Di pagi hari yang terlalu cerah, seorang siswa berkacamata lengkap dengan ransel hijau dan sepatu putihnya tengah berjalan di koridor sekolah menuju kelas. Oh tidak, siswa itu bukan hanya berjalan tapi juga menghentakkan kakinya. Lengkap dengan bibir pout dan mata menyipitㅡseakan matanya memang belum sipit.
Wonwoo namanya, Jeon Wonwoo. Makhluk hidup yang dikenal dengan sifat jutek, bermulut seribu, tsundere, cengeng, anak mamah, baperan, kadang lucu menggemaskan mirip anak kucing tapi juga kadang galak seperti anjing yang diinjak ekornya.
Dan juga suka gigit. Bagian ini benar-benar fakta karena bayi ini sering gigit sesuatu atau seseorang jika sedang gemas atau kesal.
Tanduk merah muncul di kepalanya setiba di kelas. Menangkap tiga orang sahabat setannya tengah duduk di bangku masing-masing.
Brak!
Wonwoo memukul meja salah satu sahabat mungilnya membuat bocah mungil bernama Jihoon yang saat itu sedang fokus dengan cermin dan eyeliner terlonjak kaget, bahkan eyelinernya mencoret pipinya.
Jihoon memandang horror pantulan wajahnya di cermin. Dengan mata berusaha dibesarkan, bocah yang tinggi badannya tidak seberapa itu melayangkan tatapan tajam pada Wonwoo.
"Yak apa masalahmu?!"
Wonwoo membanting ransel hijaunya ke meja sebelum menunjuk Jihoon tepat di depan hidungnya. "Heh kecil! Semalam aku diare bahkan bolak-balik kamar mandi gara-gara ramen sialan itu!"
"Siapㅡmmphh!" Wonwoo langsung menyumpal mulut Jihoon dengan gulungan kertas.
"Wen! Kwon! Kemari kalian!"
Dua orang yang dipanggil langsung menghampiri si anjing galakㅡmaksudnya Jeon Wonwoo.
"Kenapa kamu sensitif sekali seperti bokong bayi?" Soonyoung tidak menyadari aura hitam yang menguar dari sahabatnya. Makhluk hamster itu dengan santai memukul bokong tepos Wonwoo.
"Kalau aku bokong bayi berarti kamu ingus bayi!" sungut Wonwoo.
Dengan tangan kecil yang dilengkapi kuku pendek namun tajam hampir mencakar pipi gemuk Soonyoung jika saja Junhui tidak buru-buru menyelamatkannya.
Junhui berbisik pada Soonyoung. "Jangan dihiraukan, dia sedang dalam mode anjing diinjak ekor."
"Wen kamu pikir telingaku mampet?!"
Junhui langsung mengangkat kedua tangan layaknya pencuri yang tertangkap polisi.
"Kemarin kita kan sudah sepakat, yang kalah taruhan harus makan ramen dengan kepedasan level tinggi, siapa suruh kalah." ucap Jihoon. Sudah melepas sumpalan mulutnya, sekarang si Mungil itu kembali sibuk dengan eyeliner.
"Tapㅡarrghh!"
Wonwoo menjatuhkan tubuhnya ke kursi sebelah Jihoon, mengacak rambutnya seperti orang frustasi. Cih sok drama, dasar bayi! Ngomong-ngomong Wonwoo dan Jihoon itu satu bangku.
"Isi perutku terkuras habis, apa kalian juga memasukkan obat pencuci perut ke dalam ramennya?"
Soonyoung menggeleng dengan raut wajah sok polos minta ditendang.
"Sialan! Aku benci kalian!"
Bukannya meminta maaf, tapi tiga sahabat sialan itu malah kompak tertawa. Sepertinya Wonwoo harus membawa setan-setan itu ke dokter kejiwaan, atau mungkin dirinya yang harus dibawa kesana karena ia punya pertanyaan besar mau-maunya berteman dengan tiga makhluk 'ajaib' itu.
"Akan kuadukan pada Gyunie supaya kalian dimarahi habis-habisan."
Tiga sahabat setannya saling memandang kemudian kembali tertawa. Sumpah demi kaus kaki Bohyuk yang belum dicuci selama dua minggu, ingin rasanya Wonwoo menjejali mulut sahabatnya dengan kaus kaki beracun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Onu
Historia CortaWonwoo itu makhluk Tuhan paling menggemaskan. Tidak percaya? Mari kita buktikan. Tapi sebelum itu kuperingatkan untuk menyediakan bantal, jika gemas maka kalian bisa menggigit bantal itu sebagai pelampiasan. Dan ingat! Jangan menganggap Wonwoo adala...