Kita Sahabat

40 7 0
                                    


Waktupun semakin berlalu dan malam pun mulai datang mengganti senja yang telah tenggelam.

Rumah Fian **
Handphone Fian berbunyi ada pesan Whatsapp masuk dari temannya.
              Via whatsapp
    "Fian lo dimana sih ? si Riki tantangin lo balapan malam ini juga" pesan dari Rifky Tirta yang biasa dipanggil Rifky adalah teman jalanan Fian yang katanya juga nakal.
   "Gila tuh anak, maunya apa sih" balas Fian ke Rifky
   "Gue juga nggak tahu deh,mending lo kesini daripada si Riki bikin masalah"balas lagi Rifky
           Via whatsapp selesai
  "Gue harus kesana daripada tuh anak bikin masalah" ucap Fian lalu mengambil jaket kulitnya dan keluar dari kamar

Tiba tiba Kak Reza datang dan menghalangi Fian.

   "Minggir nggak kak, gue mau pergi" ucap Fian bentak
   "Emang lo mau kemana lagi hah ? (bentak) pasti lo mau balapan kan ? Jujur nggak ! " ucap Reza dengan sangat marah.
    "Terserah gue dong mau ngapain bukan urusan lo juga kan ? Lagi an yaa.. Lo itukan anak mama sama papa sedangkan gue, gue bukan siapa siapa di hidup lo,mama,sama papa.Selalu lo aja yang dibanggakan sama nyokap,gue kadang mikir sebenarnya gue ini anak kandung atau bukan sih!"ucap Fian
    "Fiaaan.... !!!!!!" ucap Reza marah dan bermaksud menampar Fian
    "Aden stoppp..."teriak Bibi Nosi lalu pergi ke tempat Reza dan Fian

Reza pun berhenti.

    "Kenapa kak ? tampar aja ! biar lo puas atau sekalian bunuh gue biar lo,mama,sama papa hidup bahagia tanpa adanya kehadiran gue" ucap Fian.
   "Den Fian stoop jangan bertengkar" ucap Bibi Nosi
   "Bi, siapa yang nggak sakit hati ngeliat kakak aku sendiri setiap hari marah terus sama aku" balas Fian
   "Aden nggak boleh ngomong kayak gitu, den Reza seperti itu karena dia sayang sama den Fian" ucap Bi Nosi
    "Sayang ? Kalau sayang kenapa tadi dia berani beraninya mau nampar aku itu bukan namanya sayang tapi itu tandanya dia pengen aku pergi dari dunia ini,karena apa ? Karena dia pengen jadi satu satunya anak yang paling dibanggakan sama mama dan papa" ucap Fian marah marah
    "Fiaaan !! Diam !!! Lo nggak seharusnya marah sama bi Nosi dia nggak salah" ucap Reza dengan marahnya.
    "Iyya bi Nosi emang nggak salah, gue yang SALAH !!!" ucap Fian membentak
    "Gue capek tau nggak setiap hari harus selalu berantem nggak jelas kayak gini, gue capek capek dan capek, gue mau keluar mau tenangin diri dulu" ucap Fian lalu pergi
      "Den ... den Fian" ucap Bi Nosi menangis.
     "Bi bibi Nosi udah nggak usah dikejar nanti dia balik lagi kok emang siapa orang diluar sana yang dia kenal pasti dia balik lagi, bibi yang tenang ya. Mending sekarang bibi istirahat" ucap Reza
     "Baik den Reza kalau begitu saya permisi dulu" ucap bi Nosi lalu pergi

Setelah bi Nosi pergi. Reza pun tiba tiba menangis melihat keadaan adiknya tersebut dia memukul meja karena dia merasa gagal mendidik adiknya sendiri.

Fian lalu mengambil motornya dan berangkat ke tempat dia biasa berkumpul dengan teman jalanannya
Setelah beberapa menit berlalu ia pun akhirnya sampai. Dan ternyata Riki dan Rian sudah ada disana

     "Gue pikir lo nggak bakalan datang" ucap Riki memegang pundak Fian
    "Siapa bilang gue nggak bakalan datang, jelas jelas gue udah ada disini" balas Fian menyingkirkan tangan Riki
    "Kita pikir dengan lo datang terlambat mungkin lo nggak datang atau lo takut?" ucap Rian
     "Nggak usah basa basi deh, mendingan sekarang kita balapan aja" ucap Fian

   Akhirnya mereka pun balapan,,,
sementara balapan tiba tiba Riki melihat cewek yang jatuh sakit di pinggir jalan..
    Ia pun menghampirinya...

    "(turun dari motor) Eh lo nggak papa kan?" tanya Riki
      "Iyya gue nggak papa" balas cewek tersebut sambil memegang perutnya

   Saat cewek itu berbalik ternyata itu adalah Ratna...

Teruntuk "DIA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang