Jomblo

915 14 2
                                    

Biarlah mau dikata predikat sakral itu terserah mereka mau stempel ke jidat Dafa. Setiap mencoba berdekatan dengan gadis gadis kenalan abangnya Rendy, selalu Mila yang menjadi standar idealnya.

Tak ada manusia yang senang di banding bandingkan, terlebih wanita. Catat itu, dan yang dilakukan Dafa? Rendy sudah menyerah sejak negara api menyerang. Adiknya yang satu itu ngotot bilang tidak menyukai Mila seujung kuku tapi selalu membicarakan sahabatnya, Mila ketika sedang dikenalkan dengan gadis lain.

Jadi, bukannya tak peduli pada status Jomblo sang adik, Rendy hanya sudah mengibarkan bendera putih dan melambai lambaikan tangan pada kamera. Menyerah.

"Nih anak anak, ngucapin Met milad. Apa ngajak tawuran sih?" Ucap Dafa sambil mengunyah kentang goreng rasa jagung dari Mila. Hadiah bertambah tua. 24 tahun dan selama itu pula Dafa masih tak berganti status Jomblo.

"Eh! Udah makin tambah umur tuh ya mikir. Ganti status jomblo. Gue nih. Anak udah mau tiga lah elu masih aja sendiri, ingat kita itu manusia, butuh partner buat memperbanyak diri. Emang elu bakteri?" Respon Rendy sembari menyomot kentang goreng dari pangkuan adiknya itu.

"Lo tuh abang apa cobaan sih? Ya kali nasehatin aja udah kayak bon cabe level 30. Pedes banget. Ampe segala gue di samain kayak bakteri, lo sama aja kayak temen temen gue ngajak tawuran" balas Dafa sewot dan berjalan menuju LCD tv layar datar yang tertempel ciamik pada dinding bercat putih gading.

"Nih. Lo liat bang. Ucapan met milad dari temen temen gue. Kampret bener kan? Semua antara ngatain dan ngedoain supaya jomblo gue cepet pensiun. Asem emang. Tapi ya lucu juga. Lagian... gue seneng seneng aja menjomblo lah seluruh Indonesia aja yang risih ama status itu. Kenapa?" Ucap Dafa panjang sambil menscroll handphonenya yang masih terkoneksi dengan TV.

Rendy cuma bisa tersenyum geli melihat beranda facebook sang adik yang dipenuhi ucapan juga ledekan. Hidup ini keras bang! Apalagi buat jomblo di Indonesia.

"Mana entar malam mesti nemenin si Mila ke nikahan Ando kan kampret moment banget" lanjut Dafa mengeluh.

"Bukannya si Ando ama Mila ya?" Balas Rendy masih sibuk dengan Ranika yang menarik narik bajunya sambil menebar iler dimana mana. How cutes?

"Ga tau gimana deh bang. Minggu kemarin si Mila minta gue jemput dari rumah Ando. Sambil nangis, ya udah gue traktir karokean aja. Habis itu keluarlah undangan malapetaka itu. Dengan ultimatume wajib nemenin si Mila ke sono. Dia itu heh!" Jelas Dafa panjang sambil mengangkat bahu juga memberikan rambutnya untuk di elus elus hampir di jambak Amel ketika hendak tidur.

"Udah sama si Mila aja sih?" Tawar Rendy yang di sambut protes Dafa double ringisan akibat jambakan Amel dan berakhir kepala Ranika kepentok dagu ayahnya dua bocah cantik itu menangis bersahut sahutan dengan protes panjang Dafa. Gaduh.

***
Gaun hitam panjang selutut dipadu celana jins juga jilbab kain satin dan sedikit polesan make up membuat Mila terlihat cantik, tapi tidak sorot matanya yang terlihat sendu. Apalagi yang bisa ia lakukan selain gentle menghadiri pernikahan Ando. Mantan ke tujuhnya. Padalah tujuh angka favorite semua orang. Dia pikir akhirnya bisa menjadi bagian hidup pacar ke tujuhnya suatu hari. Tapi siapa sangka hanya menjadi bagian dari tamu di resepsi pernikahan.

"Kamu minta aku humoris kayak Dafa, minta aku memperlakukan kamu seperti Dafa. Tapi, aku Ando bukan Dafa. Rasanya cukup membawa Dafa dalam perdebatan kita. Aku memilih berhenti dan melanjutkan semuanya bersama Rini. Maaf, Mil"

Ini. Terlalu cepat bagi Mila, bagaimana bisa Ando menyimpulkan ia membandingkan dirinya dengan Dafa. Ya. Sesekali memang tapi, sampai meminta Mila menyisihkan dirinya dengan wanita lain yang bahkan langsung mendapat akses VVIP menuju pelaminan bersama Ando. Sungguh tidak adil.

TTM (Teman tapi Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang