Mantan Pacar

40 5 13
                                        

Carissa menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Ia melempar majalah yang sedari tadi dibacanya. Hati Carissa diliputi kebimbangan. Apakah gadis cantik berkacamata itu harus menerima tawaran kerja di perusahaan pamannya.  Itu artinya, ia harus menjalani kehidupan yang telah lama dihindari. Bertemu dengan orang di masa lalu yang akan merubah hidupnya.

Carissa bangkit lalu memungut kembali majalah yang tergeletak dilantai. Tangannya dengan cepat membuka lembar halaman berisi zodiak. Seakan tak percaya, gadis berlesung pipi itu menelaah kembali ramalan zodiaknya.

Gemini

Kesehatan Anda tetap prima selama satu bulan kedepan. Jadi jangan ragu untuk menikmati hidup dan tetap menjaga pola makan sehat serta tidur yang cukup dan berolahraga.

Dalam hal keuangan, Anda di tuntut harus berhemat karena Anda baru saja menerima lamaran pekerjaan yang telah lama diidamkan namun gaji yang diterima belum sebanyak yang Anda inginkan. Bersabarlah, untuk tetap bekerja sesuai passion yang Anda miliki.

Untuk masalah percintaan, Anda akan bertemu dengan orang-orang di masa lalu yang akan menghancurkan karir dan kehidupan yang sudah susah payah Anda bangun. Berhati-hatilah.

Carissa menarik napas panjang lalu menghembuskannya kuat. Matanya menatap nanar pada baris demi baris laman berisi zodiak. Ia memang berlangganan majalah wanita itu, selain untuk membaca zodiak yang ditunggunya tiap bulan, Carissa bisa belajar tentang fashion. Satu hal yang mulai digemarinya akhir-akhir ini.

Selama ini, ia percaya tentang ramalan bintangnya yang selalu mujur saat Carissa memutuskan kuliah di jurusan ekonomi. Bertemu dengan orang-orang baru berjiwa dinamis. Bergabung dalam kegiatan kampus hingga ia bisa melupakan Dewangga, mantan pacarnya dulu di SMA yang telah menoreh luka dihatinya. Cintanya bertepuk sebelah tangan saat Dewangga memutuskannya secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas hanya karena lelaki itu ingin bersanding dengan Meyta, gadis populer di sekolahnya.

Pintu berdecit, seseorang  mendorongnya perlahan. Tampak oleh Carissa, kakaknya Revan masuk kedalam rumah. Tanpa membuang waktu Revan langsung duduk di sebelah Carissa.

"Udah deh Riss, gak usah percaya sama ramalan bintang lo itu! Sambut Revan sambil terkekeh. Kakaknya itu baru saja pulang kerja. Ia adalah seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta.

"Iiiiih, apaan sih Kak," sahut Carissa dengan wajah cemberut. Gadis itu berbeda dengan kakaknya yang sama sekali tak percaya akan hal-hal yang berbau ramalan. Apalagi dalam bidang kedokteran, ilmu yang digeluti Revan selalu berkaitan dengan sebab akibat, dan proses ilmiah untuk mendiagnosa suatu penyakit tertentu.

"Gini ya Riss, kapan kamu bisa move on kalau terus-terusan percaya dengan ramalan seperti itu." Revan mulai mencoba menjelaskan.

"Lagian dalam agama kita nih Riss, percaya dengan ramalan itu sirik lho. Sama halnya seperti lo datang ke dukun." Kali ini Revan langsung to the point. Tapi ia masih sangsi karena adiknya yang periang dan manja mendadak uring-uringan beberapa hari ini. Ia ingin adiknya paham mengenai masalah aqidah, sebab telah lama Carissa terjerat dalam pusaran ramalan bintang.

"Lho emangnya gue datang ke dukun Kak?!"

"Nanti gue jelasin ya Riss, gue mau mandi dulu nih, gerah. Mending lo terima aja tawaran om Ardy, kerja di perusahaan konveksinya. Daripada lo nganggur gini." Revan berlalu dari hadapan Carissa dan meninggalkan gadis itu dengan kebimbangan.

Malam harinya Carissa mulai mempertimbangkan keinginannya bekerja di kantor om Ardy. Perlahan tangannya mengetuk kamar Revan.

"Masuk aja Riss, gak dikunci." Sahut Revan dari dalam. Ia tahu itu pasti adiknya sebab mama dan papa mereka sedang di luar kota.
Carissa masuk dengan langkah gontai. Gadis itu duduk di atas ranjang Revan. Sementara abangnya duduk di atas kursi sembari menatap layar komputer.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang