- 8 -

163 26 5
                                    

P.s : sorry for typos and late update :")

Sungjae berjalan menuju loker bernomor "380" itu dan membukanya. Kemudian ia memasukkan dengan hati-hati paper bag yg tidak terlalu besar itu ke dalamnya.

Sungjae menatap paperbag yg ia letakkan di loker irene itu sesaat dan kemudian menutup lokernya. Tanpa menggubris sooyoung yg sejak tadi terheran-heran dengan sikapnya, sungjae melewati tubuh sooyoung dan bergegas keluar dari ruang loker, melesat menuju lantai dua, kelasnya.

Sooyoung mengerjap-kerjapkan matanya menatap sungjae yg sudah menghilang entah kemana.

"Waeee?? Dia itu kenapa??"

Sooyoung memiringkan kepalanya, memajukan bibirnya dan kemudian tak sengaja matanya tertuju pada loker sungjae yg penuh cokelat. Ia teringat kalau hari ini adalah valentine. Iya bukan? Sungjae yg mengatakannya tadi.

"Haruskah aku memberikannya hadiah??"

Sooyoung mengambil satu kotak cokelat dari dalam loker itu. Membolak-balikkan cokelatnya sambil terus memperhatikan dengan seksama.

"Aahh yeppeuda~ hmm.. Haruskah ada hadiah untuknya? Tapi apa?"

Sooyoung masih tetap disana. Membolak-balikkan kotak cokelat berwana merah dengan pita berwarna biru laut itu. Ia berpikir kalau yaaaa seharusnya memang sungjae pantas mendapatkan sesuatu darinya. Walaupun memang sungjae belum memulai untuk membantunya, namun tetap saja harus diberikan hadiah.

Beberapa menit sooyoung berada di depan loker itu, dengan posisi dan kegiatan yg sama, bahkan bel sekolah sungjae yg amat kencang pun tak ia hiraukan. Namun akhirnya kepalanya terangkat dan senyum mengembang tersirat di wajah manisnya. Ia meletakkan kembali kotak cokelat yg ia ambil kedalam loker dan menutup loker itu perlahan. Kemudian— blass. Ia menghilang.























Satu per satu.

Ya! Satu persatu langkah sooyoung yg perlahan berjalan masuk kedalam "present's house". Toko hadiah yg pagi ini ia dan sungjae datangi. Kenapa sooyoung kesini? Sebenarnya di sepanjang jalan yg sejajar dengan toko hadiah ini ada dua atau tiga toko hadiah lainnya, tapi sooyoung memilih toko ini.

Kenapa? Karna sungjae berkunjung kesini sebelumnya? Haha bisa jadi. Tapi, sebenarnya selain alasan itu, ada alasan lainnya. Sooyoung masih teringat dengan bibi yg tertangkap basah tersenyum tepat padanya. Karna penasaran, ia kembali. Tapi kali ini, sekaligus mencari hadiah untuk sungjae.

Toko hadiah ini memang tidak seramai tadi pagi. Hanya ada dua orang yg berkunjung. , dan tentu saja bibi yg sama yg melayani kedua orang itu.

Sooyoung mencoba menetralkan pikirannya. Ia mencoba meyakini dirinya sendiri bahwa mungkin tadi pagi bibi itu hanya kebetulan menatap dirinya, padahal sebenarnya menatap sungjae. Toh buktinya sekarangpun bibi ini tidak menyadari ia masuk menembus dinding, tentu saja karna dia hantu, dan sekarang sedang berkeliling

Sooyoung mengabsen satu persatu barang yg dijual di toko ini. Mulai dari jam, perhiasan, bunga, sampai boneka pun ada disini. Sampai suatu ketika langkahnya terhenti melihat satu kain berbentuk apron berwarna merah dengan motif kotak-kotak putih tergantung di salah satu sisi dinding tokonya. Apron itu bertuliskan nama toko ini ditengahnya, dan terselip satu nametag berwarna emas di sisi kanannya. Sooyoung mencoba menajamkan matanya tetapi karna tingginya apron itu tergantung, matanya tak sanggup melihatnya

"Bibi, kenapa apron itu ada disana? Kau tidak bekerja sendiri?"

Sooyoung menoleh dan mendapatin seorang lelaki yg masih cukup muda, tak terlalu jauh diatas sungjae mungkin, sedang menunjuk kearah apron yg dilihat sooyoung. Oh, ternyata ada yg tertarik juga dengan apron itu

"Hahaha. Iya anak muda. Sebenarnya saya tidak bekerja sendiri "

"Loh. Kemana pegawai bibi?"

Bibi itu menghitung pesanan anak muda tadi sambil tersenyum miris. Sooyoung yg melihat ekspresi bibi itu mengerutkan dahinya.

"Dia sudah tidak akan bekerja disini lagi. Ahh~ ini pesananmu. Semuanya 17.000 won"

Bibi pemilik toko itu kemudian tersenyum ramah kembali sambil memberikan barang pesanan lelaki di hadapannya. Sooyoung kemudian mengalihkan pandangannya menuju apron yg tergantung tadi. Ia memperhatikannya lekat-lekat.

"Tidak akan kembali? Tapi kenapa aku merasa familiar sekali......."

Sooyoung semakin lekat melihat apron itu dan pikirannya semakin melayang kemana-mana. Ya, sejak sungjae mengajaknya kemari, sooyoung merasa sangat tidak ing dengan suasana toko ini. Mulai dari aroma tokonya, design tokonya, sampai barang-barang di toko ini lun sepertinya sudah sering ia lihat sebelumnya.

Sooyoung mencoba mengabaikan. Mungkin hanya perasaannya saja. Ia kemudian fokus mencari hadiah untuk sungjae. Ia berjalan kearah pot-pot bunga segar yg berukuran besar dan terisi bunga yg amat banyak dan cantik tentunya. Sebelum itu, sooyoung melihat bibi pemilik toko berjalan keluar melewati pintu belakang. Oke, aman. Hehehe

Diperhatikannya satu persatu bunga di dalam pot itu dan entah kenapa tangannya tertuju mengambil satu tangkai bunga lily di dekat meja kasir.

"Waaaaa~~ lilyyyy~ joha!!"

Sooyoung mencium aroma bunga lily yg sangat amat masih segar itu. Ia tersenyum perlahan sambil memperhatikannya. Sejak awal, memang ia suka bunga dan melihat bunga lily yg cantik ini tentu saja ia senang.

Sooyoung sekali lagi mengendus harum aroma bunga yg ia pegang itu sambil memejamkan matanya. Tetapi tiba-tiba— ia merasakan pusing di kepalanya. Beberapa detik ia rasakan sakit kepalanya semakin menjadi dan seketika di dalam bayangannya ia melihat seperti potongan film dengan seseorang di depannya, berdasi, dengan jas, mengatakan akan memberikan hadiah untuk tunangannya. Tempatnya? Jelas sekali itu tempat dimana ia berdiri. Di depan meja kasir, toko hadiah ini.

"Aaakk!!"

Sooyoung membuka matanya dan memegang adanya, berusaha untuk mengontrol deru nafasnya yg semakin memburu seperti ingin mencekiknya sendiri. Matanya bergetar memikirkan apa yg ia lihat barusan di dalam bayangannya.

"Hah... Hah... Apa itu?? I-itu— disini??"

Sooyoung melihat kearah meja kasir untuk memastikan lokasi latar dari potongan bayangan yg ia lihat itu. Dan seberapa besar ia mencoba menyangkal, tetap saja lokasinya sama. Ya. Itu disini.

Dengan masih menggenggam setangkai lily ditangannya, sooyoung menuju meja kasir dan mengusap meja itu perlahan. Dan pergerakannya terhenti ketika ia melihat di sisi dalam meja kasir itu terdapat figura yg memunggunginya. Keningnya berkerut dan mengambil figura itu untuk melihat isinya. Ketika ia berhasil melihat foto di dalamnya, seluruh tubuhnya bergetar. Dan pegangan tangannya pada figura itu terlepas. Tak tau lagi apa yg ada di pikirannya. Ia hanya bisa berlari keluar toko dan bergegas kembali ke sekolah sungjae. Tentu dengan bunga lily di tangannya








Apa yg sooyoung lihat??






















Foto itu adalah.........
















Foto bibi pemilik toko, dengan seseorang yg sangat mirip dengannya























Dan sebenarnya,
Itu memang dirinya.......
















Sooyoung : m-mwo??? S-sungjae! A-aku harus beritahu dia...

















— TBC —

Aloha alohaaaaa~ author kembali~
^0^
Perjalanan sungjae sama joy masih panjang nih. Ada yg mantengin?
Oiya kalo ada yg nanya kenapa ya  kan arwah tapi kok dia bisa pegang barang manusia? Hayooo kenapa?
Baca sampe end ya x"D wkwkwk
Untuk chapter 8 ini bagaimana??? Ayo di comment! Jangan lupa di vote!!

— adorablxs

SungJoy - Give Me One Chance to Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang