"Cinta itu buta, ngga bisa ngeliat, makanya cinta ngga pernah memilih untuk menghampiri"
~ Ardhika Hartanto ~
Ardhi mengeluarkan buku-buku yang ia bawa ke sekolah tadi. Kemudian memasukkan buku mata pelajaran lain ke dalam ransel berwarna hijau army. Setelah memasukkan beberapa buku yang akan ia bawa esok hari, Ardhi menutup rasletingnya.Ardhi membuka rasleting kecil yang berada di depan rasleting sebelumnya. Ardhi berniat mengambil pulpen, karna seingatnya pulpen yang biasa ia gunakan telah habis.
Pada saat Ardhi membuka rasleting, pandangan Ardhi tertuju pada selembar kertas HVS yang terlipat. Ardhi menyipitkan mata, kemudian mengambilnya. Ardhi membuka perlahan kertas yang terlipat menjadi dua itu.
Education Management Information System (EMIS).
Kalimat pertama bercetak tebal pada baris pertama data itu. Ardhi menatap lurus kedepan mengingat sesuatu. Karna seingatnya, ia sudah mengumpulkan data itu sudah sejak lama.
Ardhi menatap data itu lagi, menatap baris kedua yang bertuliskan nama lengkap.
Naira Risqina Ayuningtyas
Ardhi membulatkan mata hazelnya teringat sesuatu.
Flashback
Ardhi menatap punggung Naira yang semakin menjauh. Ardhi tersenyum menatapnya.
Pada saat Ardhi berbalik, pandangannya tertuju pada kertas HVS berwarna putih dengan posisi terbalik. Ardhi pun memungutnya.
Ardhi membaca sekilas isi yang ada pada kertas putih itu. Kemudian pandangannya tertuju pada Naira yang sudah sangat jauh darinya, tetapi masih cukup terlihat tubuhnya yang mengecil.
Ardhi berniat mengejar Naira dan mengembalikan kertas miliknya. Tetapi pada saat Ardhi mengambil acang-ancang untuk berlari, seseorang memegang pergelangan tangannya sehingga Ardhi mengurungkan niatnya.
Ardhi menatap tangan yang memegang pergelangan tangannya lalu beralih pandangan pada orang yang memegang tangannya.
"Ehh, elo Dzul" seru Ardhi.
Cowo itu adalah Dzulfikar, salah satu teman sekelas Ardhi. Dia 5cm lebih tinggi dari Ardhi. Berkulit coklat dan rambutnya yang ikal
"Elo ditungguin di lab. Kimia. Ayo cepet!!" Seru Dzulfikar sambil menarik tangan Ardhi.
"Tapi..." sela Ardhi menatap Naira yang sudah menaiki anak tangga.
Dzulfikar mendengus. "Tapi apa? Tinggal elo yang belom masuk. Gue juga di suruh buat nyariin elo" Dzulfikar mengencangkan pegangannya dan menarik tangan Ardhi. "Ayo ahh!! Daripada kena hukum ntar!!" Lanjutnya kemudian berjalan sambil menarik tangan Ardhi.
Ardhi mendengus pasrah, ia menoleh kebelakang menatap Naira yang sudah hilang dari pandangannya.
Flashback Off
Ardhi memejamkan matanya. "Ko gue bisa lupa sih?" Tanya Ardhi pada dirinya sendiri, kemudian membuka matanya.
Ardhi menghela napasnya. "Gue kembaliin besok aja deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monokrom ( Revisi )
Teen Fiction→ Slow Update || sementara waktu ← Bermula pada saat Ardhi menemukan sebuah foto, lebih tepatnya sketsa pensil. Karna gambar itu dilukis dengan menggunakan pensil. Ardhi teringat kenangan 7 tahun lalu. Kenangan bersama seorang wanita yang sangat ia...