4

24.8K 2.1K 20
                                    

Beruntung sepulangnya dari rumah dosen arogan dan menyebalkan Sarah menelponku, dia memberi tahu kalau kakak laki-lakinya membuka sebuah kedai kopi dekat kampus.
Dengan senang hati aku menerima pekerjaan  itu, apalagi aku juga bisa bekerja sepulang kuliah hingga jam sebelas malam.

Aku membuka pintu kamar dan merebahkan tubuh diranjang kecil yang nyaman, mengingat penghinaan dan tuduhan yang di lontarkan dosen arogan tadi.

Pagi ini rasanya malas sekali pergi ke kampus, alasannya? iya, jam pertama adalah mata kuliah dosen arogan Mr. Alex.

Dengan malas aku bersiap dan berangkat, biasanya aku duduk dibangku paling depan dan sekarang aku duduk dibangku paling belakang dan masuk sepuluh menit setelah pelajaran dimulai.
Aku hanya mendengarkan penjelasan, mencatat tanpa memperhatikan Mr. Alex.
Saat dia menyuruh seorang mahasiswa untuk mengerjakan soal di depan kelas, aku hanya diam menunduk dan mencoret-coret catatanku.
Begitu pula sampai pelajaran selesai, tanpa menunggu Sarah atau yang lainnya aku keluar terlebih dahulu dari kelas menuju kantin.

Dikantin kampus, semua mahasiswa tampak menikmati qualty time bersama teman-teman mereka.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Sarah, dia memesan spaghetti bolognese saat pelayan menghampiri.

Ingat makanan itu? Yah, makanan yang membuatku diterima bekerja di rumah dosen arogan dan sombong.
"Aku duluan, mau kerja!" Aku mendorong bangku kemudian pergi menuju kedai kopi untuk bekerja, aku butuh tempat untuk menenangkan pikiranku.

"Oke, salam buat James" teriak Sarah, menitip salam untuk kakak laki-lakinya.

Pekerjaan, aku cukup sibuk melayani konsumen, membersihkan meja, mengepel lantai hingga menyiapkan bahan untuk racikan kopi.

"Claire... Calm down babby!, kamu bekerja seolah kami tidak ada!" Tegur James kakak Sarah.

Aku menatap kearah tiga pegawai lainnya yang berdiri dibelakang James.
Mereka menatapku dengan saling mengangkat alis dan mengedikkan bahu.
"Maaf, aku... Aku terlalu bersemangat!" Bohongku, aku menikmati kesibukan yang mengalihkan perhatianku.

James tersenyum, "Tugasmu hanya menjadi kasir sekarang, cepat ke meja kasir dan layani pembeli!".

"Yes Sir!" Aku menuju meja kasir dan melayani beberapa pembeli, ada juga beberapa pembeli yang mencoba menggodaku.
Pandanganku tertuju pada sekelompok dosen yang datang, dan disana ada si tuan arogan.

"Alex, kau mau pesan apa?" Tanya Miss Mariana dosen bahasa inggrisku sewaktu smester tiga, aku dengar mereka cukup dekat. Mungkin mereka pacaran atau... Ah, entahlah itu juga bukan urusanku.

Mr. Alex menatapku, aku enggan bertatap muka dengannya jadi aku hanya mencatat order tanpa memandangnya.
"Espresso" jawabnya singkat yang kemudian mengeluarkan kartu untuk membayar semua kopi yang mereka pesan.

Aku menggesek kartunya dan meminta dia memasukkan pin, dia mengetik nomor yang tidak aku lihat. "Pesanan akan diantar ke meja, silahkan tunggu!" Ucapku yang kemudian melayani pembeli lainnya.

Aku tahu dia menatapku, memandangku dari kejauhan sesaat dia mengalihkan pandangan ke arah teman-teman satu meja.
Hingga pada akhirnya dia pergi meninggalkan kedai, aku membantu Jake membersihkan meja sebelum kedai tutup.

Sarah datang menjemput kakaknya, "Bagaimana hari pertama mu?".

Aku tersenyum, "Menyenangkan, mereka baik padaku" aku melihat kearah keempat rekan kerjaku.

"Tadi aku bertemu Mr.Alex didepan dia tampan sekali, jika saja tidak ada dosen lain aku sudah menghampirinya". Sarah mulai lagi dengan fantasi kecilnya, tapi itulah menariknya Sarah dia selalu membayangkan hal-hal indah.

Hello Mr. Arogant (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang