Two

897 125 9
                                    

SoonHoon

Yaoi bxb. Don't like? Don't read

Vomment!

.
.
.

Mendengar suara itu, Jihoon dan Jeonghan segera berlari mendekati arah suara, yaitu di ujung belokan lorong apartement Jeonghan.

Dan gotcha! Soonyoung jatuh terduduk dengan buku berhamburan di sekitarnya.

Dengan sigap, Jeonghan membantu Soonyoung berdiri dan melihat lukanya.

"Soonyoung? Kok bisa?" Tanya Jeonghan. Jihoon menatap Soonyoung dari atas hingga bawah dan menemukan luka gesek yang cukup besar dan merah di lutut serta sikunya.

"Kau terluka," tanpa bicara lagi, Jihoon berlalu pergi dan membuat dua orang yang ada bersamanya bingung.

Tapi satu menit kemudian, Jihoon datang membawa kota P3K miliknya dan menarik tangan Soonyoung menuju kamar terdekat, kamar Jeonghan.

Dengan cekatan Jihoon mengobati kaki Soonyoung yang terluka. Sebenarnya Soonyoung bisa mengobati dirinya sendiri. Tetapi, entah kenapa dia senang saat Jihoon memperhatikannya. Wajah seriusnya Jihoon itu ㅡugh Soonyoung suka sekali.

"Emm, aku akan pergi sebentar. Jihoon-ah nanti kita bicara lagi ya. Ini kunci kamarku," Jeonghan melempar kunci kamarnya dan berjalan pergi. Menyisakan dua manusia ini dengan canggung.

"Jadi, kenapa kau bisa jatuh?" Tanya Jihoon sambil meniup-niup luka Soonyoung. Tidak terlalu parah tapi cukup membuat Soonyoung sedikit mengerang kesakitan saat di tempeli kapas alkohol.

"Aku menginjak tali sepatuku sendiri. Aish kenapa lantai apartment ini harus karpet sih? Maaf merepotkan Jihoonie. Harusnya aku memakai celana panjang."

Deg

'Aku tidak salah dengan kan? Jihoonie?'

"Jihoonie? Jangan melamun. Apa kau sudah makan? Ayo pergi makan bersamaku," dengan senyuman cerianya, Soonyoung mengajak Jihoon berdiri dan berjalan dengan sedikit tertatih.

"Sebentar, kumasukkan buku-bukumu dulu. Tunggulah di luar," Jihoon bergegas keluar dari kamar Jeonghan dan membawa buku-buku berat Soonyoung. Buku-buku tersebut dia taruh di dalam kamar Jeonghan untuk sementara, sampai dia kembali dari kencan? Bukan. Hanya sebatas makan malam saja.

.
.
.

Soonyoung memperhatikan cara Jihoon yang menyantap makanannya dengan lahap.

"Apa kau kelaparan? Kenapa makanmu terburu-buru sekali?" Jihoon mengangguk mengiyakan pertanyaan Soonyoung dengan mulut penuh tetapi seketika dia berhenti. Dengan susah payah pemuda manis itu menelan makanan yang masih ada di mulutnya.

"O-oh tidak. Aku tidak terlalu lapar. Hanya saja makanan ini enak sekali," Jihoon kembali melahap makanannya dengan cepat. Berusaha menutupi kebohongannya.

"Kau kelaparan Jihoon-ah. Mana ada orang tidak kelaparan yang makannya serakus itu hanya gara-gara makanannta enak," Soonyoung terkekeh pelan.

"Makanlah yang banyak, Ji. Kau terlalu mungil. Berkembanglah sedikit," Jihoon memanyunkan bibirnya. Pemuda sipit itu mengejeknya. Lalu Jihoon melemparkan tatapan sinis yang malah terlihat ㅡekhm manis di otak Soonyoung.

"Aku bercanda. Ayo setelah ini kita makan es krim. Kudengar ada toko es krim yang baru buka dan ramai," Soonyoung mengelus pucuk kepala Jihoon dan lanjut mengamati Jihoon yang sedang makan.

"Jangan tatap aku seperti itu, Soonyoung. Makanlah," pipi Jihoon bersemu merah. Tatapan Soonyoung sangat membuat jantung Jihoon ingin keluar dari tempatnya. Jangan sampai itu terjadi.

🍃Lonely✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang