Chapter 2

1.9K 208 17
                                    

***

Kembali, pagi menyapa. Walau sang surya belum menampakkan batang hidungnya, namun Thea telah beranjak dari ranjang dan melaksanakan tugas rutinnya.

Gaun tidur tipis Thea menyapu sisi tempat tidur. Ia menoleh, menatap pria yang masih terlelap di alam mimpi. Perlahan, bibir tipis Thea menyunggingkan senyuman. Ia sangat jarang melihat Ri Han tertidur. Walau mereka tinggal satu atap, namun Ri Han lebih hobi melewatkan malam di dalan ruang kerjanya. Entah apa yang ia lakukan, Thea tidak berani mengusiknya.

Tapi kadang, Ri Han juga memakai ranjang yang sama dengan Thea. Walau hanya untuk beberapa jam saja. Ri Han tidak pernah tidur dalam waktu yang lama. Tidak seperti Thea, yang bisa tidur kapan pun yang ia suka dan dalam waktu yang lama.

Thea, masih memakukan pandangan pada sosok pria yang mengisi hatinya. Seolah kehangatan menyeruak di dada. Ia pun terdorong untuk melakukan hal manis saat pagi menyapa. Thea menyondongkan tubuhnya, mengecup kening Ri Han. Ciuman kasih sayang di pagi hari, mengapa tidak?

Wanita itu pun terkekeh geli sebelum beranjak dari kamar. Yah, entah mengapa Ri Han yang tertidur terlihat sangat manis di matanya. Seperti bocah yang tidak berdosa. Sangat berbeda saat pria itu membuka mata, tatapan tajam siap menyapa.

"Masak apa ya, hmm...."

Thea bergumam sembari membuka pintu lemari es. Melihat bahan apa saja yang bisa dijadikan kudapan di pagi hari.

Ri Han selalu berangkat pagi, dan Thea harus bisa menyesuaikan jadwal kerja suaminya. Pagi-pagi, ia memasak untuk sarapan Ri Han. Ia tak peduli jika Ri Han kadang menolak sarapan di rumah, yang terpenting ia sudah mengusahakan yang terbaik untuk suaminya.

Atau mungkin lebih baik ia membawakan bekal untuk Ri Han? Ia tidak bisa memantau Ri Han saat bekerja, bukan? Bisa saja pria itu melewatkan makan siang dan jam istirahatnya.

Thea mengangguk semangat.

"Oke! Aku akan membuat sesuatu yang spesial hari ini!" ujarnya, semangat.

Mengambil beberapa butir telur dan sayuran, Thea pun melangkah cepat untuk mempersiapkan semua peralatan. Ia memang tidak terlalu pandai di dapur, tapi ia akan berusaha sekeras mungkin untuk menyajikan makanan penuh cinta untuk Ri Han.

Tak perlu waktu lama, Thea sudah hampir selesai membuat dua porsi omelet dan satu bekal spesial untuk Ri Han. Ya, siapa tahu dengan begitu Ri Han menjadi lebih memperhatikan pola makannya. Lagi pula, bekal dari rumah dan makanan di restoran pasti berbeda, bukan?

Thea, meletakkan masakannya di meja makan. Bersamaan dengan itu, Ri Han muncul dengan pakaian yang sudah rapi. Seperti biasa, setelan jas hitam dan dasi hitam yang setia membalut tubuhnya. Rambutnya pun sudah tertata rapi.

"Ri Han, jangan lupa sarapan," ujar Thea dengan senyum simpul di bibirnya.

"Hmm."

Thea kembali tersenyum saat Ri Han duduk di meja makan. Ia sendiri masih sibuk membereskan sisa-sisa peralatan masak yang harus dibersihkan.

"Hari ini pulang malam lagi?"

Terlalu sunyi, Thea pun mencari tema pembicaraan untuk menghangatkan suasana. Ia tidak akan menunggu Ri Han untuk menyapa terlebih dahulu, karena itu hal yang sangat mustahil. Pria itu ... entahlah. Sangat hemat berbicara. Seolah ia hanya menyimpan kata-kata dalam benaknya.

"Entahlah," jawab Ri Han.

Thea hanya tersenyum. Yah, ia mulai terbiasa dengan sikap Ri Han. "Tolong kabari aku jika kau pulang larut malam. Agar aku bisa lebih tenang."

✔️ Sweet Poison [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang