Chapter 3

62 3 1
                                    

"Gimana di London, Roo?" tanya Papa tetap focus dengan jalanan di depan.

Alvaro, cowok yang duduk di bangku kelas 2 SMA ini adalah seorang Wattys omong omong. Dia bercita cita sebagai seorang penulis terkenal, semua bermula ketika papa mengajaknya ke toko buku dan membebaskannya membeli buku yang dia suka, sayangnya waktu itu Varo kecil tidak suka buku, karena bu guru selalu memintanya mengerjakan banyak tugas di buku pelajaran.

Varo gondok, dia tidak mau menghabiskan waktunya hanya untuk membaca tulisan tulisan tidak jelas. Varo tidak mau membeli buku sama sekali, padahal papa mau menambah kecintaan Varo pada buku. Papa pun mengharuskan Varo membeli buku, kalau tidak beliau tidak akan membelikan mainan baru. Varo pun asal mengambil buku, lucu nya ia mengambil KKPK dengan judul "My Cute Teddy" buku pertama Varo memang tidak terduga.

Begitu terus hingga koleksi buku Varo bertambah, lama lama ia bosan dan tidak ingin hanya membaca karya orang. Dia ingin menerbitkan buku. Varo kecil yang jenius. Sampai akhirnya ia berhasil menerbitkan satu buku. Dan akhirnya ketagihan. Lima buku berhasil ia terbitkan. Sampai akhirnya usia nya melebihi ketentuan, ia pun berhenti menulis selama beberapa tahun. Bosan. Begitu katanya. Sampai akhirnya ia menemukan jalan baru, aplikasi wattpad.

Dua cerita sudah ia publikasikan, reader nya pun begitu banyak. Dan yang membanggakan adalah cerita terakhirnya, cerita itu dua tahun lalu di terbitkan. Mama dan Papa tentu saja bangga. Setahun kemudian.. "Pah, ada tawaran nih pa! Mereka nanyain, persetujuan untuk mem film kan bukuku!" Papa dan Mama tentu saja mendukung. Dan kini film itu sedang shooting. Karena dalam cerita itu lokasi nya ada di London, tentu saja mereka harus shooting disana. Varo ngotot ingin ikut ke London, dan yaa.. kalian tau endingnya.

"Baik pah, semua lancar. Have fun kok disana.. salah satu teman baruku Caroline. Dia baik,ramah,sopan, dan sangat menyenangkan. Ketika break shooting, ia mengajakku keliling London. Kebetulannya apartemen kita cuma beda selantai" jawab Varo.

"Bagus kalau begitu" komentar papa.

"Apa dia cantik, Roo?" tanya mama.

Dito diam sejenak. "Kenapa diem lo?" tanya Shafa melirik kakaknya. Kakaknya terlihat berpikir.

"Kalau jelek jangan mau Varo" kata mama.

"Memang kenapa?" tanya Varo mengangkat alisnya, penasaran.

"Nanti kalau sama mama cantikan mama gimana?" kata mama nya seraya memasang cengiran lebar. Seketika,mulut Shafa dan Varo membuat huruf o sempurna ketika mendengar jawaban mama nya. Papa hanya tertawa kecil. "Dih, emang mama cantik?" goda Shafa iseng.

"Nah lo. Emang mama cantik?" tanya papa tak mau kalah.

"Ih Papa ikut ikut aja sih" kata mama cemberut. Aduh Lol banget sih ni mama. Papa tertawa melihat hal itu "Iya lah mama cantik. Kalau ngga papa juga ga mau" balas papa.

Fix, pipi mama bersemu "Ih! Papa apaan si. Gombal"

"Aduh...Ciye!!" goda Shafa dan Varo.

...............

Happy Monday! Ini adalah Senin pagi yang tenang. Matahari belum sepenuhnya terlihat di ufuk timur. Udara masih terasa dingin, langit masih gelap. Belum ada ke sibukan di kota itu. Waktu menunjukkan pukul 03.30 sebentar lagi kumandang adzan subuh akan terdengar. Dan..

Allahu akbar.. Allahu akbar..!!

Seruan yang menegaskan Allah Maha Besar itu terdengar menggema di langit hitam ke biru biruan itu. Mama, yang mendengar alarm pribadi nya berbunyi segera membuka matanya, duduk sejenak untuk mengumpulkan nyawa. Setelah nyawa nya terkumpul, ibu dari tiga orang anak itu segera mengambil jepit rambut hitamnya di atas meja dan mencepol rambut panjangnya.  Keluar kamarnya dan menuju wastafel untuk mencuci muka dan menggosok gigi. 

Missing SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang