Jika Senja Tak Mempertemukan

113 2 0
                                    



Kegelapan mulai menyelimuti awan yang cerah , menutup matahari di siang hari. Rintihan hujan mulai berjatuhan perlahan membasahi setiap jalan yang ku lewati. Sama halnya dengan dunia percintaanku yang disetiap langkahnya selalu dibasahi oleh rintihan air mata yang siap berjatuhan. Namaku dian. Aku sudah gagal dalam beribu kali percintaan. Mengapa ? aku pun sendiri tidak mengetahuinya. Aku selalu merasa takut untuk memulainya kembali.

Kringgg...

Suara bel telah berbunyi keras menandakan pelajaran matematika yang sangat membosankan ini berakhir.

"diannn jangan lupa nanti marching band" teriak nabila dari kejauhan yang tiba-tiba berlari kepadaku.

"iya inget kok bawel." Jawabku sambil berbalik arah kepadanya.

Setelah tiba di rumah, mama ternyata sudah menungguku pulang.

"Assalamualaikum... " kata ku sambil membuka sepatu dan segera menghampiri mama untuk salim.

"Walaikumsalam..." kata mama sambil menghampiriku

"Gimana dek sekolahnya?" sambil senyum menatapku.

"Ya gitulah ma , seperti biasa begitu-begitu saja. Ohiya nanti dian mau ikut ekstra marching band." ujarku

"hati-hati ya sayang" kata mama sambil menyiapkan makanan di dapur.

"iyasih ma, Aku ganti baju dulu ya." Kata ku sambil bergegas memasuki kamar.

Sesampainya di sekolah, kita hampir telat dan memutuskan untuk berlari. Rasanya sudah malas banget harus lari-lari seperti ini dengan terburu-buru aku sambil mengambil name tag ku. Saat ingin memakainya aku pun bertabrakan dengan seorang lelaki yang aku nggak kenal siapa.

"Sorry sorry" kataku sambil bergegas mengejar nabila

Lelaki itu hanya diam dengan mata yang tak terlepas menatapku. Aku pun hanya terus mengejar nabila tanpa menghiraukannya lagi.

"Maaf kak telat" kata nabila dengan menundukan kepalanya

"Iya nggak apa kok ini kan masih awal kalau besok-besok nggak boleh ya." Kata senior marching band dengan wajah tersenyum

"Baik kak" jawabku dan nabila sambil bergegas duduk dengan anggota lainnya.

Tiba-tiba aku melihat sosok lelaki yang tadi aku tabrak. Seakan arah langkahnya menuju daerahku duduk bersama anggota baru lainnya. Lelaki itu langsung menekukan kedua lututnya sambil menghadap kearahku. Tangannya seolah ingin memberikanku sesuatu.

"Dompetmu jatuh dek" ujarnya sambil meluncurkan tangannya kearahku

Aku sempat terdiam sejenak. Kulihat tatapan matanya yang begitu tajam. Jantungku berdeguk kencang seakan bertanya "apakah ini rasanya jatuh cinta?"

"ohiya makasih kak" jawabku dengan bergegas mengambil dompet dan menaruhnya ke dalam tas.

Mataku tak terlepas darinya yang terus melangkah perlahan meninggalkan barisanku. Langkah kakinya menuju ke depan seluruh barisan anggota baru marching band. Tak ku sadari ternyata dia adalah kakak senior di ekstrakulikuler marching band.

"Cieee siapa itu?" celetuk nabila sambil mendorongku

"apaan sih nab, aku juga nggak tau dia siapa. Dia itu tadi tabrakan sama aku pas kita buru-buru karena takut telat." Jawabku sambil menengokan setengah kepalaku ke nabila.

"tapi, aku nggak asing sama mukanya." Ujar nabila sambil mencodongkan badannya kearahku.

"ahh sok tau kamu nab" jawabku sambil menengok ke arahnya

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang