IGvsBB|2

8.4K 333 1
                                        

"Berjagalah untuk hal yang terburuk, berharaplah akan hal yang terbaik dan terimalah apapun yang datang"

Setelah berjalan menyusuri koridor dengan waktu tempuh yang lumayan cepat Intan segera melangkahkan kakinya untuk memasuki ruang kelas nya yaitu kelas XII Ipa 1, sesampainya di ambang pintu Intan terdiam sejenak karna langsung di sambut hangat oleh kelasnya dengan suasana khas seperti saat berada di pasar dengan ketua gank nya siapa lagi kalau bukan Azka dkk.

Tidak mau terlalu lama lagi berdiri dan memperhatikan kejadian yang tak patut untuk di lihat Intan langsung masuk dan mulai angkat bicara

"Bisa diam gak!?Kelas apa pasar ha?" gaya bicara Intan cukup keras tapi dengan nada yang amat dingin di tambah lagi tatapan matanya yang membuat nyali mereka ciut, seketika kelas menjadi hening dan Intan pun langsung berjalan menuju tempat duduknya yang berada di barisan ke dua dari belakang tepat berada di depannya Azka.

Intan segera mendudukan dirinya dan mulai melakukan aktivitasnya yaitu dengan membaca pelajaran yang akan di pelajari nanti.

Azka yang sedari tadi diam dan agak sedikit takut pun mulai membernikan dirinya untuk memulai sebuah percakapan singkat antara dirinya dengan sang ratu ice itu. Azka pun memulai aksinya sebelum pak Ari memasuki kelasnya dan memulai pelajaran pertama di hari ini.

"Hm, tan gue boleh ngomong gak?" tanya Azka hati hati

Intan tak menjawab melainkan hanya sekedar menoleh dan mengangkat alis satu tanda ia sedang bertanya 'apa'.

Azka yang tak mengerti akan kode kode seperti itu pun segera memasang ekspresi bingungnya terhadap Intan, Intan yang paham akan hal itu langsung mengeluarkan suara nya

"Apa?" tanya Intan dingin singkat padat dan jelas

*sue benar, jawabnya singkat amatlah untung cantik* batin Azka

"Hm itu..anu..anu itu loh gimana cara ngomongnya yah hehe" jawab Azka gugup dan diakhiri cengiran kuda khas miliknya

Intan menatap Azka dengan tatapan bingung dan setelah itu kembali melanjutkan acara baca bukunya yang sempat tertunda karena meladeni Azka yang menurut Intan adalah hal yang hanya membuang buangkan waktunya saja.

5 menit kemudian pak Ari selaku guru matematika memasuki ruang kelas dimana kelas Azka dan Intan lebih tepatnya.

Suasana kelas pun mendadak menjadi seperti ruangan para zombie diam tapi seperti orang mati layaknya zombie seakan akan pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat menguras otak jiwa dan raga *thor paan sih lebay*

"Selamat pagi anak anak" Sapa pak Ari setelah mendudukan dirinya di kursi guru

"Pagi pak" jawab semua murid serampak tapi seperti tak bersemangat

"Baik, tolong buka buku kalian halaman 20 kerjakan nomor 1-25 yang selesai terlebih dahulu boleh keluar dan langsung istirahat ini uji kompetensi dari materi yang bapak ajarkan minggu lalu" ucap pak ari yang di beri jeda sedikit

"Bapak cuma mau sekedar mengetes sampai di mana daya tangkap serta daya ingat yang kalian miliki" lanjut pak Ari dengan sedikit senyum yang tercetak di bibirnya karna melihat wajah gusar dari murid kelas XII Ipa 1 ini

*Shit! Kenapa pelajaran ini harus ada sih, Matematika merupakan bencana terbesar bagi gue* batin Azka, dengan cepat ia menggusar wajahnya frustasi

"Baik pak" jawab murid dengan serentak namun dengan gaya bicara yang sangat lesu

Tidak mau berlama lama lagi menatap seisi kelas yang seperti tak punya semangat kehidupan Intan pun langsung mengerjakan tugas yang di kasih tersebut.

Dengan santai serta lihai namun pasti tangan Intan menari nari di atas sebuah buku yang sekarang sudah penuh dengan puluhan rumus matematika.

Tidak perlu waktu yang lama seperti teman temanya yang lain sekarang Intan telah selesai mengerjakan 15 nomor, sisa 10 nomor lagi maka ia akan terbebas dari semuanya.

Sedangkan orang yang berada tepat di belakang Intan sedari tadi hanya dapat memutar mutarkan alat tulisnya ia sama sekali tak mengerti tentang pelajaran tersebut mukanya yang tampan pun mulai terlihat gusar karna sedari tadi pikirannya melayang layang gimana caranya ia mengerjakan soal yang telah di berikan pak Ari.

Setelah ia mendapatkan ide garis dibibir nya tertarik melengkung sehingga menimbulkan senyum yang manis siapa saja yang melihat senyumnya itu akan terhipnotis, namun di saat yang bersamaan Intan telah selesai mengerjakan tugas nya dan ia sekarang telah menuju ke depan dimana tempat pak Ari duduk sekarang.

Seketika semua pasang mata tertuju padanya semua murid pun menatapnya kagum karena ia hanya membutuhkan beberapa menit untuk menyelesaikan tugas yang tergolong rumit tersebut.

Pak Ari pun segera mengoreksi untuk melihat hasil yang telah di kerjakan Intan. Tak perlu di ragukan lagi murid teladan cuek dan menjadi most wanted girl tersebut mendapat nilai yang sempurna membuat cowok tampan tersebut frustasi dan harus menerima kenyataan bahwa Intan adalah sosok cewek yang jenius*shit!pupus sudah harapan ini* batin Azka

Hallo all pakabar, vote dan komen terus ya biar author semangat buat nulis next partnya😁😘

Ice girl VS Bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang