Bodoh! Kau memang bodoh Minho! Inilah yang terjadi sekarang! Sulli takkan pernah kembali padamu sampai kapanpun!.
Kesal! Marah! Frustasi! Keegoisan yang pernah merasukinya. Dan kini hanya penyesalan yang didapatnya. Minho pusing dengan takdir yang dituliskan Tuhan untuknya.
Sekarang dirinya hanya bisa memijat pelipisnya sekedar menghilangkan stress yang menghinggap di kepalanya. Dan tak terlepas dari satu nama yang membuatnya semakin pusing.Sulli! Entah beberapa hari ini gadis itu seakan menghilang dari muka bumi ini. Bahkan para informan yang bertugas saja tidak bisa melacak kemana gadis itu pergi sebenarnya.
Dirinya menyesal! Andai waktu yang ia miliki dulu bisa diputar kembali lagi! Awal pertemuannya sampai ia mengatakan cinta pada gadisnya itu. Ia ingin sekali merasakan aroma kelembutan yang menguar dari gadisnya itu.
Diujung jalanan yang sepi disana! Sepasang tungkai melangkah dengan badan yang terselumuti hangatnya mantel bulu yang menambah kesan cantik dari empunya. Dengan tarikan nafas panjang dirinya menunggu jemputannya yang tak kunjung datang.
Satu jam ia menunggu! Ditambah salju akhir tahun ini semakin deras menutupi jalanan dengan putih kemilaunya.
"Kenapa Appa lama sekali? Menyebalkan! Salju semakin lebat dan sebentar lagi pasti aku akan membatu karena kedinginan disini." Gerutunya dengan wajah tertekuk kesal.
Ia melihat kiri kanan. Hari sudah semakin gelap, tapi Ayahnya belum juga menampakkan batang hidungnya. Bosan rasanya! Sulli mulai merasa takut. Jalan dengan lampu yang remang-remang membuatnya bergidik ngeri. Apalagi saat matanya menangkap sosok tubuh jangkung dari seberang jalan tempatnya berdiri sekarang.
Terpaku! Kakinya seakan tak bisa bergerak saat sosok tadi mulai berjalan mendekatinya. Wajahnya semakin menunduk takut. Takut jika sosok tadi benar benar menghampirinya. Dan benar saja! Sepasang sneakers hitam dan tentu saja kakinya berada dihadapannya sekarang.
Matanya terpejam sempurna, mulutnya hanya bisa merapalkan doa dengan nafas memburu."Hey! Nona apa yang kau lakukan disini sendiri?", suara berat dari sosok itu bertanya pada dirinya.
Dengan perlahan ia mendongak wajahnya. Menatap sosok tadi yang membuatnya pingsan ditempat. Sulli terdiam! Sosok yang ia takutkan ternyata tak seburuk bayangannya. Seorang pria dengan tubuh tegapnya. Hidungnya yang mancung ditambah mata bulat kelereng itu menatapnya dengan tatapan bingung.
"Eo..ak...aku sedang menunggu jemputanku. Ta...tapi Appa belum sampai juga.", jawabnya tergagap.
"Mau pulang denganku?" Tawar pria itu.
Sekalipun pria itu terlihat tampan dan ramah, Sulli tetap takut. Bagaimana jika orang ini dibalik keramahannya ingin menculiknya lalu menjual dirinya ke luar negeri. Pikiran liarnya mulai menyebar di seluruh otaknya."Tenang saja! Aku takkan menculikmu atau menjualmu ke luar negeri!" Seakan bisa membaca pikirannya Sulli hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Minho.. Namaku Choi Minho! Dan kau..?" Kata pria tadi dengan senyum merekah.
"Su..Sulli..Choi Sulli!", jawabnya dengan terbata.
"Bagaimana? Kau menerima ajakanku tidak! Biasanya kalau jam segini banyak preman yang suka lewat!"
Perkataan Minho membuatnya berjengit takut. Ia hanya bisa membalasnya dengan anggukan pelan dengan wajah meronanya.
Baru pertama kali ini ia menerima ajakan seorang pria yang baru dikenalnya setelah ayahnya."Baiklah tunggu disini! Aku akan mengambil mobilku sebentar!" Minho berlari meninggalkan Sulli yang sudah mulai kedinginan.
Tiinn...tiinn...tiin
"Lama menunggu nona?" Sulli menggeleng.
"Masuklah!" Perintah Minho. Sulli mulai memasuki. Mobil Minho mulai menyalakan mobilnya.
Hening! Bahkan di dalam mobilnya, Minho maupun Sulli masih terdiam. Sulli hanya bisa memainkan ujung kukunya yang dicat warna pink lembut dengan berlian kecil menghiasi. Bosan dengan kebungkaman Sulli, Minho memulai topik pembicaraan.
"Rumahmu dimana Sulli?" Tanyanya masih fokus dengan jalanan yang mulai tertutupi oleh salju.
"Eo...nanti ada lampu merah, kamu belok ke kanan saja!", jawab Sulli terkejut.
"Bukankah itu daerah perumahan dekat rumahku? Kamu tinggal disana! Wah...kebetulan sekali!" Minho senang! Ternyata rumah gadis sebelahnya tak jauh dari rumahnya! Dan itu berarti ia bisa kapan saja berkunjung ke rumah gadis yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya itu.
Tak ada jawaban! Minho melirik sampingnya. Sulli masih dengan wajah tertunduk canggungnya.
"Ayolah Sulli... Aku tak perlu merasa canggung seperti itu. Maaf jika aku menakutimu!" Minho merasa sedih Sulli seakan menganggapnya tidak ada. Sulli akhirnya juga melirik ke arah Minho. Ia terkejut dengan raut wajah Minho yang menggambarkan kesedihan.
"Ah..tidak..tidak. Kau sama sekali tak menakutiku. Maaf!" Sulli merasa sangat bersalah. Itu membuat sebuah senyuman tipis keluar dari bibir Minho.
"Terima kasih! Sudah mau mengantarkanku sampai ke rumah!"
"Tidak usah berterima kasih! Dengan senang hati aku akan menerima jika harus mengantarkan dan juga menjemputmu setiap hari."
Sulli terdiam! Berusaha menyembunyikan pipinya yang mulai merona karena gombalan Minho.
"Ya sudah! Sana masuk ke dalam. Disini mulai dingin. Tak baik berada di luar, nanti kamu bisa sakit."
"Emm..baiklah hati hati di jalan. Dan sekali lagi terima kasih ya Minho."
Minho mengangguk. Sulli berbalik, mulai melangkah tungkainya memasuki pekarangan rumahnya, sesekali ia melirik ke belakang. Dilihatnya Minho masih disana dengan senyuman manisnya. Sulli menjadi salah tingkah, ia mempercepat langkahnya sambil menggerutu tak jelas.
Setelah yakin Sulli masuk kedalam rumahnya Minho mulai menyalakan mobilnya. Meninggalkan udara malam yang sunyi di depan rumah Sulli. Salju turun semakin lebat, ia ingin sampai rumahnya yang hangat dan menikmati secangkir kopi buatan kakak iparnya.
...TBC..
Haii..haii i'm balik lg. Nungguin ya. Telat update nih kemarin lg nungguin hasil ujiannya. Dan Alhamdulillah dpt hasil yang memuaskan. Makasih buat kalian yang udah kasih Vomment dan nungguin update-an ff ini.
Dan ini cerita aku persembahin buat mchoi23 yang udah kasih komentar. Makasih ya semoga kalian suka dengan ceritanya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan atau...?
FanfictionBook Series #1 Minsul Romance™ ****** Tak pernah terbayangkan oleh Sulli ia akan kembali pada jeratan mantan kekasihnya yang sialnya begitu tampan. Hingga membuatnya menjadi seseorang yang begitu penting bagi hidup mantannya itu.. Minho...