07

417 58 12
                                    

Jam menunjukan pukul 12 siang. Jam dimana rata-rata para pegawai kantor mulai merasakan lapar, dan ingin cepat-cepat makan siang.

Seperti yang dirasakan Mingyu. Dirinya sedang menunggu pesanan makanan nya datang sambil memainkan handphone nya, sesekali ia melihat kearah meja-meja pengunjung.

Orang yang ia tunggu belum juga datang.

"Permisi tuan Kim, ini pesanan anda.. Maaf kalau kami mengantarkan nya lama.." Seorang pelayan cantik mengantarkan pesanan Mingyu, meletakan nya tepat di atas meja cokelat berserta dengan sendok dan juga garpu.

Mingyu mengangguk sebagai jawaban. Pelayan itu pun membungkuk lalu kembali pada pekerjaan nya.



"Maaf, apa aku terlalu lama?"

Mingyu menatap laki-laki dihadapan nya ini dengan tatapan datarnya, sebelum ia mempersilahkan laki-laki itu untuk duduk.

"Gunakan waktumu dengan baik. Waktu ku sangat sedikit , kalau kau datang terlambat seperti ini pekerjaan ku akan menumpuk."

"Maaf." Laki-laki itu menundukan kepalanya, takut dengan nada bicara Mingyu yang dingin.

"Jangan perbiasakan segala sesuatu sama seperti dulu , aku tidak mau membuang waktu ku hanya untuk dirimu."

Laki-laki itu, Jeon Wonwoo akhirnya duduk, dengan perasaan amat sangat bersalah, ia berusaha menatap raut muka Mingyu yang sangat kusut.

"Sekarang, kau minta aku kemari untuk apa?"

"Mmm— aku tak mau kita berpisah."

Mingyu mengernyitkan dahinya,

"Tapi kau yang meninggalkan ku."

"Maafkan aku, a—aku memang salah, berikan aku kesempatan satu kali lagi."

Mingyu memijat kepalanya yang terasa pusing, menghembuskan nafasnya kasar, Mingyu kembali menatap Wonwoo

"Aku tidak bisa."

"Kenapa? aku tau kau masih mecintai ku gyu."

Mingyu mengangguk, membenarkan perkataan wonwoo barusan,

"Tapi rasa kecewa ku padamu lebih mendominasi, dibanding rasa cintaku padamu,"

"Kau tau, rasanya di kecewakan? kau menghancurkan kepercayaan yang aku bangun selama 6 tahun bersama mu. Dan dengan mudahnya kau meminta untuk kembali?,"

"Bukannya kau tau aku pernah mengatakan kalau sekali saja orang membuatku kecewa, aku tidak akan percaya lagi pada orang itu?,"

Wonwoo mengangguk, mengigit bibirnya kuat-kuat, rasa takut wonwoo semakin tinggi.

"Dan itu yang akan ku lakukan padamu."

Air mata wonwoo sukses mengalir dengan deras. Air mata yang sedaritadi ia tahan, akhirnya merembes keluar dari  mata cantiknya.

"Tidak usah menangis, nasi sudah menjadi bubur. Aku hanya ingin  kau belajar dari ini semua. Kalau memang kau di ancam oleh seungcheol itu seharusnya kau terbuka dengan aku. Aku ini calon suami mu wonwoo!"

"M-maaf."

"Aku memaafkan mu, setelahnya kumohon pergi dari rumahku. Bicarakan dengan ibumu kalau aku sama sekali tidak bisa menikahimu. Hubungan kita hanya bisa bertahan sampai 6 tahun. Tidak lebih. Aku pamit."

Mingyu pamit, meninggalkan wonwoo yang masih menangis. Sakit? Pasti. Wonwoo menyesali segala perbuatan yang ia lakukan kemarin"

Tapi benar apa yang Mingyu bilang, nasi sudah menjadi bubur.














































































































mau di buat sad ending atau happy ending? hehehe

udah aku update ya, ini aku sempetin karna skrg aku lagi medical checkup hehehe aku lg sakit :( makasih dukungannya buat ff abal" ini ❤❤

ii. pain. (MEANIE) Where stories live. Discover now