02

1.4K 303 90
                                    

Guanlin dan Jihoon itu bagaikan bumi dan langit. Mereka memang tidak bisa bersatu, tapi mereka selalu berdampingan dan saling melengkapi satu sama lain. Guanlin itu bumi. Dan Jihoon adalah langitnya.







.
.
.







"Lo suka sama Jinyoung atau Guanlin, sih, Hoon?"

Jika dihitung, mungkin sudah ratusan kali Jihoon mendapat pertanyaan serupa. Dan sudah ratusan kali juga ia menjawab, "suka gue ke Guanlin tuh beda sama suka gue ke Jinyoung."

Lalu ratusan kali pula lawan bicaranya akan menanggapi dengan, "apa bedanya?" Yang setelahnya Jihoon akan menjelaskan untuk keseratus kali bahwa, "gue suka Guanlin sebagai teman, tapi ke Jinyoung itu lebih dari teman."

Namun, untuk pertama kalinya ada seseorang yang mengatakan, "temanan lo sama Guanlin itu gak wajar."

Jihoon mengernyitkan alisnya—bingung—. Hazel si manis menatap sosok pemuda bergigi kelinci di hadapannya. "Gak wajar gimana?"

Sedangkan pemuda ber-nametag Kang Daniel yang menjadi teman berbincang Jihoon itu tampak memutar malas bola matanya. "Lo pikir wajar skinship yang suka kalian berdua lakuin?"

Lagi. Kedua alis Jihoon kian mengernyit. Kepalanya sedang memproses apa yang baru saja Bang Danik—begitu Jihoon memanggilnya—katakan.

"Haah," helaan napas pun terdengar dari sosok yang lebih tua. Daniel tahu bila Jihoon tidak sebodoh itu untuk tidak mengerti arah pembicaraannya. "Hoon, lo pikir ada 'teman' yang ke mana-mana selalu gandengan tangan bahkan sampai rangkul pinggang segala? Lo pikir ada 'teman' yang saling kisseu dengan alasan kangen dan parahnya cuman karena gak ketemu beberapa jam doang? Lo pikir ada 'teman' yang punya kebiasaan cuddle sebelum tidur?"

Jihoon tersenyum, senyum yang terlampau manis sampai Daniel tidak mengerti makna dibalik lengkungan kurva tersebut.

"Setiap orang punya caranya sendiri dalam berteman. Gitu juga gue sama Guanlin. Dan itu cara kita berteman."












🍀🍀🍀












Pelajaran olahraga adalah pelajaran yang Jihoon benci setelah matematika. Pertama, karena tubuhnya terlalu lemah untuk mengikuti olahraga dan berakhir hanya duduk-duduk manis di pinggir lapangan. Dan kedua, karena Guanlin akan selalu bersinar di setiap pelajaran olahraga.

"Guanlin kenapa tiap hari makin tambah ganteng, sih, astaga!"

Cih! Itu yang Jihoon tidak suka. Semua orang akan mengelu-elukan nama Lai Guanlin. Guanlin tampan lah, Guanlin keren lah, Guanlin begini, dan Guanlin begitu. Tsk!

Lalu yang semakin membuat kesal adalah—

"Lo juga makin cantik aja tiap hari. Hehe."

—si tiang listrik berjalan itu selalu tebar pesona ke fans-fansnya! Ugh!

Tidak. Jihoon tidak cemburu. Ia hanya sedikit kesal. Pasalnya ia tahu kalau Guanlin hanya mempermainkan hati mereka yang suka padanya. Dan Jihoon tidak suka itu.

FRIENDZONE [ PANWINK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang