04

1.2K 252 100
                                    

"Kamu tahu apa yang paling romantis dari hujan? Dia selalu ingin kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali."

.
.
.

Lai Guanlin

.
.
.

"Ugh, gue benci hujan."

Itu adalah kali ketiga kau mengeluh tentang cuaca hari ini. Bibir yang mengerucut, tubuh yang terbungkus selimut, kau benar-benar terlihat manis ketika hujan turun.

"Tapi gue suka hujan," timpalku. Lantas membuat bibirmu yang mengerucut kian menjadi. Membuatku tak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.

"Berenti ketawa, Guan!"

Kau lempar death glare-mu padaku. Namun bukannya tampak menyeramkan, kau justru terlihat sangat menggemaskan. Haha.

"Pftt—oke, oke, maafin ya?" Tak mau didiami oleh tuan putri-ku, dengan sekuat hati aku menahan diri untuk berhenti menertawakan wajah lucunya.

Kau mencebik, melipat kedua tanganmu di depan dada, kemudian membuang muka ke samping—tak mau melihatku—. Ya Tuhan, bagaimana bisa kau ciptakan makhluk semenggemaskan ini? Mana tahan, astaghfirullah.

"By? Maafin Linlin ya?" Kuulurkan tangan untuk menyentuh pipi gembilmu, dan mengelusnya lembut dengan ibu jariku. Hingga onyx milikmu terperangkap kembali dalam obsidian-ku. Lalu kau tersenyum, mengangguk, dan berhambur dalam dekapanku.

By the way, Jihoon dan aku memiliki panggilan khusus. Yang hanya terucap di saat-saat tertentu, seperti sekarang contohnya. Aku memanggilnya baby, sedangkan dia memanggilku Linlin.

"Lagian, hujan gak seburuk itu. Kenapa sih segitu gak sukanya sama hujan?" Kuelus surai hazel-mu kala diriku semakin erat mendekapmu.

"Dingin. Gak suka." Jihoon mendusal-dusal di dadaku. Membuatku terkikik karena geli. "Linlin wangi. Jihoonie suka."

"Hahaha—hey! Cukup by! Geli!" ujarku sembari melepaskan pelukan kami. Dan menghentikan aksi nakalmu dengan menjaga radius aman kepalamu dari dadaku.

Lagi-lagi kau cemberut. Namun terus mendorong kepalamu ke arah dadaku, sedangkan aku masih setia menahan kepalamu dengan tangan kananku.

"Gantian gue yang ngambek ya?" ujarku mengancam Jihoon. Dan sukses membuat si manis ini berhenti dengan aksi nakalnya.

"Lai Guanlin gak asik! Huh!"

Dan aku tertawa. Mencium bibirnya yang lagi-lagi mengerucut karena kesal.








"Kalau kau bertanya apa yang aku sukai dari hujan, jawabannya adalah dirimu. Karena kau membuatku jatuh untuk yang kesekian kalinya, hanya karena kau tidak menyukai hujan."

"Kau itu begitu menggemaskan, Jihoon-ah."








🍀🍀🍀








Kau menarik tanganku. Mengabaikan kata-kataku untuk tidak menerobos hujan. Namun yang paling aku benci adalah, kau melakukan itu demi si keparat Bae Jinyoung.

FRIENDZONE [ PANWINK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang