"Apa?!!" Jawab mereka serempak.
Ini mengejutkan. Semua terdiam. Hening, tak ada satupun yang bicara. Minho dan Sulli menoleh memandang satu sama lain. Wajah mereka berubah memerah merona, berusaha menyembunyikan keterkejutan.
Minho berdehem. "Maaf sebelumnya paman. Aku masih tidak mengerti apa yang Anda bicarakan."
Gae Hee dan Nyonya Choi hanya bisa terkikik geli melihat raut wajah anak mereka. "Begini nak Minho. Aku dan ayahmu sudah setuju untuk mempererat hubungan kita yang bukan sekadar bisnis tapi juga antar keluarga kita." Seunghyun coba menjelaskan
"Ya benar Minho! Ayah tak ingin melihatmu membujang seumur hidup. Dan sepertinya nak Sulli cocok denganmu. Dia gadis yang cantik dan pintar." Tambah ayahnya.
Sulli hanya bisa berdiam mendengarkan kelanjutan pembicaraan ini. Minho berdiri, membuat semua orang khawatir terutama Yugyeom, ia takut putranya akan menolak perjodohan ini.
"Ayah, paman. Sekali lagi maaf aku tahu ini adalah keinginan baik kalian. Tapi bisakah aku membicarakan ini dengan Sulli. Ini mengenai masa depan kita berdua juga." Ucap Minho.
Semua mengangguk paham. Minho mengajak Sulli ke taman yang berada di depan.
Keduanya merasa canggung. Minho bahkan tak menduga jika ini takdirnya. Gadis itu gadis yang sama yang beberapa minggu ini mengganggu ketenangan pikirannya. Dan kini dari pertemuan yang dikiranya konyol berakhir dengan tak terduga. Sesuatu dalam dirinya membuncah terasa bahagia tapi ia berusaha menutupinya.
Masih hening. Hanya hembusan angin malam yang menemani kecanggungan mereka. Minho mengusap tengkuknya. Ini bahkan pertemuan Kami yang ketiga kalinya tapi kenapa rasanya masih sangat canggung, batinnya.
Mulai kesal dengan keheningan ini. Minho mencoba menarik perhatian Sulli.
"Mm...Sulli!" Panggilnya bersemu. Yang di panggil menoleh. "Iya?" "Begini mengenai pembicaraan orang tua kita tadi..." Minho bingung harus bagaimana ia mengungkapkan kalimat yang tepat.
Keringat mulai mengucur dari keningnya. Tubuhnya mulai merasakan panas dingin. Jantungnya juga ikut berdetak begitu kuatnya. Wajah Minho mulai memerah, ia malu sekali untuk berbicara pada wanita di depannya ini.
Perasaan hangat yang pertama kali dirasakannya. Perasaan yang menggebu dalam hatinya. Mungkinkah ia mulai jatuh cinta pada wanita di depannya ini? Dia akui selama beberapa minggu ini hatinya tak menentu. Perasaan gelisah, bahagia sekaligus bingung tercampur aduk semua.
"Bagaimana menurutmu tentang perjodohan tadi?" Sambungnya lagi. "Aku tidak tahu masalah ini. Well memang ini terkesan mendadak dan aku juga terkejut dengan perkataan mereka tadi..."
"Aku juga terkejut," kata Sulli spontan. Minho menoleh ke arah Sulli. Dilihatnya wanita itu menutupi wajahnya yang memerah menahan malu. Menggemaskan, batin Minho.
"Maksudku, ka...kau tahu kan ini juga membuatku terkejut. Bahkan ayah tak pernah membicarakan hal ini denganku. Seakan ini adalah sebuah kejutan di hari yang bahkan tidak spesial sama sekali." Ungkapnya.
"Begitulah?" Tanya Minho. Sulli hanya mampu mengangguk kan kepalanya. "Maka dari itu, bisakah kita memulai hubungan ini?" Sulli mengerutkan keningnya.
"Hubungan?" Tanyanya memastikan. "Iya. Itupun kalau kau memang tidak terpaksa. Aku hanya menginginkan hubungan tulus dari hati. Dan karena sungguh Sulli sepertinya aku... Aku mulai jatuh cinta padamu," Sulli melongo. Ini adalah pernyataan cinta pertama kalinya dalam hidupnya.
Jantung Minho berdebar, ia tahu pasti Sulli akan menganggapnya aneh. Tapi mau bagaimana lagi. Ini lebih dari cukup untuk mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam. Ia masih menunggu jawaban dari Sulli. Ia gelisah. Hatinya tak karuan. Takut dirinya di tolak oleh Sulli.
Ia mengkhawatirkan jawaban yang akan diberikan wanita itu. "Baiklah.." Sulli menghela napas panjang. "Aku menerima untuk memulai hubungan ini." Katanya
"Apa ini tulus dari hatimu?" Tanya Minho. "Aku tak tahu tapi aku akan berusaha untuk menyukaimu. Walaupun sebenarnya aku masih bingung dengan keadaan ini." Sahutnya pelan."Sulli... Aku takkan memaksamu untuk menerima hubungan ini. Kita bisa membicarakannya pada orang tua kita." "Tidak Minho. Aku tak ingin mengecewakan mereka. Aku akan berusaha untuk menyukaimu. Maukah kau membantuku untuk hal itu?" Minho menghela nafas. "Baik aku akan membantumu." Tak terduga Sulli memeluknya. Perasaan hangat itu mulai kembali menyergapnya.
Minho membalasnya, ia merasakan harum tubuh Sulli masuk kedalam indra penciuman nya. Harum ini membuatnya damai. Semua bebannya hilang hanya dengan harum lembut yang menguar dari tubuh Sulli.
Sulli tersadar dari sikap konyolnya. Ia malu sekali, mukanya pasti memerah. Ia tak tahu apa yang ia lakukan, itu spontan. Karena dirinya merasa sangat bahagia. Perasaan itu tiba tiba saja muncul ketika ia mengingat perkataan terakhir Minho. "Maaf.." cicitnya pelan.
"Tadi itu spontan. Aku tak bermaksud Minho. Aku... " Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya. Lengan kekar itu menarik pelan lengannya. Membuatnya jatuh pada pelukan hangat tubuh Minho. "Aku tahu," perasaan bahagia mengunyah dalam dadanya.
Ia semakin menelusupkan kepalanya pada dada bidang Minho. Mendengar betapa kerasnya suara detak jantung pria itu. Benarkah detak jantung itu untuknya? Benarkah pria itu teramat mencintainya. Ia bahkan tak tahu apa yang tengah dirasakannya saat ini. Tapi ia yakin dan ia akan berusaha untuk membuka hatinya untuk Minho. Untuk pria pertama kali yang masuk dalam hidupnya.
.TBC.
Ihirr balik gaess. Ku balik. Lama ya? Hahaha maaf sibuk sekolah. Sekolah terakhir banyak yang harus disiapin. Tambah lagi pusingnya parah. Jadi ku cuma nulis dikit dan bingung mau kayak gimana aku nulisnya. Semoga nggak mengecewakan ya!! Jangan lupa Vomment nya gaess...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan atau...?
FanficBook Series #1 Minsul Romance™ ****** Tak pernah terbayangkan oleh Sulli ia akan kembali pada jeratan mantan kekasihnya yang sialnya begitu tampan. Hingga membuatnya menjadi seseorang yang begitu penting bagi hidup mantannya itu.. Minho...