PMS

280 9 0
                                    

Emosi wanita itu seperti roler coaster kadang tiba tiba naik, turun abis itu nikung terus jungkir balik. Dafa sampai harus mengelus dada kalau emosi mereka kambuh mode on.

"Lu mau apa sih dari tadi ga jelas"
Sungut Dafa sambil menyetir.

"Ya gue mau lu jujur aja lu yang kentut kan. Ini bau banget mobil" sengit Mila menghadap ke arah Dafa.

"Sumpeh Bumil kagak kentut gue. Lagian ngapain gue kentut backstreat lebih afdol depan hidung lu aja sekalian" niat hati ingin ngelawak tertawa malah...

"Eh! Jangan asal manggil manggil Bumil! Lagian gini deh lu ngaku aja lu kan yang kentut. Lu kan cowok. Kaum yang tukang tipu! Ngaku aja deh!" Semprot Mila menjadi.

"Ia ia ngaku deh emang gue yang kentut. Puas!" Teriak Dafa kesal, dari pada urusan tuduh menuduh kentut ini makin panjang. Mengalah lah Dafa, renung Dafa sambil mengelus dada.

"Tuh kan! Laki laki tu. Emang dasar tukang tipu. Orang gue kok yang kentut. Lu yang ngaku ngaku dasar pembohong" balas Mila.

Tubuh Dafa lemas, antara mau marah balik atau menangis. Wanita ini! Benar benar menguji kesabaran. Dafa lalu menarik nafas panjang dan cuma menatap Mila dengan Memelas.

"Gimana! Enak baunya?" Ucap Mila lagi dengan intonasi meledek.

"Iya. Nambah dong" balas Dafa sekenanya, entah sepertinya Mila sedang PMS.

Mereka kemudian larut dalam fikiran masing masing. Juga pada lalu lintas malam Jakarta yang menyebalkan, malam ini berbintang. Mereka memilih cafe bernuansa garden di sekitar area kelapa Gading untuk Pertemuan pertama Salma dan Dafa, yang Entah kenapa bersamaan dengan jadwal PMS Mila.

Perasaannya kesal tak karu karuan, perutnya nyeri, badannya lemas. Kepalanya sedikit pening. Benar benar unmode.

"Lu kedalam aja, biar gue di sini" tutur Mila.

"Yakin? Kita balik aja lah. Lu pucet banget Mil. Gue khawatir"

"Lebay lu kong! Udah sono. Gue cuma mau haid doang kok, emang gini. Sorry ya yang tadi"

"Yang kentut tadi? Hahaha its okey"

"Eh si Salma tiba tiba batalin nih. Katanya sakit" lanjut Dafa bohong sambil pura pura sedang membalas chat Salma. padahal dia lah yang sudah membatalkan sejak tadi sekali.

Lagi pula, muka pucat Mila itu sudah sejak di jemput dan Dafa lebih memilih mengantar temannya itu ke dokter dengan alibi pergi kencan buta. How jenius?

" ga usah ke dokter, balik aja udah biasa tiap bulan, lu aja yang kebetulan ngeliat pas gue lagi parah parahnya. Biasanya ya gue selalu di kamar" jelas Mila lemah.

"So im the first? Tersanjung deh!"
Kata Dafa sambil ngedip ngedip mata genit.

"Anjay banget muka lu. Udah ah gue mau tidur" balas Mila lalu membalikkan wajahnya ke kaca dan mulai menghilangkan kesadarannya.

Sebenarnya, kekhawatiran, keperdulian itu apalagi di antara pria dan wanita dewasa, sudah menjawab banyak tanya tersirat tentang perasaan perasaan yang disebut sayang. Semoga kedua mahluk tidak peka itu segera saling menyadari kehadiran masing masing.

**

Hari libur itu waktunya bergelung dalam selimut, menikmati bonus istirahat setelah tumpukan resep dan keluhan keluhan pasien. Tidur...

Tin tin tin
Bunyi klakson menandakan pesan WA yang masuk ke handphone Mila, siapa? Nomor baru, dengan chat yang sok akrab manggil manggil lala bunbun ku lagi, beuh anjay! Banget.

"Nama gue Mila. Maaf situ salah ngechat kali'" balas Mila kesal sambil membanting HP nya ke bagian kasur lain, menutup mata, mencoba tidur kembali namun...

TTM (Teman tapi Menikah)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang