Morning in Jogyakarta

48 2 0
                                    

Jogyakarta

Semalam setelah Josua atau disapa denga Jo tiba di rumah keluarga besarnya, Jogyakarta, dia langsung masuk ke kamar karena memang hari sudah larut sekali, dan kedua orangtuanya sudah menikmati waktu istirahat mereka, maka di sinilah ia muncul di pagi hari tanpa sepengetahuan kedua orang kesayangannya itu

"Pagi Romo, pagi Mami" sapa Josua kepada Mami dan Romonya yang terkadang dipanggil "Bapak" dan sang Mami.

"Jo? Kapan toh nyampenya? Mamimu kok ndak tau kamu pulang biasanya Mami udah ribut tuh kalau kamu pulang?" tanya sang Romo

"Ya toh bapak benar, tumben ndak kabar-kabari dulu Mas?" Tanya sang Mami juga yang heran melihat seorang Josua barusan menyapa mereka.

"Kejutanlah Mi, Mo. Nanti kalau saya ndak datang ke rumah dulu, Mami pasti banyak tanya" ditambahi senyumnya

"Ia sudah, kita makan dulu habis itu baru cerita semuanya, Mami paham betul kamu lek kalau pulang dadakan begini pasti ada apanya".

"Romo, feeling Mami tajam ia? Radius ribuan kilometer masih terjangkau" canda Josua kepada sang Bapak.

"Salah satu alasan Romo ngincar Mami ia karena itu" jawab sang Bapak singkat dan menggoda sang Mami.

"Makan dulu, kalau sudah selesai baru ceritanya di lanjutin" sewot sang Mami.

Beberapa saat kemudian sang anak dan sepasang orangtua itu sudah berada diruang keluarga Dilengkapi dengan minuman segar favorite keluarga teh madu buatan Nyonya rumah

"Mami, Romo" mulai Josua pelan sambil duduk di dekat sang Mami "sebenarnya saya pulang minta restu untuk perjalanan saya nanti keluar kota kedepannya dan nanti saya pasti jarang pulang walaupun sekedar berkunjung kemari, disamping tuntutan kantor tapi saya juga Kampanye apalagi sebulan ini. Kampanye sebagaji calon wakil rakyat di kursi pemerintahan Dewan Perwakilan Rakyat nanti. Saya memang hanya sebatas memperluas wawasan dan ilmu serta pengalaman saja, untuk urusan menang saya ndak mengejar atau perioritaskan " terang Josua kepada kedua panutannya itu.

"Mami tidak setuju Romo, dan kamu Josua, bawa calon istri dulu toh nak baru memikirkan begituan, yang ada kamu semakin lapuk karena sibuk dengan Pilkada sana-sini dan belum lagi mengurusi perusahaan" seru Mami tidak terima

Mendengar protesan sang Mami yang benar dan betul mengenai dirinya Josua hanya menggaruk kepalanya yang entah kenapa butuh dihampiri tangannya "ini nih yang saya takutkan kalau sang ratu sudah mulai dengan pendapat mulianya" yang hanya berbicara dalam hatinya

"Romo ngomong dong!" seru Maminya lagi karena melihat suaminya hanya diam saja.

Melihat dan mendengar suara sang istri kali ini sang Romo harus sejalur dengan istrinya "Mamimu benar nak, pekerjaan atau karier yang kamu jalanin ini nantinya akan banyak menyita waktu dan tenagamu bahkan pikiranmu akan hanya berfokus di kedua hal ini, perusahaan dan politik. Urusan pribadimu akan kamu sampingkan, dan menurut Romo ndak segampang pemikiranmu lek, yah walaupun Romo bangga akan pencapaian dan niat kamu sampai ke tahap ini. Romo hanya mau kamu mempersiapkan semuanya dulu secara matang dan benar-benar siap menurut Romo. Kalaupun kamu maju saat ini menurut Romo kamu tidak kepilih sebagai pemenang"

Mendengar penjelasan ayahnya, ia jadi mulai mempertimbangkan apa yang akan dia lakukan "menurut Romo gimana posisiku sekarang? Mundur atau maju karena Jo sudah menjadi salah satu kandidat, jadi maksudnya di lanjut walaupun saya tau tidak akan kepilih? Terang Josua penasaran

"Kalau Romo ya kamu lanjut, karena mundur akan merusak citra kamu juga nantinya jalanin aja sesuai aturan, tetapi kalau kamu masih mau maju diperiode selanjutnya. Jadi, mungkin dengan kamu punya nama dan pengalaman di periode sebelumnya, memungkinkan kamu bisa jadi diperhitungkan, dan pasti Romo pasti dukung"

Josua tidak salah mengidolakan sang ayah dalam setiap mengambil tindakan dan selalu menjadi panutan dan kebanggaan bagi dirinya memiliki ayah seorang Sastrohadmoko.

"Nyonya Sastrohadmoko yang sedari tadi mendengar suaminya berbicara tentunya satu suara dengannya tiba-tiba keluar jalur dari pernyataan pertama membuat sang Mami protes tak terima "Romo bagaimana sih! Tadi tidak, sekarang kok berubah?"

"Sabar Mi, Mami jangan langsung emosi dulu, Romo belum lanjutin maksud Romo sebenarnya" sambil senyum melihat istrinya

"Apanya yang dilanjutin Romo? mami heran, kok senyum? Mami lagi nunggu maksud Romo tadi?"

"Maksud Romo Josua tidak akan berhasil sebelum menikah,Mami, kita kan tidak merestui dia berhasil karena belum ada mantu baru, jadi Romo tetap satu jalur dengan Mami dan Romo sangat yakin itu" jelas sang Romo ringan

"Nah dengar tuh Josua Sastrohadmoko ucapan Romomu, istri sebagai pendamping dan penolong untukmu, dan mantu untuk Mami" ucap Mami semangat.

"Ia Mami sayang, Jo pulang kan untuk ini, minta restu dan pendapat Romo"

Mami hanya melirik anaknya dan seperti ada yang kurang menurut sang Mami "anak bontot Mami kok ngak keliatan? Si Aldo masih tidur?"

"Aldo ngak pulang Mi, maaf Mi, saya tau persis Romo seperti apa kalau Aldo ikut pulang pasti ndak bakalan di kasih lagi jadi sekertarisku dan balik ke Jakarta"

"Jahat kamu lek, bagimanapun Mami dan Romo juga merindukan Aldo, anak-anak Mami yang lain semenjak punya pasangan jauh semua, Masmu Jordan dan mantu Mami Alana lebih memilih Australia sana, Mantu Mami Gerald juga, malah bawa Jelita adekmu tinggal di Australia juga, Mami suka sedih, punya anak banyak tapi jauh semua, nanti kalau kamu menikah dan Aldo juga menikah Mami ndak ijinin keluarga kalian untuk tinggal di luar negri, cukup yang dua pasang itu aja, TITIK"

Ayah dan anak itu hanya melihat sang Mami mengutarakan kesedihannya dengan geleng-geleng kepala.

"Mami kok jadi curhat?" tanya anaknya yang gemes melihat Maminya dengan ekspresi khas sang Mami

"Mami emang curhat mas" lanjut sang Romo dan senyum kepada istrinya

"Romo, berarti ndak merindukan mereka semua anak-anak Romo"? Lanjut Mami dengan muka sedihnya

" bukannnya menjawab sang istri, Romo malah mengajak anaknya untuk pergi "udahlah Jo, kamu ikut Romo ketemu tetua-tetua dulu karena dari kemarin mereka semua ngomongin kamu, mungkin karena kamu ikut Pilkada kali ini, Romo lihat semua antusias ngedukung kamu, Mami mu biarin aja" jelas Romo santai

"Ah, selalu aja Mami ditinggalin kalau ketemu begini" keluhnya.

---

Sorry typo every where

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang