Happy Reading!
.
.
.Setelah sampai di jepang, sowon terus saja memajukan bibirnya memasang kuping mendengar omelan eunha. Bahkan ketika sampai di hotelpun sowon tetap mendapat omelan eunha. Si jerapah seenak jidatnya saja mencium bibir eunha dan itu disaksikan penumpang pesawat dan juga pramugari yang ada. Eunha berhenti didepan kamar hotel memutar arah menghadap sowon dibelakangnya.
"Kenapa mengikutiku pabo!?" Benar benar kelinci galak.
"Wae? Ini kan kamar inapku juga" ujar sowon dengan santai.
"Mwo? Yaa!! Kita tidak sekamar. Cari kamarmu sendiri. Atau kau bisa tidur dengan yuju"
"Tapi kan.."
"Tapi apa? Sudah sana pergi" usir eunha. Ia segera membuka pintu kamar lalu menutupnya sebelum sowon sempat masuk.
"Aish jinjja!!" Kesal sowon seraya menendang pintu kamar eunha.
Sowon yang jengkel bukan main di usir oleh eunha, menyusul yuju dikamar inap yuju. Beruntung tadi yuju sempat menyebutkan nomor kamar inap yuju pada nya. Begitu sampai dikamar yuju, sowon langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dulu. Ia meletakan ranselnya di lantai dan berbaring disamping yuju.
"Wow wow. Ada apa dengan wajahmu itu? Apa eunha mengusirmu?" Tebak yuju sembarangan. Meski tebakan nya 100% benar. Sowon melirik yuju sekilas lalu sowon menghela nafas berat.
"Aku benar?" Tanya yuju lagi. Sowon pun hanya mampu mengangguk lemah. Yuju ingin tertawa, tapi sowon sahabatnya sedang murung. Ingin mengejek sowon, malangnya yuju belum ingin lehernya dicekik sowon. Ingin menghibur sowon, yuju bukan lah pelawak handal seperti sule ataupun azis gagap yang gampang membuat orang tertawa.
"Sudah lah sahabatku. Jangan murung seperti itu, lebih baik kita ke kolam renang di hotel ini saja. Menyegarkan mata dengan pemandangan indah" ujar yuju.
"Kau saja yang kesana. Mood ku buruk hari ini" tolak sowon. Yuju mengerti perasaan sahabatnya ini, membiarkan sowon menenangkan suasana hatinya dulu sementara ia sedang menyibukan diri untuk melihat pemandangan yang katanya indah itu kolam.
Setelah jam makan siang usai, eunha sedikit heran karena sowon tak nampak bergabung makan bersama yang lain nya. Ya biar kan saja lah. Toh jika sowon lapar pasti dia akan mencari makan sendiri. Lagi pula salahnya kenapa mengikuti eunha ke jepang dan mengajak yuju pula.
Eunha ditemani jennie, berjalan jalan keluar dari gedung hotel. Suntuk juga jika hanya berdiam diri di hotel, sementara acara nya nanti malam. Beruntung jennie tau keadaan dan seluk beluk jalanan tokyo, jepang. Mereka berdua berada disalah satu kedai makan khas jepang, sekedar mencari tempat mengobrol sembari menikmati teh hijau khas jepang dan juga beberapa sushi yang terhidang.
"Jennie. Apa kau bisa memberi alamat sana di jepang? Kau kan sepupunya" ujar eunha.
Jennie meletakan kembali sushi yang baru saja ingin ia makan. Raut wajah jennie seketika menjadi bingung. Haruskah ia memberitahu alamat rumah sana pada eunha atau tidak? Jennie tak ingin jika eunha tau yang sebenarnya maka eunha akan menjadi sakit hati dan berantakan.
"Kau ingin kerumahnya?" Tanya jennie. Eunha tersenyum dan menganggukan kepala.
'Haruskah kuberitahu eunha yang sebenarnya tentang sana?' Batin jennie merasa kalut.
"Kau tau, sana tidak mengirimku pesan atau paling tidak membalas chat ku. Aku khawatir padanya" ujar eunha.
"Mungkin sana sedang sibuk eunha-ya"
"Mungkin saja jennie. Jadi, dimana alamat rumah sana di jepang?" Tanya eunha antusias. Ia benar benar sangat merindukan namja jepang itu. Sangat.
"Setelah acara dari kampus selesai, aku akan memberitahumu. Jika aku beritahu sekarang, kau pasti tak sabar ingin menemui sana mu itu" ucap jennie. Dan semoga saja, jika acara nya usai, eunha akan melupakan pertanyaan dimana alamat rumah sana padanya. Meski itu mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Giraffes Meet Bunny {END}
Fanfiction"Saat si kelinci itu tersenyum, aku rasa dunia seperti berhenti berputar, dan juga seperti ada kupu kupu yang berterbangan didalam perutku. Sungguh. Apa yang aku katakan berlebihan? Tapi memang itu lah yang aku rasakan saat bertatapan dengan nya. Wa...