Miss 🍂

74 7 1
                                    


Saat kita pergi nanti ada satu konsekuensi yang akan kita terima, yaitu terlupakan. Pergi untuk selamanya ataupun sementara konsekuensi itu pasti akan kita terima. Mungkin rasanya tidak akan telalu menyakitkan kalau kita sudah memiliki sesuatu sebagai pelariannya.

Namun aku berbeda, aku tidak terbiasa datang dan pergi begitu saja dalam kehidupan seseorang. Aku terbiasa berdiam diri di suatu titik dalam waktu yang lama, atau mungkin selamanya /?

Hari ini masih sama seperti hari – hari sebelumnya, masih sama seperti hari – hari setelah penyakit sialan ini mengganggu hidupku lagi. Duduk seharian di rumah sambil mengamati ibuku yang terlihat selalu sibuk mengurus rumah.

Menyapu, mengepel, mencuci, menyetrika baju, bahkan sampai mengganti bunga di vas Ia lakukan sambil sesekali mengajakku mengobrol ringan.

Membosankan ?

Memang! Itulah hari yang kulalui selama kurang lebih delapan bulan terakhir ini, diam dirumah seharian dengan hanya ditemani kedua orang tuaku dan sebuah mp3 player berwarna biru laut pemberian sahabat dekatku.

Sahabat dekat yang sudah kuanggap bagai kakakku sendiri, sahabat yang selalu menjadi tokoh pendamping setia saat suka maupun duka dalam ceritaku.

Menceritakannya disini membuatku makin merindukannya. Bukan hanya dia, tapi juga kelima sahabatku yang lainnya yang mungkin saja sekarang sedang berada di tempat rekaman untuk persiapan peluncuran album baru grup kami bulan depan.

Menyedihkan! Aku juga bagaian dari mereka, tapi kenapa aku malah duduk diam disini bukannya ikut rekaman dengan mereka ?!

Ah tentu saja ini akibat dari penyakit sialan itu.

Aku menderita penyakit herniated disk, penyakit yang disebabkan oleh piringan tulang belakang yang terselip di saraf. Akibat dari penyaki ini aku menjadi terus – terusan merasakan sakit di punggungku.

Aku sudah menderita penyakit ini sejak dua tahun yang lalu saat usiaku 15 tahun, atau tepatnya saat aku masih menjalani masa pelatihan untuk menjadi idol. Setelahnya penyakitku membaik dan akhirnya kambuh lagi delapan bulan yang lalu, tepat setelah tiga bulan aku dan keenam sahabatku berhasil debut sebagai grup musik baru dengan nama ‘Sky Evolution’.

Awal – awal debut sebagai idol sangat menyenangkan, bernyanyi dan menari bersama keenam sahabatku di atas panggung yang luas, bertemu dengan ratusan penggemar yang begitu menyayangiku, sampai tampil di acara – acara TV terkenal yang membuatku merasa sudah menjadi bintang besar yang dibanggakan semua orang.

Semua kegiatan keartisan itu benar – benar sukses membuat senyumku mengembang seharian. Walaupun rasa letih tidak dapat dielakan menghampiriku setiap saat, tapi semua itu terobati oleh tawa para sahabat segrupku dan teriakan nyaring para penggemar yang selalu menyemangati kami.

Ah aku merindukan masa – masa itu, masa – masa dimana aku masih bebas menari dengan lihainya di atas panggung. Tanpa kusadari air mataku mulai meluncur turun ke pipiku, membuat sungai kecil sebagai wujud kerinduan terhadap hidupku delapan bulan yang lalu.

“Sayang kenapa kau menangis ? Apa punggungmu terasa sakit lagi ?” suara halus Ibu seketika menghentikan lamunan panjangku.

Menyadari wajah khawatir Ibu, aku dengan cepat mengusap air mata dipipiku dan menggeleng kecil untuk menjawab pertanyaan Ibu.

“Lalu kenapa menangis hem ? Apa kau merindukan mereka ?” tentu saja aku paham siapa yang dimaksud mereka oleh Ibu.

Mereka, keenam sahabatkuku yang sangat aku rindukan. Terakhir mereka menjengukku sekitar lima bulan yang lalu, jadi tidak salah kalau aku sangat merindukan mereka sekarang.

“Kapan aku bisa berkumpul bersama mereka lagi bu ? Aku bosan hanya diam dirumah seharian. Aku ingin kembali berkumpul bersama mereka.” Aduku lirih kepada Ibu.

Mendengar suara lirih yang aku keluarkan Ibu segera duduk di sofa sebelahku sambil menatap mataku dengan tatapan sejuknya.

“Ini juga demi kebaikanmu sayang, bersabarlah. Lagi pula dokter bilang dalam waktu dua bulan kedepan kau sudah diperbolehkan mengikuti semua kegiatan grup musikmu lagi. Jadi belajarlah bersabar sedikit lagi.”

Iya, Ibu benar dua bulan lagi aku sudah diizinkan kembali ke kehidupan keartisanku. Memikirkan itu membuatku hampir larut dalam lamunan panjangku lagi sebelum tangan halus ibu mengelus lembut tangan kananku.

“Semuanya akan baik – baik saja, Illorion Sayang. Kau bisa menikmati kehidupanmu sebagai idol kesayangan semua orang lagi nanti.”

Benarkah ? Aku jadi makin tidak sabar untuk kembali.
























TBC


Huaahhh... Gimana ? Jauh kan dari kata cerpen /? :" gapapa lha tadi guru gua udah jelasin lagi gimana bikinnya
Jadi gua terpaksa bener" edit ulang cerita ini buat nanti disetor :"

Tapi yg gua up disini yang lengkap dan runtun kokk ((:

Dan gua up cerita ini sekarang karena tangan gua udah gatel pengen ngepublush ini TvT

Btw, buat yg minta pake nama" nct dream maafkan TTvTT kalo gitu kykny bakal lama dehh..

Soalnya tugas gua masih ngalir jadi kykny bakal gak sempet TTvTT

Udah ahh gua gak mau curhat disini lagii :'

Byebye muahhh~ 😘💕💕

Komen dong menurut kalian ini bakal sad apa happy ending ? :'v

Forgotten ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang