04

541 64 4
                                    

Mingyu terbangun dari tidurnya karena ibunya datang, lalu memberikan ceramah padanya yang tak ada henti-hentinya. yang membuat telinga mingyu sakit.

"Bangun! jangan malas! ibu tidak mau tau, cari wonwoo, dan lamar dia!" kata ibu mingyu pada putranya yang tengah terduduk di ranjang tidurnya.

mingyu menoleh, seakan-akan bingung dengan perkataan yang ibunya keluarkan barusan, ia menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali.

"tidak bisa semudah itu ibu, aku dan dia sudah berakhir. dia juga sudah memiliki kekasih." jawab mingyu lesuh, mengingat-ngingat soal itu membuat dirinya muak dan ingin membenci wonwoo, tapi nyatanya? tidak bisa juga.

"mama gak akan setuju, kalau wonwoo menikah dengan seungcheol itu."

mingyu segera menoleh kearah pintu, oh tuhan! apalagi ini?

ibu wonwoo baru saja menyela pembicaraan antara mingyu dan ibunya. ibu wonwoo datang bersama ibu mingyu untuk memaksa mingyu menikahi wonwoo? sungguh sangat lucu. mingyu ingin tertawa rasanya, hal-hal seperti ini yang membuatnya kesal, muak, dan ingin cepat pergi dari seoul.

"tapi, ma, wonwoo kan—"

ucapan mingyu terhenti saat ibu wonwoo menyelanya kembali, ibu wonwoo masuk kedalam kamar mingyu lalu berdiri persis disamping ibu mingyu.

"mama mohon ya, gyu. wonwoo kayak gitu mungkin karna dia bosan. kamu juga jangan terlalu posesif atau egois." ibu wonwoo menghela nafasnya, lalu melihat kearah ibu mingyu & mingyu secara bergantian

"mama & papa cuma percaya sama mingyu. kamu tau kan wonwoo gimana? ini cuma jalan dia aja supaya dia bisa bersosialisasi." ada raut kesedihan disana. mingyu bisa melihat itu dengan jelas

mingyu menatap kedua orang tua itu bergantian. sungguh rasanya semakin sakit melihat mereka mengemis seperti itu. memang wajar kalau kedua belah pihak orang tua kecewa, orang tua wonwoo kecewa pada anaknya, dan orang tua mingyu kecewa pada mingyu.

tapi, mingyu lebih kecewa lagi. dia tau akan kesalahannya, tapi bisakah wonwoo memberikan nya kesempatan? bahkan selama 6 tahun berhubungan, wonwoo tidak pernah menyinggung soal ini. dan tiba-tiba pergi dari kehidupan mingyu dengan mudah.

mingyu menghela nafasnya. ia mencoba memberanikan diri untuk mengeluarkan suaranya, "maaf ma, bu. aku benar-benar gabisa."

setelah menjawab itu, mingyu pergi keluar, membasuh tubuhnya diatas shower yang dingin, memutar kembali semua memori yang ada di dalam fikirannya.

setelah selesai mandi, mingyu bisa melihat bahwa apartemen benar-benar sedang ramai. ada jun dan minghao, ayahnya dan ibunya, dan ada ibu wonwoo.

kalau ada ayah wonwoo disini, penderitaan mingyu semakin bertambah percayalah.

"mingyu, mama sudah mengabari wonwoo kalau kamu hari ini jemput dia di kampus." kata ibu wonwoo sambil menonton tv

mingyu mengernyitkan dahinya, ia bingung. kenapa harus dia? sedangkan wonwoo sudah memiliki kekasih,

"kenapa aku? kenapa tidak kekasihnya saja?" tanya mingyu

"kekasihnya itu tidak bertanggung jawab. sudah pernah satu kali wonwoo diajak ke club malam, dan mama tidak mau itu terulang. wonwoo juga mau kamu jemput, cepat berangkat!" ucap ibu wonwoo final.

mingyu mau tak mau mengambil kunci mobilnya dan segera melaju menuju universitas wonwoo.

diperjalanan mingyu hanya termenung, ia benar-benar pusing sekarang.






















































































































ii. pain. (MEANIE) Where stories live. Discover now