Prolog

9 2 1
                                    

Aku tidak tau kapan akan berakhir dan seperti apa akhir dari cerita ini. Sungguh jika akhirnya aku harus pergi maka sesungguhnya itu bukanlah kemauanku. Tetapi apa daya jika takdir telah bertindak. - Alan Nicholas

Bahkan bintang pun tidak sudi memancarkan cahayanya saat aku menatapnya. Sungguh aku menyesal. - Alana Nasution

*****


Tampak dua insan manusia dengan jenis kelamin berbeda, sedang bersantai di tengah taman yang berada di sekitar kompleks mereka.

Pasti kalian mengira jika mereka adalah sepasang kekasih. Namun sayangnya mereka bukan sepasang kekasih.

Saling berbagi kesedihan, kebahagiaan, saling melengkapi, saling membantu. Itulah kehidupan dua orang yang bernama alan dan alana.

Persahabatan yang telah mereka lalui dari lahir hingga sekarang yang membuat mereka sedekat ini.

Sudah tujuh belas tahun mereka bersahabat, bahkan hari lahir merekapun hanya terpaut jam.

Hampir lupa mengenalkan mereka. Alan dia yang lebih tua beberapa jam dibanding alana. Hanya nama mereka yang mirip, jangan tanyakan sifatnya berbeda seratus delapan puluh derajat.

Alan yeng dikenal dengan kepandaian, penyayang, dan pendiam. Sedangkan Alana yang dikenal sebagai sosok yang ceria, gila, dan tangguh. Alana juga pandai, tetapi tidak sepandai Alan.

Mereka berdua juga memiliki paras rupawan dan harta yang melimpah. Akan tetapi mereka tidak memiliki keluarga yang sempurna. Bahkan jauh dari kata sempurna, apalagi harmonis.

Sekarang mereka berada di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Atas atau SMA. Alan berada di kelas XII ipa 1 dan Alana berada di XII ipa 3 hanya ditahun ini mereka tidak berada di kelas yang sama.

*****

"Alan!" teriakan yang menggema di lorong kelas dua belas itu berasal dari Alana yang sedang berlari menghampiri Alan.

"kebiasaan, tidak usah berteriak. Dua telingaku ini masih normal." tegur Alan karena kebiasaan buruk Alana yang selalu berteriak jika memanggilnya.

Alana yang ditegur Alan hanya bisa melihatkan deretan gigi putihnya yang gingsul dibagian taring atasnya.

"Kau ingin makan apa hari ini?" tanya Alan karena mereka akan ke kantin. Berhubung sedang jam istirahat.

Alana tidak pernah makan makanan yang sama setiap hari, ia akan makan sesuai seleranya saat itu. Maka dari itu Alan bertanya kepada Alana. Dan satu lagi setiap memesan makanan Alan lah yang akan memesankan.

"Alana makan sate lontong aja, minumnya es jeruk. Cepetan ya Alan, Alana udah kenyang.  Hehe" diakhiri dengan cengiran bodoh dari Alana karena merasa apa yang ia katakan itu lucu.

"Bego jangan disimpen sendiri kasihan yang pinter" karena kesal menanggapi perkataan dari Alana, Alan menjawab sekenanya saja. Dan segera memesankan makanannya.

Oh iya Alan selalu menyamakan pesanan mereka, dengan alasan agar tidak repot.

Mereka berdua makan dengan tenang dan sesekali tertawa karena lelucon dari Alan dan kadang juga karena Alana.

Banyak yang iri melihat mereka berdua. Entah karena ketampanan dan kecantikan mereka atau kepandaian mereka, banyak sekali yang menyukai Alana maupun Alan.

Bisa dibilang jika mereka berdua adalah most wanted di sekolahnya. Dan tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa Alan dan Alana itu best couple.

*****

Sedikit cerita tentang keluarga mereka. Ibu Alana merupakan desainer ternama dan ayah Alana adalah polisi berbintang, berkat kepintaran dan ketekunan orang tua Alana, Alana hidup dengan sangat berkecukupan.

Sedangkan kedua orang tua Alan itu adalah seorang dokter. Ayahnya merupakan dokter spesialis organ dalam dan ibunya seorang dokter kecantikan. Alan juga hidup dengan sangat berkecukupan.

Kesamaan di kedua orang tua mereka adalah sama-sama workaholic hingga pada suatu hari orang tua mereka hanya mementingkan pekerjaannya dan selalu bertengkar. Mereka melupakan bahwa mereka memiliki seorang anak masing-masing.

Jarang sekali mereka berkumpul satu keluarga karena kesibukan masing masing mereka. Tetapi sekalinya bertemu mereka akan bertengkar.

Dari mereka berusia sepuluh tahun, mereka telah mengalami kurangnya kasih sayang dari orang tua mereka.

Sungguh berkat dari tuhan mereka memiliki seorang anak yang sangat kuat sehingga tidak mempengaruhi keadaan jiwa mereka.

Alan dan Alana anak tunggal dari dua pasangan workaholic sudah terbiasa dengan hidupnya yang seperti itu.

Setiap orang pasti memiliki cerita pahit kehidupan bukan? Itulah sebagian kisah pahit mereka berdua. Mengapa selalu anak-anak yang dijadikan korban keegoisan orang tua mereka?

*****

Jika lari dari masalah dapat membuat masalah itu selesai, aku rela berlari hingga kakiku patah demi mengembalikan keluargaku.
-Alan dan Alana

struggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang