ketawadhu'an Abu Hanifah

732 38 0
                                    

Imam Abu Hanifah pernah berkata , “Aku belajar lima masalah dalam ibadah haji dari seorang Pencukur rambut .” 
Berikut ini kisahnya :
Setelah aku menyelesaikan manasikhaji, aku pergi ke tukang cukur untuk mencukur rambutku .
Aku bertanya kepada tukang cukur , “Berapa ongkos mencukur rambut ?”
Tukang cukur itu menjawab , “Ini adalah ibadah dan ibadah tidak mensyaratkan apa pun. Duduklah !”Aku pun duduk dan membelakangi kiblat .
Dia berkata , “Hadapkan wajahmu ke arah kiblat !”
Ku berikan kepalaku sebelah kiri untuk dicukur terlebih dahulu. Dia kembali berkata , “Putar kepalamu ke arah kanan .”
Maka aku pun memutar kepalaku ke arah kanan. Dia langsung mencukur rambutku dan aku diam saja. Dia berkata lagi , “Bacalah takbir (Allahu akbar ) !”
Aku pun terus membaca takbir sampai dia selesai mencukur. Ketika aku berdiri dia berkata , “Mau ke mana kamu ?”
Aku menjawab , “Aku ingin meneruskan perjalananku ”
Dia berkata , “Shalatlah dua raka ’at dulu, setelah itu pergilah ”
Aku sangat terkejut dengan perkataan tukang cukur itu dari awal dia mencukur rambutku, lalu aku bertanya kepadanya , ”Dari mana kamu belajar semua ini ?”
Dia berkata , “Aku pernah melihat ‘Atha’ bin Abi Rabbah melakukan ini ”
Di antara ketawadhu ’an Imam Abu Hanifah yang lain adalah ketika Abu Hanifah melewati anak-anak yang sedang bermain di jalan, dia berkata kepada salah seorang dari mereka , “Wahai anakku, hati-hati, nanti jatuh ke tanah ”
Anak-anak itu membalas , “Engkaulah yang seharusnya berhati-hati, agar jangan sampai jatuh, karena terperosoknya orang 'alim adalah terperosoknya alam .” (Kesalahannya menyebabkan kesalahan orang-orang).
Abu Hanifah berkata , “Demi Allah, sejak saat itu aku tidak mengeluarkan fatwa, kecuali setelah berdiskusi dengan murid-muridku selama 40 hari.”

Kisah Inspiratif💡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang