Hari ke hari terus berlalu, bersamaan dengan itu hati juga akan berganti tujuan labuh. Entah kenapa dia semakin mulai menjauh dariku ini. Hati ini mulai risau, kucoba menghubungi namun kau hanya menjawab pesanku dengan singkat. Kembali ku menghubungi pesanku hanya kau baca saja, namun kau datang disaat kau membutuhkanku, adakah gerangan yang membuat dirimu seperti ini. Rasanya hati ini dihepaskan sekencang-kencangnya dari ketinggian yang setinggi-tingginya serta tak ada tumbukan lenting sempurna yang menghindari hati ini hancur berkeping-keping. Mungkin saja aku yang bodoh, mencintaimu dalam diam dan mencintaimu bahkan aku tak tau apakah kau juga mencintai hati yang polos tentang cinta ini. Rasanya hari-hari tanpamu layaknya sebuah proton yang kehilangan elektronnya untuk selalu bergerak.
Waktu terus berlalu, hati juga mulai pulih dari luka yang dulu pernah diperjuangkan. Mungkin perjuanganku selama ini adalah sebuah planet pluto yang jauh dari harapanmu dan tidak kau masukkan dalam kriteriamu. Namun, hidup ini harus terus berjalan, tanpa dirimu aku harus bisa berjuang demi kerasnya hidup didunia yang fana ini. Ya, aku yakin diri ini pasti bisa berjalan dengan waktu yang bergerak beriringan bersama kenangan yang terus membayang disetiap langkah perubahan. Diri ini kuat walau energi mentari telah berhenti memberikan sinarnya bagi kehidupan. Sekali lagi hanya khayal yang membuatku lebih percaya diri dan menimbulkan luka yang berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Gunung dan Perjuangan
AdventureSebuah pendakian yang dilakukan untuk mengapai sebuah cinta. Namun, perjuangan hanya sebatas angin berhembus yang tak ada gunanya. Hanya perjuangan mimpi yang akan abadi dan dapat bergejolak hingga nadi berhenti berdenyut.