Three

723 122 9
                                    

SoonHoon

Yaoi bxb. Don't like? Don't read

Vomment!

.
.
.

Jihoon dari tadi hanya duduk diam menatap Soonyoung yang melamun di kamarnya. Iya, di kamar apartemen Jihoon.

Setelah kejadian dimana ibu Soonyoung memohon bahkan hampir bersujud, Soonyoung langsung pergi dengan menarik tangan Jihoon di genggamannya. Dan disinilah mereka.

"Kenapa tidak pulang?" Akhirnya Jihoon bersuara. Soonyoung langsung tersadar dari lamunannya.

"Tidak ingin. Aku tidur disini saja. Aku bisa tidur di lantai," baru saja Soonyoung mendudukkan dirinya di lantai, Jihoon menarik tangan Soonyoung untuk berdiri.

"T-tidak. Kasurku tidak kecil. Kita bisa tidur berdua. Akan kuambilkan baju baru." Soonyoung tersenyum. Jihoon terlihat malu-malu saat mengatakan itu. Terlihat sangat jelas. Jangan lupakan pipi merahnya.

"Terima kasih. Maaf kehadiranku merepotkanmu."

"Tidak sama sekali. Aku senang," pipi Jihoon semakin bersemu merah. Malu tentu saja.

"Benarkah? Aku juga senang. Besok aku akan pulang." Jihoon mengangguk menanggapi Soonyoung.

"Eum, soal tadi, apa menurutmu aku harus ke Jepang?" Pertanyaan Soonyoung membuat Jihoon yang sedang mencari baju berhenti.

"Kenapa bertanya padaku?" Jihoon kembali memilah-milah baju untuk Soonyoung kenakan sekarang. Soonyoung masih terdiam hingga Jihoon menghampirinya dengan handuk dan satu stel baju rumahan. Kaos putih dan celana training abu-abu.

"Mandi dan ganti bajumu. Kau suka sup asparagus?"

"Aku suka. Terima kasih. Aku pinjam kamar mandimu." Soonyoung berdiri dan berlalu pergi saat Jihoon membuka pintu kamarnya.

Selang beberapa menit, Jihoon yang masih berkutat dengan peralatan dapur mendengar suara langkah kaki mendekat. Sudah pasti itu Soonyoung.

"Ada yang bisa kubantu?" Jihoon tersenyum kecil mendengarnya.

"Ada. Duduklah dengan sabar dan tunggu masakanku selesai." Soonyoung memberenggut lucu. Dia tetap cuek dan mendekat ke arah Jihoon yang sedang mengaduk-aduk masakannya.

"Aromanya enak. Masih lama kah? Aku lapar." Soonyoung mengambil alih sendok yang dipegang Jihoon dan mengaduk masakannya.

"Sudah mau selesai. Kau keramas? Hei keringkan dulu! Nanti airnya masuk ke dalam panci," Jihoon mengambil alih handuk yang ada di bahu Soonyoung dan berjinjit untuk mengeringkan rambut pemuda yang lebih tinggi.

"Kau bisa sakit kalau rambutmu basah dalam waktu yang lama," Soonyoung hanya diam mendengar ocehan, lebih tepatnya omelan dari Jihoon.

"Jadi setelah mandi, kau harus langsung menge-"

"Kau tahu Ji?" Soonyoung menghentikan ucapan Jihoon. Tangan Jihoon yang masih sibuk mengeringkan rambut Soonyoung seketika berhenti dan langsung terlonjak ke belakang karena wajah Soonyoung yang sangat sangat dekat dengan wajahnya. Yah walaupun akhirnya masih tetap dekat karena tubuhnya sudah mengenai rak meja di belakangnya. Jangan lupakan tatapan Soonyoung yang tajam dan tegas menuju tepat pada manik hitam kecoklatan Jihoon.

"A-apa?" Gugup. Tentu saja Jihoon gugup. Tapi jujur, bagi Jihoon tatapan Soonyoung ini sangat menawan.

"Kau imut kalau sedang kesal," setelah itu Soonyoung tertawa keras dan menjauhkan tubuhnya dari Jihoon. Kelakuan Soonyoung membuat Jihoon bingung.

"Hei ada apa dengan tatapanmu? Jangan menatapku seperti aku adalah orang gila yang terdampar di rumahmu."

"Bukannya itu memang benar?" Ucapan Jihoon membuat Soonyoung mendelik kaget.

🍃Lonely✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang