia akan mengamuk karena tidak kuajak.

"Karena apaan woi" dia agak kesal sekarang

Aku memasang wajah semanis mungkin, tersenyum selebar mungkin menutupi kebohonganku " Karena malas, hahaha" aku berlari secepat mungkin , sebelum Monika menggamparku dengan sepatu pantofelnya.

"Sarah nanti habis pelaajaran olahraga kita beli es Serut ya"

"Eh , emangnya yang begituan ada ya disekolah?"

"Ada, baru-baru aja ini ada , makanya ayo kita nyobain, daripada nanti mati penasaran" dia cekikikan

"Astaga Tuhan"

"Apaan sih , lebay kayak biasanya deh"

Aku tidak mengindahkan cemoohan yang bertubi-tubi dari Monika , aku menata bukuku kedalam tas , dan mengambil buku pelajaran selanjutnya, aku kaget ternyata pelajaran selanjutnya Fisika, aku menyerah dikursiku, bu In bukan seorang yang tolerir dengan pelanggaran apapun.

Suara kaki menapak tinggi, tubuh tinggi gempal kesusahan masuk pintu kelas yang hanya dibuka 1 , bu In sudah masuk kedalam kelas, semuanya terjadi terlalu cepat, sekarang aku ada di lorong kamar mandi, memegang peralatan kebersihan, aku memantapkan hatiku, bersiap-siap mengosek WC, hukum alam no.2 , Bahagia kemarin, mengosek WC kemudian.

"Hahahaha, kasihan bener kamu Rah" Monika cekikikan sambil mengantre ganti pakaian.

"Hish, bukannya kasihan malah bahagia"

"Yadong, aku kan ratu kebahagiaan , situasi apapun"

"Kalo ada kebakaran kamu masih bahagia gitu, masuk RSJ deh klimaksnya, HAHAHA" , Monika terpaku, terpukul telak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Kencan Angkasa"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang