Rough 🥀

25 5 0
                                    

Nyanyian lembut dari speaker yang aku nyalakan memenuhi indra pendengarku. Suara berat namun lembut itu milik Alterio, anggota tersulung dari Sky Evolution, seorang leader yang menjadi panutan bagi anggota Sky Evolution yang lainnya -termasuk juga aku- .

Sebagai seorang pemimpin di grup, Alterio merupakan sosok yang bijaksana dan ulet dalam melakukan segala hal. Ia juga sangat perhatian terhadap anggota Sky Evolution yang lainnya, bahkan biasanya ia akan menjadi orang yang paling pertama peka terhadap kondisi orang – orang disekitarnya.

Itu yang sebelumnya aku ketahui tentang dirinya, tapi entah kenapa sekarang terasa sedikit berbeda.

Kembalinya aku seminggu yang lalu ke asrama Sky Evolution membuat sedikit perubahan pada perspektifku terhadapnya. Bukan hanya dia tapi mereka semua.

Saat awal aku datang kesana -asrama- ada sedikit kejanggalan yang aku rasakan. Pertama kali aku kembali berkomunikasi dengan mereka ada secuil atmosfer canggung yang membelenggu kami.

Semuanya terasa hambar, semua ekspentasi tentang kejutan kedatanganku seketika menguap ke udara. Bukan pelukan hangat yang aku dapatkan dari mereka semua, tapi hanya sebuah sapaan ringan dan satu pertanyaan dari Rolan -salah seorang vocalist di grup musik kami- yang membuat pikiranku terus bekerja keras sedari kemarin.

"Kau kembali ?"

Saat pertanyaan itu terlontar darinya, otakku tidak bisa berhenti untuk tidak berpikiran negatif. Mungkin saja pertanyaan itu tidak memiliki arti seperti yang aku pikirkan sekarang, mungkin saja Rolan bertanya begitu untuk memastikan apakah aku sudah benar – benar kembali atau hanya halusinasinya saja. Namun ekspresi wajahnya saat itu sedikit mengusikku.

Seperti kecewa dengan kedatanganku ?
Something like that, maybe(?)

Akibat pertanyaan itu pula aku sekarang terjaga disini, di ruang latihan tari milik agensiku. Mungkin besok aku akan mendengar omelan Kak Abriana seharian penuh karena menyelinap keluar asrama saat jam sudah menunjukan waktu lewat tengah malam.

Tidak ada yang aku lakukan di ruangan ini, awalnya aku kesini ingin menghilangkan semua pikiran negatifku tentang mereka dengan menari, tapi sesampainya disini aku tiba – tiba merasa malas.

Pikiranku terus melayang memikirkan kejadian – kejadian sejak aku mulai kembali ke asrama, entah ini hanya perasaanku saja atau bagaimana, tapi dari cara – cara mereka memperlakukanku, mereka seperti tidak membutuhkanku lagi.

Jelas saja, mereka sudah memiliki Elvan sebagai main vocalist di grup kami jadi untuk apa mereka membutuhkan aku yang hanya seorang sub vocalist ?!

Suara knop pintu yang diputar membuatku mengalihkan fokus dari lagu yang sedang aku dengarkan. Apakah aku sudah ketahuan oleh Kak Ana ?

Seorang pria tinggi muncul dari balik pintu itu, membuatku menghembuskan nafas lega saat melihatnya. Itu ternyata Kak Delvin, seorang senior yang sempat menyambutku saat aku datang kembali ke sini. Aku memang sempat menyuruhnya kemari untuk menemaniku, hitung – hitung menambah teman jika aku benar – benar dimarahi besok.

"Kau baik – baik saja huh ?" tanya Kak Delvin saat ia sudah duduk tepat disebelahku.

"Entahlah, aku hanya merasa sedikit diasingkan disini."

"Ada yang mengganggu pikiranmu ? Ceritakan saja."

Tawaran yang terdengar menggiurkan itu keluar mulus dari bibirnya, membuatku terdorong untuk menceritakan semua hal yang sudah aku laluin di asrama sejak seminggu yang lalu.

Tanpa bisa kukendalikan aku sudah begitu hanyut dalam ceritaku, sampai aku tidak menyadari kalau tanganku sudah mengepal kuat sedari tadi.

Kecewa!

Mungkin itu yang aku rasakan sekarang, rasa kecewa yang sedikit bercampur dengan rasa tidak terima atas semua perlakuan mereka terhadapku.

Aku merasa dihianati disini, bukankah dulu kita berjuang bersama – sama untuk grup kita ini ? tapi kenapa rasanya sekarang mereka seperti ingin menyingkirkanku ?

"Mungkin mereka masih lelah setelah promosi selama sebulan penuh, hingga mereka tidak bisa meresponmu lebih dari itu."

"Begitukah ? lalu kenapa mereka masih bisa tertawa kemarin di ruang tengah tanpa aku, dan saat aku datang mereka malah menghentikan lelucon mereka dan kembali fokus dengan TV yang mereka tonton ?!" kataku dengan menggebu – gebu.

"Hei tenanglah, mungkin mereka masih belum terbiasa dengan kehadiranmu. Berhentilah berfikir negatif atau semuanya akan memburuk!"

"Jadi menurutmu mereka sudah terbiasa tanpa aku ? atau mereka sudah melupakanku sebelumnya sehingga sekarang mereka harus beradaptasi lagi dengan keberadaanku ?!"

Entah siapa yang memulai tapi aku merasakan aura emosi tipis yang menyelimuti obrolan tengah malam kami. Dan bodohnya aku yang malah menambah keruh suasana dengan balik membentaknya tanpa dasar yang jelas.

Kurasa aku benar – benar kalut malam itu, sampai aku tidak bisa mengontrol tanganku yang hampir saja mendarat di rahang tegas seniorku itu. Entah untuk siapa emosiku ini, aku hanya merasa aku perlu melampiaskannya pada sesuatu.

Obrolan kami malam itu berakhir dengan suara dentuman pintu yang aku tutup dengan emosi yang memuncak. Aku pergi pada malam itu, pergi dari gedung agensi yang pernah aku anggap rumah setahun yang lalu, kurasa aku membutuhkan waktu untuk benar – benar sendiri sekarang.

Kejadian itu membuatku seketika merindukan rumah, rumah yang dimana hanya ada aku, ayah dan ibuku. Berbicara soal Ibu aku jadi mengingat kata – kata Ibu sebelumnya.

Ternyata ibu salah, semuanya tidak baik – baik saja, mereka tidak sama seperti dulu, mereka berubah.






Melupakanku!





























TBC

Huaaa . . . . .
Udah lama banget gak up TTvTT

Adakah yang nungu kelanjutan story ini ??? :" /GAKKK!/

Yaudahlah lhaa yaaaa :>

Oiya btw buat yg nungguin up story gua yg sebelah /WEE WOO/ sabar dulu yaa... Sumpah beberapa minggu ini tgs gua lagi banyak banget, gara" bntar lagi bakal libur hari raya XD

Udahh ahhh...

Bye ay (づ ̄ ³ ̄)づ

Forgotten ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang