The Message

121 19 17
                                    

-oOo-

Rintik air hujan turun perlahan menyentuh permukaan bumi. Menciptakan sensasi tersendiri di kulit. Dan bebauan khas menyeruak lebih dominan dari sebelumnya.

Seorang anak laki-laki sedang duduk di teras rumah, sembari menikmati secangkir teh manis yang hangat. Terlihat dari wajahnya, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

"Jam setengah 6 sore ya." kata dia melihat ke arah jam tangan hitam miliknya. Kemudian dari arah pintu rumah, terdengar suara langkah kaki. Sesosok lelaki berperawakan tinggi tegas, berdiri di muka pintu. Lalu lelaki tersebut ikut duduk di teras.

"Ayah? ini jadi tidak? Yusuf mau ikut program Study Tour dari sekolah." kata anak laki-laki yang bernama Yusuf itu, memulai pembicaraan.

"Kamu sudah bilang belum ke Allah?" Jawab sang ayah santai.

"Belum, yah."

"Bilang dulu aja ke Allah! Masih ada waktu sampai kapan?" tanya ayah.

"Mm.. Sekarang hari Kamis, dan pembayarannya paling lambat besok, Jum'at. Karena hari Sabtunya sudah berangkat." Ucap Yusuf menjelaskan, seraya menghabiskan secangkir teh miliknya.

"Ya sudah, hari ini masih ada Maghrib, Isya, Qiyamul Lail. Dan masih ada Shubuh di Jum'at pagi, untuk berdoa. Sekarang hujannya sudah reda, kamu bersiap ke masjid, berdoa dulu sama Allah."

Tanpa sepatah kata, Yusuf langsung mempersiapkan dirinya.

Sang Ayah juga ikut masuk ke dalam rumah. Rumahnya tidak terlalu kecil, juga tidak terlalu besar untuk ukuran seorang pengusaha yang baru satu tahun memulai usahanya.

Sekitar 20 menit kemudian, Adzan Maghrib berkumandang. Mereka berdua sudah berada di dalam Masjid, lalu ayah Yusuf mengatakan sesuatu sebelum shalat dimulai.

"Nanti setelah shalat, kita minta sama Allah. Agar kamu nanti bisa berangkat ikut Study Tour. Harus bayar berapa tadi?"

"100 ribu rupiah" jawab Yusuf seadanya.

"Ayo kita minta 100 ribu sama Allah."

Setelah selesai shalat Maghrib, si ayah menyuruh Yusuf untuk berdoa.

"Silahkan kamu berdoa! Jangan dalam hati, supaya ayah bisa mengamini!" perintah ayah.

Yusuf pun berdoa, "Ya Allah, saya ingin ikut Study Tour, tapi ini Ya Allah, punya ayah pelit banget, 100 ribu aja harus shalat dulu, harus doa dulu, ya semoga ayah ngasih deh."

"Hust.. Doanya langsung ke Allah." sang ayah protes.

"Ya Allah, tolong bayarin saya."

"Hust.. Doanya langsung aja, mau dibayar atau tidak, pokoknya berangkat Study Tour." jelas ayah.

"Ya sudah, seperti yang dikata ayah Ya Allah, Aamiiin.." Yusuf menurut pasrah.

"Aamiiin.."

Lalu ketika Adzan Isya, Yusuf disuruh lagi ke Masjid, dia berdoa lagi. Ketika Yusuf berfikir tentang Study Tour, ayahnya langsung menegur.

"Nak, kamu harus mikirin Allah, jangan mikirin uang nya!"

"I-iya, t-tapi ini harus bayar, yah." balas Yusuf bingung

"Tapi itukan kata orang, bukan kata Allah. Lihat apa yang nanti Allah katakan, kalo Allah berkata “Berangkat” pasti berangkat. Betapa banyak orang yang bisa membayar, tidak jadi ikut karena sakit perut, ada yang masalah dengan orang tuanya, karena bis nya mogok lah, dan lain-lain." Dengan nada lembut, ayah menasihati Yusuf yang terlihat gelisah.

"Sudah, sekarang kamu tidur, besok bangun lagi untuk sholat malam."

"Hn." Yusuf hanya menggumam pasrah.

Yusuf: Pemuda BertauhidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang