Hampir Kebobolan 1

53 1 0
                                    

"Mr. Rudy belum masuk kan Ra?" tanya Panjul kepada Clara yang kebetulan sudah nongkrong cantik di standnya

Melihat Panjul yang tetiba menghampirinya Clara heran dengan pertanyaan salah satu temen kerjanya tersebut "eh, lo kok nanya gue sih Jul? Loe lihatkan gue nggak bareng beliau?"

"Siapa tau beliau BBM,WA loe gitu Ra, soalanya bagian-bagian rooms divition mau ngadain rapat gitu dan nanyain Mr.Rudy dari tadi, kebetulan gue lewat gue disuruh nyariin" terang Panjul serius

Melihat Panjul serius mau ngak mau Clara harus membantu temennnya dari kejujuran jawabannya "oh gitu, gue belum ketemu beliau bro, soal gue  di hubungi beliau pagi ini jawabannya tidak pernah. Tapi gue dengar-dengar tadi yang lain pada bahas tamu-tamu gitu, katanya kan minggu depan!"

"Ngebahas tentang tamu yang katanya keluarga ningrat juga ia? Yang ngerayaain Golden Anniversary pernikahan kan?

"Yup, biasa orang gedongan salah satu nama keluarga ningrat, jadi semua harus terlaksana sempurna seperti biasa"

"Berita bagus dong Ra, sekalian bisa cuci mata nih lihat yang bening-bening dan seger, lumayan mata juga butuh ganti suasana pemandangaannya"

Mendengar tanggapan Panjul yang jauh dari pembahasan langsung menatap temannya keki "ngeras aja otak loe Jul, bahas apa jawab apa, gak jelas loe"

"It's normal baby, hehe"

"Normal gigimu" jawab perempuan berdarah sunda itu

Perbincangan kedua rekan kerja tersebut teralihkan dengan tingkah temennya yang berlari seperti orang dikejar maling atau setan mungkin karena kepanikan terlihat jelas dimuka seorang Riama.

"Ra, itu Riama kok lari begitu? tuh anak kayaknya panik amat"

Salah satu rekan kerja mereka yang sebenarnya hanya melihat dan menikmati perbincangan mahluk Clara dan Panjul dari tadi, tertarik mendengar nama Riama dengan kata 'panik'

"Kayaknya tuh anak butuh kita deh, panggil coba" seru July yang dari tadi hanya duduk disamping Clara tanpa menanggapi kehebohan cerita-cerita dari kedua ceriwis tersebut dari tadi.

"Riama!!!"

Mendengar namanya di panggil, Riama yang di depan lift langsung berlari secepat mungkin menghampiri ketiga teman kerjanya yang berdiri menunggu langkahnya di pojok sebelah kanan tempat recepsionist bagian 4 yang merupakan batas antara office dan ruangan lain.

"Ngapain loe kok tegang begitu mukanya?" tanya Panjul setelah Riama sudah mendekati mereka

Riama menarik nafas sebentar lalu menjawab pertanyaan panjul dan muka bertanya Clara dan July "syukur kalian bertiga ada disini, aku perlu kebawah lagi, ke loby buat nyari bantuan, haah" jawab Riama dan sekedar melepaskan suara kepenatannya

"Ia, tapi loe kenapa nyari orang dan panik bagini?" seru Clara ikutan panik karena belum pernah liat seorang Riama simuka rada ceria dan rada jutek begini.

"Itu...aduh...itu" Riama tambah panik, mengingat tujuannya dan melihat muka penasaran temannya menjadi panik juga

"Tarik nafas terus hembuskan" July melihat semua panik, dia menyuruh riama supaya rileks dan siap untuk bercerita

Riama menurut dan mulai rileks
"Gimana? Mendingan?" tanya July

"Lumayan mbak, makasih mbak"

"Sekarang cerita ia, kenapa ampe panik ngak jelas begitu?" tanya panjul langsung dan Riama mengangguk mengiakan Panjul

"Tadi sewaktu keluar dari lantai 25 ngantarin data yang baru kearsip, dilorong kamar- kamar aku mendengar suara teriak-tariakan pas lift terbuka, dan aku keluar dari lift dan benar suaranya semakin jelas dan kuat dan sepertinya sepasang gitu, dan kamar sumber dari suara itu pintunyaa setengah terbuka, dan suara yang terdengar mengandung kata-kata bunuh-bunuhan dan bom dan mengandung ancaman dan kematian, saya pelan-pelan menarik pintu supaya tidak dilihat orang di dalam dan menjaga tamu apabila ada yang kebetulan keluar atau melintas tidak mendengar suara menyeramkan itu dan merusak keamanan hotel ini, kebetulan juga scraf kita hari ini panjang jadi saya mengikat handle pintu dengan besi lampu pajangan yang nempel ditembok dekat pintu, jadi sekarang kamu kesana Jul dan panggil security, aku mau manggil yang lain" terang Riama cepat

"Oke, gue udah hubungi mereka, Ra dan mbak July stay di sini dan kalian awasi apapun yang mencurigakan" atur Panjul dan segera berlari ke tempat kejadian

"Oke kita ngerti"

Ternyata tak jauh dari mereka, pak menager hotel ini menampak diri "Ra, itu pak Sam kan? Sepertinya bareng istrinya apa ngak papa gue ganggu bentar ia?" seru Riama tiba2 yang melihat pak Sam keluar dari lift berjalan menuju ruangannya bersama perempuan yang mereka kenal sebagai istrinya tersebut

"Udah buru, ngak apa-apa, loe langsung kasih tau beliau sebelum tamu yang lain dengar. Bisa berabe kenyamanan dan nama baik hotel ini"

"Cepat Ra, gue udah hubungi pihak berwajib mereka udah hampir tiba" susul July

Riama sudah mendekati pasangan yang mendekati ruangan rapat di bagian lantai ini dan bersebelahan dengan ruangan pak Sam juga.

"Permisi pak Sam?" pasangan tersebut menoleh kebelakng mendapati Riama dengan mengangguk kikuk dan wajahnya yang lumayan panik dan keruh "bapak harus ikut saya ke lantai atas ada sedikit masalah pak" lanjut Riama serius

Mendengar kata 'masalah' dan raut muka Riama yang seolah menggambarkan hal penting, pak Sam mengangguk sedikit ke istrinya dengan arti masuk keruangannya duluan dan pak Sam menghampiri Riama yang sudah memencet pintu lift menuju lantai 24 tempat kejadian, sambil menunggu lift terbuka Riama menjelaskan apa yang terjadi.

"Gimana pihak keamanan udah kamu hubungi?" tanya pak Sam menanggapi penjelasan Riama

"Security dan pihak berwajib sudah di panggil pak, mungkin Panjul juga udah menanganinya karena dia sudah kesana sebelum saya ketemu bapak"

Lift pintu terbuka dan kedua orang tersebut sudah melangkah menuju ke TKP dan ternyata sebelum pintu lift disebrang tertutup mereka melihat Panjul dan diikuti empat security sedang memasuki lift khusus petinggi hotel "bagus" seru pak Sam melihat Panjul dan ke empat Security "Panjul sepertinya sudah mengamankan mereka" pak Sam seperti tau Panjul membawa mereka keruangan khusus yaitu ruangan rapat di bagian selatan, karena terbebas dari lorong yang banyak dilintasi orang

Riama yang sedari tadi mengikuti pak Sam hanya bisa bertanya-tanya dalam hati "ada masalah apa ia? Belum pernah ada pengacau seperti ini, apa ini suatu jebakan? Dari pada menduga-duga mending liat dulu" jawab Riama sendiri dalam pikirannya

Bukan salah Riama berpikiran seperti itu, karena keamanan dan kenyamanan Hotel SKY I paling di jaga dan merupakan salah satu kelebihan hotel ini, basis keamananya sangat di junjung tinggi, dan terbukti acara besar dan even apapun itu baik kalangan pejabat negri ini, duta besar negara beserta orang jetset mempercayakan Hotel SKY I sebagai patner dalam banyak even besar maupun kecil.





Sory, banyak typo

Hanya KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang