10 - Mind

3K 378 48
                                    

Aku semakin gemetar. Aku memejamkan mataku hingga menangis. Kali ini aku benar benar takut. Jika Jungkook tidak datang, aku akan habis malam ini.

"Jungkook tidak akan datang. Tenanglah tidak perlu takut denganku," sahut laki laki itu mengeluarkan seringainya.

"Aku-- Lee Min Hyun," tambahnya.

Aku membuka mataku. Kini mataku membulat sempurna. Aku baru menyadari bahwa dia Min Hyun sunbae. Dia benar benar laki laki brengsek!

---

Min Hyun menyentuh bibirku. Dia mengusap bibirku dengan ibu jarinya.

"Aku sangat menginginkanmu, sekarang kau telah datang jadi aku tidak akan melepaskanmu," Min Hyun memegangi dagu ku dan melepaskannya dengan kasar.

Aku meringis lirih.

Semakin lama kurasakan hembusan nafasnya mendekati wajahku.

Tiba tiba sebuah tangan menarik lengan Min Hyun dengan kasar. Dia mencengkram kerah Min Hyun kuat. Rahangya terlihat mengeras, dia sedang dihujami emosi. Dia Jungkook.

Perkelahian. Aku benci kekerasan. Aku semakin gemetar. Jungkook memukuli Min Hyun didepan mataku. Aku ingin pingsan sekarang.

Oh, ayolah pingsan.

"Jangan pernah lagi menyentuh Yeon Hwa!" ucap Jungkook disela sela perkelahian mereka.

Min Hyun menarik sudut bibirnya keatas, "Apa hakmu?"

"Dia milikku, dia MI.LIK.KU," Jungkook mengeja kalimat itu dengan sangat jelas.

Bug!

Min Hyun memukul Jungkook. Dia memukul Jungkook berkali kali. Min Hyun juga mengeluarkan sumpah serapahnya. Dia bahkan memaki Jungkook.

Untung teman Jungkook menenangkanku. Dia yang sedang disampingku.

Aku mencengkram ujung bajunya sangat erat. Memejamkan mataku dan berusaha agar aku tidak mendengar suara perkelahian mereka.

Aku semakin gemetar. Aku benar benar takut.

---

"Maafkan aku," Jungkook memelukku sangat erat.

Kami sudah berada diluar club malam. Kami hendak pulang, tapi Jungkook masih saja mengucapkan itu. Dia masih saja memelukku.

"G-gwaenchanayo," ucapku sedikit terbata.

"Pembohong, aku tahu kau sangat takut tadi. Maafkan aku, seharusnya aku tidak membiarkanmu sendiri."

"Seharusnya kita pulang saja sejak tadi, seharusnya aku tidak bersikeras. Maafkan aku," Jungkook mencium puncak kepalaku.

Aku tidak tahu kenapa dia sangat khawatir seperti ini? Kenapa dia terlalu menyalahkan dirinya sendiri? Kenapa dia menciumku?

Singkat. Tapi aku menikmati momen ini. Aku bahkan memejamkan mataku.

Aku melepas pelukannya, "Tidak apa, ayo kita pulang. Lukamu.." ucapku menghapus bekas air mata dipipiku.

Jungkook tersenyum, "Tidak perlu khawatir, aku sudah biasa," kemudian mengangguk mengerti.

"Tck! Kenapa kau suka sekali berkelahi? Padahal aku benci itu," ucapku mencibir.

Jungkook hanya tertawa ringan lalu mengusap rambutku pelan. Aku pikir malam ini Jungkook bersikap berbeda.

***

Pagi ini seperti biasa. Aku bersiap pergi ke sekolah. Chanyeol masih tidur. Ah, tidak tahu anak itu sering bangun siang.

2U; To You [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang