Part 6

153 15 8
                                    

Author POV

Tanpa sadar Sungjae tertidur sampai siang. Jam di nakas sudah menunjukkan jam 11 siang, matahari pun sudah tinggi dan panas sudah menyengat masuk ke kamarnya. Sungjae mencoba bangkit dari kasurnya berjalan ke arah kamar mandi. Melihat kembali kondisinya yang kacau akibat tragedi semalam. Lingkaran hitam dimatanya memang samar namun wajah lelah sangat terlukis jelas di wajahnya. Telfon yang tertempel di dinding sebelah kaca wastafel berdering.

"Ya kepala kim waeyo?" jawab sungjae. Sempat dia terdiam mendengar penjelasan asisten pribadi yang telah menemaninya selama lima tahun belakangan ini. Sungjae menghembuskan nafas dalamnya setelah sabungan intercall terputus.

"Cobaan apa lagi ini, kali ini aku harus benar benar mengakhiri semuanya" gumam sungjae yang masih menatap wajah tampan namun lusuh di kaca. Dia segera membasuh mukanya lalu berlanjut dengan aktifitas mandinya. Air dingin yang mengalir dari shower sedikit mengurangi penat di kepala. Pikirannya benar benar kacau. Di saat dia sedang bermasalah dengan kekasihnya malah ada tambahan masalah baru bagai jackpot.

Sungjae turun ke lantai satu rumahnya dan di dapati kedua orangtuanya beserta Sungyoung kakak perempuannya. Mereka berempat duduk di meja makan bersiap untuk sarapan. Sungjae duduk di sebelah oenni-nya yang sedari tadi sudah menunjukkan wajah rindu pada adik kecilnya. Sungyoung tidak tinggal bersama dengan sungjae, sejak lulus dari kuliahnya dia langsung bekerja di perusahaan ayahnya dan memegang cabang di amerika. tak perlu di tanyakan lagi sungjae ambil bagian untuk mengurus kantor di seluruh asia dan eropa. Sedangkan ayahnya hanya memantau kinerja anak anaknya di rumah. 

"Bagaimana pekerjaanmu sayang? Kau jarang pulang kerumah" ucap Ny. Yook membuka pembicaraan.

"Pekerjaanku baik mom, aku pulang ke apartement karena lebih dekat dari kantor" jawab sungjae sambil mengambil jus jeruk yang baru di sajikan oleh pelayan.

"Mulai sekarang kau harus lebih sering pulang kerumah adik kecilku karena aku akan menetap beberapa bulan disini. Aku rindu bermain denganmu" jawab sungyoung dengan nada menggoda.

"Hei kau ingat umur, lebih baik kau main dengan pacarmu itu kasihan dia sudah usang karena jarang kau ajak main"

"Yaa! Yook sungjae mulutmu itu harus di kuliahkan bukan hanya otakmu! sebaiknya kau cepat cepat berbaikan dengan sooyoung karena seminggu lagi aku akan bertunangan tidak mungkin kan kau tidak menggandeng siapapun di acaraku"

"Kau bertengkar dengan sooyoung? Tanya oemma sungjae, "apa yang kau perbuat dengannya?" ucap Ny. Yook dengan sedikit penekanan

"Hanya salah paham oemma, hari ini aku akan berdamai dengannya"

"Apa ini ada hubungannya dengan kim so hyun? Karena ayahnya kemarin menelpon appa dan ingin bertemu hari ini" tiba tiba Tn. Yook angkat bicara

"Sedikit berkaitan, semoga appa bijak mengambil keputusan saat bertemu dengannya Tn. Kim nanti, aku tidak mau membawa bawa relasi karena kalau urusan hati aku bisa menentukan sendiri pilihan ku" jawab sungjae tak acuh

"Baiklah, appa akan coba" jawab Tn. Yook datar. Sementara itu Ny. Yook dan Sungyoung hanya bertatapan bingung akan pembicaraan kedua lelaki itu. Karena sangat jarang keduanya berbicara di luar dari pekerjaan.

"Nanti malam ajak calon mantu ku ke rumah sayang, aku ingin bertemu dengannya" pinta Ny. Yook

"Iya iya betul aku juga mau mengajaknya menemaniku melihat baju untuk pernikahanku" timpal Sungyoung dengan semangat.

"Araseo, aku permisi dulu mau bersiap siap, dan appa" Sungjae menghela nafas beratnya, "aku sangat berharap Appa tidak mempercayai perkataan Tuan Kim ataupun anaknya" sungjae lalu beranjak dari kursinya menuju ke kamar. Tak lama sungjae pun turun dengan jaket jeans dan topi menuju mobil. Sudah pasti dia akan menuju ke apartement kekasihnya. Di dalam mobil Sungjae mencoba menghubungi Sooyoung via telfon namun tidak di jawab. Dia coba mengirim pesan di sela sela lampu merah.

ABOUT TIMEWhere stories live. Discover now