Sepadan Bukan Sempurna

30 1 0
                                    

Masih tentang Mami yang minta mantu...

"Ia ampun Mi, tidak ada bedanya Mamiku, bersama atau tidak kami berdua dalam satu rumah dan seolah-olah itu mempengaruhi tuntutan mantu Mami ucapkan dari tadi, percayalah Mi, jodoh Aldo ataupun jodohku sudah disiapkan yang Maha Kuasa Mi, pasti yang terbaik, jadi Mami, Jo mohon Mami tetap sabar ia." Josua berusaha memberi pengertian lagi kepada ibu tercinta

"Kalau begitu Mami tunggu, tapi Mami mau tanya kenapa kalian berdua terutama kamu lek menolak setiap putri-putri dari tetua-tetua di Jogya sana? Menurut Mami mereka sempurna lo, dan Mami penasaran sesempurna apa nanti istrimu sampai kamu menolak wanita-wanita berkelas yang sempurna di mata banyak orang dan juga Mami tentunya?"

Josua hanya melihat Mami dan hanya bisa mendengar argumennya dengan senyum tipis kearah Mami, dan ayah sedari tadi hanya mengusap punggung istrinya seolah-olah memberi dukungan kepada sang istri

Melihat anaknya hanya diam dan tersenyum tipis menanggapi semua perkataanya, Mami berusah lagi untuk membuka mata hati atau jiwa anaknya tentang wanita-wanita rekomendasinya

"Mereka semua ndak ada yang cacat lo lek, baik dalam pendidikannya, asal-usulnya, bibit-bebetnya dan yang pasti ayu-ayu, anggun-anggun dan berkelas kalau kamu mau tau dan menurut Mami tingkat kesempurnaan perempuan, ia itu lek!"

Josua sangat mengerti kemauan ibunya sampai semua apa yang di miliki seseorang  yang sempurna dan bermartabat  sebagai perempuan di tunjukkan ibunya secara baik dan detail di hadapannya, tapi semua itu belum ada yang tersangkut dan menarik di hati seorang Josua

"Mamiku sayang, saya bukan mencari yang sempurna, tetapi yang sepadan dengan aku Mi. Mungkin yang Mami tawarkan semua terlalu sempurna untuk saya jadikan mereka jodohku. Saya jujur Mi, kalau saya ketemu mereka-mereka yang Mami jodohin ataupun yang lain juga saya ndak minat sedikitpun. Saya tidak bisa dan tidak mau jalanin sesuatu kalau bukan dari hati Mi, Mami juga tau kan hal itu?. Sebagai anak yang menyangi Mami hal ini jangan membuat beban pikiran Mami bertambah. Kita cukup sampai di sini membahas tentang hal ini ia, Mi?. Saya mohon Mi. Mami dan Romo cukup percaya dan itu cukup antukku"

Josua sudah benar-benar meyakinkan orangtuanya supaya mereka percaya aja dan itu sesuatu  yang berharga bagi dia, tapi dasar Mami Murni yang sudah kepengen mantu dia tetap tidak habis akal dan cerita untuk meruntuhkan pertahanan hati anaknya ini

"Romo, Mami jadi ragu dengan anakmu ini" mengarahkan pandangan penasaran ke arah suaminya sebentar dan berganti kearah Josua "jangan bilang kamu penganut pelangi-pelangi Jo?" tanya sang Mami sedramatis  mungkin sambil menutup mulutnya seperti terkaget dengan apa yang keluar dari mulutnya

Josua hanya bisa melotot seketika, syok mungkin dan mengusap wajahnya secara kasar dengan telapak tangan, tak habis pikir dengan pikiran sang ibu. Ternyata dia masih belum berhasil membuat satu pikiran dengan mami mengenai pendamping hidup

"Maksudnya Josua penganut pelangi-pelangi opo toh Mi?" tanya Romo penasaran apalagi melihat wajah pias anaknya dengan kata 'pelangi-pelangi'

"Ya ampun Mamiku, Murni Sastrohadmoko. Aku ini anakmu loh Mi, masih lurus, taat ajaran Firman Tuhan, dan yang penting masih suka dengan jenis kaum berlipstik, yang anggun, yang ayu dan lemah lembut" jawab Josua frustasi, Mami seperti meragukan seleranya terhadap kaum perempuan karena dia belum  pernah membawa seorang gadis ke hadapan keluarganya

Mendengar jawaban Josua, ayah mengerti sekarang maksud istrinya apa, dan hal itu membuat amarahnya naik seketika, dia tidak menyangka istrinya mengeluarkan pemikiran terlarang seperti itu, dan syukur juga, sepertinya keluarga mereka yang lain tidak perduli akan pembicaraan mereka dari tadi "Mami ngomong opo toh??? Gimana kalau banyak orang yang dengar? Bisa salah paham mereka akibat perkataan Mami yang tidak mendasar seperti itu" pak Raden menahan suaranya yang emosi supaya yang lain tidak terlalu tertarik

Tanpa memperdulikan suara suaminya, Mami tetap dengan keinginantahuannya saat ini "Mami mau kejelasan kamu aja lek, supaya kamu jangan seperti itu. Mami bisa melihat di luar sana, tapi jangan sempat ada di sekitar Mami, lebih baik ndak usah hidup kalau sudah begitu karena Mami ngak sanggup hadapinnya" dan jebol juga  pertahanan Mami menahan airmata kekuatirannya

Ketakutan sang Mami benar adanya, dan itu membuat Josua memeluk ibunya dan dia bersyukur memiliki Mami yang tidak lelah mengurusinya, ia walaupun selalu ada hal-hal aneh yang Mami keluarkan dari pemikiran cantiknya, tapi Josua sangat menyayangi Murni Sastrohadmoko yang di pelukannya ini

Melihat Josua memeluk istrinya, pak Raden jadi tau ketakutan istrinya selama ini dan hal itu menjadi hal baru bagi keluarganya

Untuk mencairkan suasana yang agak tegang diantara mereka bertiga mau ngak mau pak Raden berusaha supaya kembali rileks "lek Mamimu bahasane akhir-akhir ini tambah aneh toh?"

Josua melepaskan pelukannya dari sang Mami dan kembali ke tempat duduknya semula, Mami juga sudah tenang dan menghapus air matanya yang sempat keluar dari biliknya

"Mami kebanyakan bergaul dengan ponakan-ponakannya yang katanya Mami unyu-unyu Mo, bahaya lo Mo kalau kita biarin Mami masuk geng unyu-unyu itu, buktinya tadi kan Mo?" jawab Josua meledek Mami dengan senyum lebarnya.

"Haha, Romo baru sadar lek, pantesan Mami jadi seperti mereka"

Wajah sang Mami sudah normal kembali dan sepertinya kesal karena di jahilin kedua laki-laki itu

"Anak sama Romo sama saja, lebih baik Mami gabung dengan ponakan-ponakan Mami, lebih seru" setelah itu Nyonya Sastrohadmoko meninggalkan mereka

Romo juga berdiri dan berniat bergabung dengan kaum bapak-bapak lainnya di teras samping, dan sebelumnya dia menepuk pundak anak dua kali menandakan bahwa ayahnya selalu mendukungnya

"Makasih Mo" jawab Josua ketika Romonya sudah meninggalkannya

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang