DFH-2

3.5K 327 39
                                    

Happy Reading Minna-san😘

---

Salah satu dilema yang mahasiswa tingkat akhir rasakan juga adalah dilema karena dosen. Entah karena mendapat harapan palsu dengan jadwal bimbingan atau pun dosen yang mengajak untuk bermain teka-teki, yang dimana saat bimbingan hari ini mengatakan benar, tapi saat bimbingan hari selanjutnya dan membahas pada bagian yang sama, tanpa basa-basi langsung saja mengatakan salah. Seperti yang Sakura rasakan saat ini.

***

2 bulan kemudian...

Hari yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa itu kini tiba. Senyum sumringah yang terpancar dari wajah setiap mahasiswa membuktikan bahwa mereka benar-benar bahagia dengan pencapaian yang mereka dapatkan, dan itu adalah berkat kerja keras mereka selama ini.

Tak jauh berbeda dengan gadis berambut indigo itu, wajah bahagia yang membuncah diwajah Ayu miliknya membuktikan bahwa saat ini gadis itu sangatlah bahagia.

Saudara-saudari Wisudawan yang berbahagia!

Mata gadis berambut indigo itu kembali berkaca-kaca, tangannya saling meremas satu sama lain. Ucapan pembuka dari Rektor yang sedang berbicara didalam auditorium itu menggema, sedikit menggetarkan hati para mahasiswa. Tak terkecuali gadis bermata indah itu.

Sedikit mengingat semua perjuangannya selama mengenyam pendidikan di kampusnya itu, mengingat awal-awal dirinya menginjakkan kaki didepan gerbang universitas tempatnya kuliah. Kerja kerasnya dalam menyusun skripsi benar-benar terbayarkan, pikirnya saat ini.

Tak tanggung-tanggung selama 6 tahun mengenyam pendidikan, dengan 4 tahun mengejar pendidikan kedokterannya dan ditambah 2 tahun untuk koas adalah masa-masa yang sangat sulit bagi Hinata, berbagai rintanganpun tak ayal menghadang langkah gadis manis itu.

Berbagai peristiwa saat dia sedang melakukan praktek dirumah sakit sebagai mahasiswa koas pun tak ketinggalan, otak jenius miliknya dengan cepat memutar setiap kepingan ingatan itu.

.
.

Saya mengucapkan selamat atas keberhasilan kalian meraih gelar sarjana...

"Hinata..," Kepala bermahkotakan indigo lembut yang sedang serius mendengarkan kata sambutan dari rektor universitasnya itu menoleh, mendapati sang sahabat pinky yang kini telah mengeluarkan air mata miliknya, menangis sesenggukan, yang mengundang tawa dari gadis bermata indah itu.

"Ya Tuhan, Sakura-chan ada apa?" Tanya gadis manis itu terkejut yang diselingi tawa geli miliknya.

"A-aku masih tak percaya, sekarang gelar itu sudah berada didepan nama kita, hiks." Ujar gadis itu, tangannya sesekali menyeka bulir-bulir air mata yang jatuh membasahi pipi kemerahan miliknya.

"A-aku tak akan lagi menghadapi Anko sensei, tak ada lagi skripsiku yang akan dicoret ataupun dirobek olehnya, huaa Hinata aku benar-benar bahagia saat ini..," Lanjutnya, tangan gadis itu kini telah memeluk erat sahabat indigo yang duduk tepat disampingnya.

"Cup cup cup.., sudah, berhentilah menangis, make up milikmu bisa luntur Sakura." Kembali gadis bersurai indigo itu menenangkan sahabatnya yang masih menangis sesenggukan. Tangan mungil nan lentik miliknya bergerak untuk mengelus punggung bergetar sang sahabat.

"Sudah, sudah.. Sekarang kita kembali fokus pada sambutan rektor didepan." Tangannya kembali terangkat menghapus jejak-jejak air mata gadis pinky itu menggunakan tissue.

Dear Future Husband [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang